BLOG.TRIBUNJUALBELI.COM - Rem merupakan komponen utama yang berperan besar dalam menjaga keselamatan pengendara.
Tanpa rem yang berfungsi dengan baik, risiko kecelakaan meningkat tajam, terutama saat melaju di jalan menurun, licin, atau padat kendaraan.
Sayangnya, masih banyak pengendara yang kurang memperhatikan kondisi sistem pengereman hingga akhirnya mengalami salah satu masalah paling berbahaya yaitu rem blong.
Rem blong adalah kondisi di mana rem kehilangan daya cengkeram atau bahkan tidak berfungsi sama sekali.
Dalam situasi tertentu, rem bisa terasa kosong ketika tuas ditekan, membuat motor sulit dikendalikan.
Meski terdengar menakutkan, rem blong sebenarnya bisa dicegah jika penyebabnya diketahui lebih awal dan dilakukan perawatan yang tepat.
Berikut enam penyebab umum rem blong pada sepeda motor yang perlu diwaspadai sebelum terlambat:
Baca Juga : Kampas Rem Murah, Risiko Mahal! Kenali 5 Dampaknya untuk Motor
1. Minyak Rem Habis atau Kualitasnya Menurun
Sistem pengereman pada motor dengan cakram bekerja menggunakan tekanan hidrolik.
Tekanan ini berasal dari minyak rem yang mendorong kaliper untuk menjepit cakram.
Jika minyak rem berkurang, menguap, atau kualitasnya sudah menurun karena jarang diganti, tekanan hidrolik menjadi lemah.
Akibatnya, tuas rem terasa lembek dan daya pengereman berkurang drastis.
Kondisi ini sering kali diabaikan karena secara visual minyak rem tidak tampak bocor.
Padahal, seiring waktu, minyak rem bisa menyerap udara dan uap air yang memengaruhi performanya.
Idealnya, minyak rem diganti setiap 1–2 tahun atau setiap 10.000 kilometer, tergantung intensitas penggunaan motor.
2. Udara Masuk ke Sistem Hidrolik
Udara yang terperangkap di dalam saluran minyak rem akan membuat tekanan hidrolik tidak tersalurkan dengan sempurna.
Saat tuas ditekan, sebagian tenaga justru digunakan untuk menekan udara, bukan mendorong kaliper.
Akibatnya, rem terasa kosong atau harus ditekan berulang kali baru terasa pakem.
Masuknya udara bisa terjadi karena proses pengisian minyak rem yang kurang tepat, adanya kebocoran kecil, atau getaran terus-menerus pada saluran.
Untuk mengatasinya, perlu dilakukan proses bleeding atau pembuangan udara dari sistem rem agar kembali bekerja normal.
3. Kampas Rem Aus dan Tidak Segera Diganti
Kampas rem memiliki batas keausan tertentu.
Saat ketebalannya sudah menipis, kemampuan mencengkeram cakram menurun drastis.
Bahkan, jika dibiarkan terlalu lama, logam pada dudukan kampas bisa bergesekan langsung dengan cakram, menimbulkan bunyi berdecit dan merusak permukaan cakram.
Tanda kampas mulai aus biasanya terlihat dari bunyi gesekan yang kasar atau jarak tuas rem yang semakin dalam.
Pemeriksaan sebaiknya dilakukan setiap servis rutin agar penggantian bisa dilakukan tepat waktu sebelum daya pengereman benar-benar hilang.
4. Cakram atau Tromol Kotor dan Berminyak
Baca Juga : 5 Hal yang Sering Jadi Biang Kerok Bunyi pada Kampas Rem Motor
Permukaan cakram atau tromol yang kotor, berdebu, atau terkena minyak akan membuat gesekan antara kampas dan permukaan rem menjadi licin.
Akibatnya, pengereman terasa “melayang” dan tidak pakem.
Kondisi ini sering terjadi setelah berkendara di jalan basah, berlumpur, atau setelah mencuci motor tanpa memperhatikan bagian rem.
Membersihkan bagian cakram dan kampas secara rutin sangat disarankan.
Gunakan cairan pembersih khusus rem untuk mengangkat minyak atau kotoran tanpa merusak permukaan komponen.
5. Selang Rem Bocor atau Retak
Selang rem berfungsi mengalirkan tekanan dari tuas rem ke kaliper.
Jika ada kebocoran kecil atau retakan pada selang, tekanan hidrolik akan berkurang dan minyak rem bisa keluar perlahan.
Tanda awal yang sering muncul adalah minyak rem berkurang tanpa sebab jelas, atau rem terasa tidak konsisten saat digunakan.
Segera periksa selang jika terlihat rembesan minyak di sekitar sambungan.
Penggantian selang rem yang sudah tua atau aus sangat penting, karena kebocoran sekecil apa pun bisa menyebabkan rem blong saat digunakan di jalan.
6. Overheating atau Suhu Rem Terlalu Panas
Rem bisa kehilangan fungsinya akibat panas berlebih.
Kondisi ini sering dialami saat rem digunakan terus-menerus dalam jarak jauh atau menuruni jalan curam tanpa jeda.
Panas tinggi membuat kampas kehilangan daya gesek dan minyak rem bisa menguap, menurunkan tekanan hidrolik.
Untuk mencegah hal ini, gunakan teknik pengereman bertahap dan manfaatkan engine brake dengan menurunkan gigi secara perlahan.
Cara ini membantu menjaga suhu rem tetap stabil dan memperpanjang usia komponen pengereman.
Ingat, keselamatan di jalan tidak hanya bergantung pada kecepatan atau keterampilan berkendara, tetapi juga pada seberapa baik motor dirawat.
(Eno/TribunJualBeli.com)