BLOG.TRIBUNJUALBELI.COM - Dalam beberapa tahun terakhir, tren penggunaan speedometer digital pada motor semakin meningkat.
Jika dulu motor bebek dan sport entry-level masih didominasi panel analog, kini bahkan skutik harian sudah dilengkapi panel digital penuh.
Tampilan modern, informasi yang lengkap, hingga kesan futuristis membuat banyak pengendara menyukainya.
Namun, tidak sedikit pula pengguna yang merasa was-was.
Alasannya sederhana, yaitu speedometer digital dianggap lebih rentan rusak dan mahal jika diperbaiki.
Benarkah demikian?
Mari kita kupas lebih dalam lewat lima fakta berikut:
Baca Juga : 5 Faktor Utama Penyebab Kaca Speedometer Motor Retak
1. Rentan terhadap Air dan Kelembapan
Komponen utama speedometer digital adalah panel layar berbasis LCD atau TFT.
Meski pabrikan sudah melengkapinya dengan pelindung mika, kelembapan tinggi dan paparan air tetap menjadi musuh utama.
Misalnya, motor yang sering dipakai saat hujan atau dicuci menggunakan semprotan bertekanan tinggi bisa mengalami masalah pada segel panel.
Jika air masuk ke dalam, bukan hanya tampilan yang terganggu, tetapi juga bisa menyebabkan konsleting.
Itulah sebabnya banyak mekanik menyarankan agar saat mencuci motor, area speedometer cukup dilap lembut, bukan disemprot langsung.
2. Sangat Bergantung pada Sistem Kelistrikan
Berbeda dengan speedometer analog yang menggunakan kabel mekanis, versi digital sepenuhnya mengandalkan arus listrik dan sensor elektronik.
Artinya, jika ada masalah pada aki, soket longgar, atau kabel bermasalah, panel digital bisa langsung bermasalah.
Gangguannya pun beragam: dari tampilan angka yang berkedip, layar meredup, hingga mati total.
Bagi sebagian pengguna, ini terasa cukup merepotkan karena kerusakan kecil pada sistem kelistrikan bisa berimbas langsung ke panel speedometer.
3. Biaya Perbaikan Cenderung Lebih Tinggi
Baca Juga : 6 Masalah yang Sering Menyebabkan Speedometer Motor Rusak
Inilah salah satu alasan mengapa speedometer digital sering dianggap rawan merogoh kocek.
Jika panel analog rusak, umumnya hanya perlu mengganti kabel atau jarum, dan biayanya relatif murah.
Sementara untuk digital, kerusakan pada layar atau modul biasanya sulit diperbaiki secara parsial.
Dalam banyak kasus, solusinya adalah mengganti unit panel secara utuh.
Harganya bisa mencapai ratusan ribu hingga jutaan rupiah, tergantung jenis motor dan teknologi yang digunakan.
4. Umur Pakai Tergantung Kualitas Panel dan Pemakaian
Fakta menarik lainnya adalah daya tahan speedometer digital sangat dipengaruhi kualitas material dan pola pemakaian pengendara.
Pada motor premium yang menggunakan panel TFT berkualitas tinggi, umur pakainya bisa cukup panjang dan jarang bermasalah.
Namun, pada motor kelas entry-level dengan panel digital sederhana, masalah seperti layar buram, angka sulit terbaca di bawah terik matahari, hingga dead pixel lebih sering ditemui.
Faktor eksternal seperti motor sering parkir di bawah sinar matahari langsung juga mempercepat kerusakan layar.
5. Memberikan Informasi Lebih Lengkap dan Modern
Meski punya kelemahan, tidak bisa dipungkiri bahwa speedometer digital menawarkan banyak keunggulan fungsional.
Selain menampilkan kecepatan, ada juga informasi konsumsi bahan bakar, jam digital, trip meter, voltmeter aki, hingga indikator perawatan berkala.
Bagi pengendara yang mengutamakan efisiensi dan kenyamanan, informasi tambahan ini jelas sangat membantu.
Bahkan, beberapa motor terbaru sudah menggunakan panel TFT berwarna dengan konektivitas smartphone, yang tentu tidak mungkin ditemukan pada speedometer analog.
Pada akhirnya, semua kembali ke kebutuhan pengendara.
Jika menginginkan tampilan modern dengan fitur informatif, speedometer digital jelas pilihan menarik.
Tetapi jika mengutamakan ketahanan jangka panjang dan biaya perawatan murah, speedometer analog mungkin masih lebih bersahabat.
(Eno/TribunJualBeli.com)