BLOG.TRIBUNJUALBELI.COM - Renovasi rumah adalah langkah penting yang sering dilakukan ketika hunian sudah mulai terasa sempit, kurang nyaman, atau tidak lagi sesuai dengan kebutuhan keluarga.
Kadang renovasi juga dilakukan untuk menambah nilai jual rumah, misalnya dengan menambah kamar, memperluas dapur, atau mempercantik tampilan fasad.
Namun, kenyataannya tidak sedikit renovasi rumah yang justru berakhir mengecewakan.
Alih-alih mendapatkan hunian yang lebih indah dan nyaman, hasil renovasi malah menguras dompet, menimbulkan masalah baru, bahkan membuat rumah terasa kurang aman untuk ditinggali.
Banyak kasus renovasi gagal disebabkan oleh kesalahan yang sebenarnya bisa dihindari sejak awal.
Agar tidak mengalami kerugian, berikut ini adalah 7 kesalahan umum saat renovasi rumah yang bisa bikin rugi besar.
Baca Juga : Rumah Second Tampil Baru, 5 Gaya Renovasi Teratas di Tahun 2025
1. Tidak Membuat Rencana Renovasi yang Jelas
Banyak orang terlalu bersemangat untuk segera merenovasi tanpa menyusun rencana detail.
Padahal, rencana adalah pondasi penting agar semua proses berjalan lancar.
Tanpa rencana, pekerjaan bisa berubah-ubah di tengah jalan, menimbulkan kebingungan antara pemilik rumah dengan tukang, hingga menyebabkan hasil renovasi tidak sesuai harapan.
Rencana renovasi sebaiknya mencakup desain akhir, daftar prioritas (mana yang paling penting diperbaiki terlebih dahulu), perkiraan biaya, serta waktu pengerjaan.
Dengan begitu, semua pihak yang terlibat memiliki gambaran yang sama sejak awal.
2. Mengabaikan Anggaran Detail
Kesalahan klasik berikutnya adalah menyepelekan anggaran.
Banyak yang hanya menyiapkan dana pokok untuk material besar, padahal ada banyak biaya kecil yang bisa menumpuk, seperti paku, kabel tambahan, transportasi material, hingga biaya lembur tukang.
Jika tidak dihitung dengan detail, renovasi bisa berhenti di tengah jalan karena dana habis.
Lebih parah lagi, ada kemungkinan kualitas pekerjaan dikorbankan demi memangkas biaya.
Oleh karena itu, selalu buat rincian anggaran lengkap dan siapkan dana darurat sekitar 10–20% dari total biaya untuk mengantisipasi kebutuhan mendadak.
3. Memilih Kontraktor atau Tukang Tanpa Seleksi
Renovasi rumah sangat bergantung pada tenaga kerja.
Sayangnya, banyak pemilik rumah yang asal memilih tukang atau kontraktor, biasanya hanya berdasarkan rekomendasi satu orang tanpa melakukan survei terlebih dahulu.
Memilih pekerja tanpa mengecek portofolio atau hasil pekerjaan sebelumnya sangat berisiko.
Bisa saja pekerjaan tidak rapi, molor, atau bahkan ditinggalkan sebelum selesai.
Maka, penting untuk menyeleksi kontraktor dengan teliti, membandingkan harga, membaca ulasan, dan memastikan mereka punya pengalaman sesuai jenis renovasi yang diinginkan.
4. Mengabaikan Kualitas Material
Baca Juga : 7 Hal Penting yang Harus Diperhatikan Sebelum Renovasi Apartemen
Menghemat biaya dengan memilih material murah memang terdengar menggiurkan, tetapi keputusan ini bisa menimbulkan kerugian besar di kemudian hari.
Material murahan biasanya tidak tahan lama, mudah rusak, bahkan berisiko membahayakan penghuni rumah.
Contohnya, memilih cat murah bisa membuat tembok cepat mengelupas, atau menggunakan keramik tipis bisa cepat retak.
Lebih baik memilih material berkualitas standar menengah ke atas yang tahan lama, sehingga tidak perlu sering melakukan perbaikan ulang.
5. Tidak Memperhatikan Struktur Bangunan
Banyak orang fokus pada tampilan luar, seperti mengecat ulang atau mengganti interior, tapi lupa memperhatikan struktur utama rumah.
Padahal, renovasi tanpa memperbaiki struktur yang lemah seperti fondasi, dinding retak, atau atap bocor bisa sangat berbahaya.
Jika renovasi hanya mempercantik tampilan tanpa memperbaiki bagian penting, rumah tetap tidak aman dan rawan kerusakan.
Karena itu, sebelum renovasi, lakukan pengecekan menyeluruh pada kondisi struktur dan pastikan semuanya dalam keadaan kuat.
6. Mengubah Desain di Tengah Proses Renovasi
Mengganti desain setelah pekerjaan dimulai adalah salah satu penyebab terbesar anggaran membengkak.
Misalnya, memutuskan menambah kamar setelah dinding sudah dibangun, atau mengganti jenis lantai setelah material lama sudah dibeli.
Setiap perubahan desain biasanya membutuhkan tambahan biaya material, waktu, dan tenaga kerja.
Jika terus dilakukan, jadwal akan kacau dan pengeluaran tidak terkendali.
Solusinya, pastikan desain sudah benar-benar matang sebelum renovasi dimulai, sehingga tidak perlu ada perubahan besar di tengah jalan.
7. Tidak Memperhitungkan Waktu Pengerjaan
Kesalahan lain yang sering diremehkan adalah menganggap renovasi bisa selesai cepat.
Padahal, ada banyak faktor yang memengaruhi, seperti cuaca buruk, keterlambatan pengiriman material, atau jumlah tenaga kerja yang terbatas.
Tidak memperhitungkan waktu dengan realistis bisa membuat pemilik rumah frustrasi dan biaya bertambah, apalagi jika sistem pembayaran tukang menggunakan hitungan harian.
Oleh karena itu, selalu buat timeline pengerjaan dengan cadangan waktu ekstra untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak terduga.
Rumah akan terasa lebih nyaman, fungsional, dan memiliki nilai jual lebih tinggi.
Namun, jika dilakukan tanpa perencanaan matang, renovasi justru bisa jadi bumerang yang membuat kerugian besar.
(Eno/TribunJualBeli.com)