BLOG.TRIBUNJUALBELI.COM - Di tengah kenaikan harga properti yang terus melaju tiap tahun, banyak generasi milenial merasa membeli rumah adalah mimpi yang makin jauh dari jangkauan.
Gaji yang pas-pasan, beban cicilan lain, hingga godaan gaya hidup serba instan sering menjadi penghalang utama.
Namun, bukan berarti punya rumah itu mustahil.
Dengan perencanaan dan strategi yang tepat, generasi milenial tetap bisa mewujudkan mimpi memiliki hunian sendiri, meski tidak instan.
Berikut adalah 5 cara yang realistis dan aplikatif untuk menabung DP rumah meskipun kamu termasuk yang bergaji terbatas:
Baca Juga : Bisa Punya Rumah! 6 Cara Menabung Meski Gaji Terbatas
1. Tentukan Target, Rumah Seperti Apa yang Dibutuhkan
Langkah awal yang sering terabaikan adalah menentukan jenis rumah dan kisaran harga yang masuk akal.
Banyak orang langsung menargetkan rumah impian tanpa menyesuaikannya dengan kondisi keuangan saat ini.
Padahal, yang terpenting bukan rumah besar di pusat kota, tetapi hunian yang layak, aman, dan terjangkau.
Mulailah dengan riset harga rumah di wilayah yang masih dalam jangkauan, seperti kawasan pinggiran kota atau rumah subsidi dari pemerintah.
Misalnya, jika kamu menargetkan rumah dengan harga Rp300 juta, maka DP yang perlu disiapkan dengan asumsi 20% adalah sekitar Rp60 juta.
Dengan angka ini, kamu bisa membuat rencana menabung yang lebih konkret: berapa lama kamu butuh menabung, dan berapa besar yang harus disisihkan tiap bulan.
Langkah ini penting agar kamu tidak menabung tanpa arah atau malah patah semangat karena target terlalu tinggi.
2. Pisahkan Tabungan DP Rumah dari Rekening Harian
Kesalahan umum yang sering terjadi adalah mencampur tabungan untuk DP rumah dengan rekening yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
Akibatnya, tabungan ini sering terpakai tanpa sadar, apalagi saat kondisi darurat atau keinginan impulsif muncul.
Solusinya, buka rekening khusus untuk tabungan DP rumah. Idealnya, rekening ini tidak terhubung dengan kartu debit atau mobile banking, sehingga kamu tidak tergoda untuk mengaksesnya dengan mudah.
Bahkan jika memungkinkan, tempatkan dana tersebut dalam instrumen investasi ringan seperti deposito atau reksa dana pasar uang, yang bisa memberi bunga lebih besar dibandingkan tabungan biasa namun tetap relatif aman.
Dengan memisahkan tabungan ini secara disiplin, kamu bisa melihat progres dan termotivasi untuk terus melanjutkan.
3. Tekan Pengeluaran Gaya Hidup dan Fokus pada Prioritas
Generasi milenial dikenal sebagai generasi yang sangat akrab dengan gaya hidup konsumtif seperti ngopi di kafe, nongkrong di tempat hits, langganan banyak platform hiburan digital, traveling, dan belanja online.
Semua itu sah-sah saja, tapi jika kamu punya mimpi besar seperti membeli rumah, perlu ada pengorbanan dalam jangka pendek.
Mulailah mencatat semua pengeluaran rutin setiap bulan.
Dari situ, kamu bisa tahu mana yang bisa dikurangi tanpa mengorbankan kebutuhan pokok.
Misalnya, kamu bisa mulai dengan memangkas nongkrong dari 4 kali seminggu menjadi 1 kali, atau memasak di rumah dibanding terus-terusan beli makan online.
Hasil penghematan itu langsung alokasikan ke tabungan DP rumah.
Gaya hidup minimalis bukan berarti hidup menderita, tetapi hidup lebih sadar terhadap prioritas.
Rumah adalah aset jangka panjang, sedangkan kesenangan gaya hidup seringkali hanya sesaat.
Baca Juga : Jangan Sampai Salah! Ini 5 Kesalahan Umum Saat Membeli Rumah
4. Ikut Program Bantuan Rumah dari Pemerintah atau Developer
Pemerintah Indonesia memahami betapa sulitnya generasi muda memiliki rumah, terutama yang berpenghasilan rendah.
Oleh karena itu, pemerintah menyediakan berbagai program bantuan seperti KPR FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan), Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM), hingga Tapera (Tabungan Perumahan Rakyat).
Program-program ini sangat membantu karena menawarkan cicilan ringan, bunga tetap yang rendah, hingga DP yang jauh lebih kecil dibanding KPR komersial.
Untuk bisa ikut, kamu biasanya harus memenuhi beberapa syarat, seperti penghasilan maksimal tertentu, belum pernah punya rumah, dan membeli rumah dari developer yang bekerja sama.
Selain itu, banyak developer perumahan saat ini juga menawarkan promo seperti DP 0%, cicilan ringan di awal, atau subsidi biaya-biaya akad.
Jangan ragu untuk aktif mencari informasi dan membandingkan penawaran, karena ini bisa sangat meringankan beban awal yang sering jadi kendala terbesar.
5. Manfaatkan Sumber Penghasilan Tambahan
Kalau gaji kamu pas-pasan dan bahkan nyaris tidak tersisa untuk ditabung, inilah saatnya kamu mulai berpikir untuk mencari penghasilan tambahan.
Di era digital sekarang, ada banyak peluang side hustle yang bisa dilakukan tanpa meninggalkan pekerjaan utama.
Beberapa contoh seperti menjadi penulis freelance, desain grafis, buka jasa editing video, jualan online, dropshipping, affiliate marketing, atau bahkan menjadi content creator.
Tak harus langsung besar, yang penting penghasilan tambahan ini bisa dialokasikan 100% untuk tabungan DP rumah.
Bila kamu bisa mendapatkan penghasilan tambahan Rp500.000 hingga Rp1 juta per bulan dan konsisten menabung selama 2–3 tahun, kamu bisa mengumpulkan Rp30 juta lebih.
Jumlah yang cukup signifikan untuk membayar DP rumah pertama.
Bagi generasi milenial, punya rumah sebelum usia 40 tahun bukan lagi mimpi, asalkan tahu cara menabung yang tepat dan konsisten dalam menjalankannya.
Jadi, jangan hanya jadi penonton teman-temanmu yang sukses beli rumah.
Saatnya kamu juga mulai langkah pertama hari ini.
(Eno/TribunJualBeli.com)