0

3 Penyebab Utama Akselerasi Motor Matic Jadi Lemot dan Kurang Bertenaga

Penulis: eno tjb
3 Penyebab Utama Akselerasi Motor Matic Jadi Lemot dan Kurang Bertenaga

BLOG.TRIBUNJUALBELI.COM - Motor matic telah menjadi pilihan utama banyak pengendara di Indonesia karena kepraktisan dan kemudahannya dalam menghadapi lalu lintas padat.

Dengan sistem transmisi otomatis, motor matic memungkinkan pengendara untuk fokus pada jalan tanpa perlu repot memindahkan gigi.

Namun, seiring waktu, banyak pengguna yang mengeluhkan performa motor matic mereka mulai menurun, terutama saat berakselerasi.

Tarikan yang biasanya responsif tiba-tiba terasa berat dan loyo, bahkan untuk sekadar menyalip kendaraan lain di jalan.

Jika motor matic mulai kehilangan tenaga, tentu kenyamanan dan keselamatan berkendara akan terganggu.

Untuk itu, penting untuk mengetahui penyebabnya agar bisa segera diperbaiki.

Berikut ini tiga penyebab utama akselerasi motor matic jadi lemot dan kurang bertenaga:

Baca Juga : 6 Cara Mudah Bikin Tarikan Motor Matic Lebih Enteng dan Responsif

1. Masalah pada Sistem CVT

Salah satu keunggulan motor matic adalah penggunaan sistem CVT (Continuously Variable Transmission), yang memungkinkan perubahan rasio gear secara otomatis dan halus.

Namun, sistem ini juga rentan mengalami penurunan performa seiring pemakaian.

Komponen utama pada CVT, seperti v-belt, roller, rumah roller, kampas kopling ganda, dan mangkuk kopling, memiliki peran penting dalam menjaga kelancaran penyaluran tenaga dari mesin ke roda belakang.

Jika v-belt sudah aus atau kendur, tenaga dari mesin tidak bisa ditransfer dengan optimal, sehingga tarikan motor terasa lemah.

Begitu juga dengan roller yang sudah aus atau berbentuk tidak simetris, membuat pergerakan pulley tidak maksimal dan akselerasi menjadi terganggu.

Kampas kopling ganda yang aus juga bisa membuat tenaga hilang karena tidak bisa mencengkeram dengan baik.

Selain membuat akselerasi menurun, kerusakan atau keausan pada komponen CVT juga berpotensi menyebabkan getaran dan suara berisik yang mengganggu kenyamanan berkendara.

Oleh karena itu, penting melakukan pemeriksaan dan servis CVT secara rutin, minimal setiap 8.000–12.000 km, agar performa tetap terjaga.

2. Sistem Pembakaran Tidak Optimal

Sistem pembakaran yang tidak berjalan sempurna juga menjadi penyebab utama motor matic kehilangan tenaga.

Sepeda Motor Bekas
 
 
Dijual Motor Bekas, Honda Vario 125cc, Tahun 2014, Surat Lengkap, Siap Pakai - Jakarta Timur
Rp 9,000,000.00
dki-jakarta

Komponen penting dalam sistem ini adalah busi, filter udara, injektor pada motor injeksi, dan karburator pada motor karbu.

Busi yang sudah kotor atau melemah akan sulit memercikkan api yang sempurna, sehingga proses pembakaran bahan bakar di ruang bakar menjadi tidak maksimal.

Hal ini membuat tenaga yang dihasilkan mesin berkurang dan motor terasa loyo saat gas diputar.

Selain itu, filter udara yang kotor juga menghambat aliran udara ke ruang bakar.

Padahal, campuran udara dan bahan bakar yang ideal sangat menentukan tenaga yang dihasilkan.

Injektor atau karburator yang kotor pun menyebabkan suplai bahan bakar tidak sesuai kebutuhan, sehingga motor tidak responsif.

Solusinya, lakukan perawatan rutin seperti membersihkan atau mengganti filter udara, memeriksa kondisi busi, serta membersihkan injektor atau karburator sesuai jadwal servis.

Dengan sistem pembakaran yang optimal, tenaga motor akan tetap maksimal dan irit bahan bakar.

Baca Juga : Tarikan Motor Matic Terasa Berat? Ini 4 Modifikasi CVT yang Mudah Dilakukan

3. Kondisi Mesin yang Sudah Mulai Melemah

Kondisi Mesin yang Sudah Mulai Melemah

Selain dua faktor di atas, kondisi mesin secara keseluruhan juga sangat mempengaruhi akselerasi motor matic.

Mesin yang sudah lama digunakan biasanya mengalami penurunan kompresi akibat keausan pada ring piston, silinder, atau katup.

Kompresi yang lemah membuat tenaga yang dihasilkan mesin berkurang drastis, sehingga motor terasa berat dan sulit mencapai kecepatan yang diinginkan.

Selain keausan komponen mesin, kebocoran kompresi juga bisa terjadi akibat gasket yang sudah rusak.

Hal ini sering ditandai dengan motor yang susah dihidupkan, asap knalpot berwarna putih atau biru, suara mesin kasar, dan konsumsi oli yang berlebihan.

Untuk menjaga kondisi mesin tetap prima, lakukan pengecekan kompresi secara berkala dan perawatan rutin seperti penggantian oli mesin sesuai jadwal, pengecekan sistem pendinginan, serta penggunaan bahan bakar yang sesuai rekomendasi pabrikan.

Dengan perawatan yang tepat, performa mesin tetap optimal dan umur pakainya bisa lebih panjang.

Jadi, jangan tunggu motor benar-benar kehilangan tenaga sebelum dibawa ke bengkel, kenali tanda-tandanya sejak dini dan lakukan perawatan sebaik mungkin!

(Eno/TribunJualBeli.com)