0

8 Tips Memplester Lantai Rumah agar Awet dan Tidak Mudah Retak

Penulis: eno tjb
8 Tips Memplester Lantai Rumah agar Awet dan Tidak Mudah Retak

BLOG.TRIBUNJUALBELI.COM - Plesteran lantai menjadi bagian penting dalam proses pembangunan, baik untuk rumah tinggal, kantor, hingga bangunan komersial.

Meskipun terlihat sederhana, teknik memplester yang kurang tepat bisa menyebabkan berbagai masalah, salah satunya adalah lantai yang cepat retak atau rusak.

Retakan pada plesteran lantai tak hanya mengganggu keindahan tampilan, tetapi juga bisa menjadi titik awal kerusakan yang lebih parah.

Air bisa merembes masuk, jamur bisa tumbuh, dan struktur bangunan bisa terganggu jika masalah ini diabaikan.

Untuk mencegah hal tersebut, penting memahami bagaimana cara memplester lantai yang benar sejak awal.

Berikut ini adalah 8 tips memplester lantai agar awet dan tidak mudah retak, yang bisa diterapkan baik oleh tukang profesional maupun pemilik rumah yang melakukan renovasi mandiri:

Baca Juga : Mengenal 5 Kekurangan dari Lantai Vinyl untuk Penggunaan di Rumah

1. Bersihkan dan Ratakan Permukaan Dasar

Langkah awal yang sangat penting sebelum melakukan plesteran adalah memastikan bahwa permukaan dasar lantai benar-benar bersih dari kotoran, minyak, lumpur, atau sisa material bangunan lainnya.

Permukaan yang kotor bisa menghambat daya rekat adukan plester terhadap lantai, sehingga rentan menyebabkan plester mengelupas atau retak.

Selain itu, pastikan permukaan dasar lantai cukup rata.

Permukaan yang tidak rata membuat ketebalan plester tidak konsisten dan sulit untuk diratakan, sehingga berisiko besar mengalami retakan, terutama pada bagian yang terlalu tebal atau terlalu tipis.

2. Gunakan Campuran Adukan yang Proporsional

Gunakan Campuran Adukan yang Proporsional

Komposisi adukan plester harus tepat agar hasil akhir kuat dan tidak mudah retak.

Campuran standar untuk plesteran lantai biasanya menggunakan perbandingan semen dan pasir sekitar 1:3 atau 1:4, tergantung kebutuhan kekuatan dan ketebalan.

Pasir yang digunakan sebaiknya pasir halus dan bersih, bebas dari lumpur atau bahan organik.

Air yang digunakan juga harus bersih, tidak mengandung garam atau zat kimia yang bisa merusak struktur adukan.

Hindari membuat adukan yang terlalu encer atau terlalu kental, karena akan menyulitkan saat diaplikasikan dan mempengaruhi daya rekatnya.

3. Basahi Permukaan Sebelum Memplester

Salah satu kesalahan umum yang sering terjadi saat memplester adalah tidak membasahi permukaan lantai terlebih dahulu.

seo mortar
 
 
Mortar Acian Plester Bangunan Siap Pakai - Sidoarjo Jawa Timur
Rp 1,000,000.00
jawa-timur

Padahal, permukaan yang kering bisa menyerap air dari adukan terlalu cepat, sehingga adukan plester tidak bisa menempel sempurna dan lebih mudah retak setelah kering.

Cara membasahinya cukup dengan menyiram air tipis-tipis hingga seluruh permukaan lembap merata.

Jangan sampai tergenang, cukup sampai terasa lembap sebelum adukan dituang.

4. Tambahkan Tulangan atau Bahan Penguat

Tambahkan Tulangan atau Bahan Penguat

Untuk lantai yang memiliki beban berat atau luas permukaan yang besar, menambahkan tulangan sangat disarankan.

Tulangan bisa berupa wiremesh (kawat jaring), serat fiber, atau bahan aditif khusus yang dicampur ke dalam adukan.

Tulangan ini akan membantu menahan pergerakan atau tekanan yang mungkin terjadi karena pemuaian, penyusutan, atau getaran, sehingga mengurangi risiko munculnya retakan.

Penggunaan tulangan ini sangat penting pada bangunan bertingkat, garasi, atau lantai gudang.

5. Kerjakan Plesteran Secara Bertahap

Baca Juga : 6 Tips Merawat Lantai Marmer agar Awet dan Tidak Kusam

Mengerjakan plesteran secara terburu-buru atau langsung dalam jumlah besar justru bisa menurunkan kualitas hasil akhir.

Plester sebaiknya dikerjakan secara bertahap, sesuai dengan luas area yang bisa diselesaikan dalam satu waktu.

Kerja bertahap memungkinkan pengontrolan ketebalan dan perataan lebih optimal.

Selain itu, suhu dan kelembapan udara bisa berubah-ubah dalam sehari, sehingga membagi pekerjaan dalam beberapa sesi membantu menjaga konsistensi hasil plesteran.

6. Buat Celah Ekspansi pada Area Luas

Buat Celah Ekspansi pada Area Luas

Jika memplester lantai dalam ruangan atau area yang cukup luas, sebaiknya buat celah ekspansi atau celah pemuaian.

Celah ini bertujuan untuk mengantisipasi perubahan volume pada lantai akibat perubahan suhu dan kelembapan, yang bisa menyebabkan retak-retak bila tidak diakomodasi.

Biasanya, celah ekspansi dibuat setiap 3–4 meter persegi, lalu diisi dengan bahan elastis seperti sealant, karet, atau busa khusus.

Celah ini menjaga agar tekanan akibat pemuaian tidak menekan plester secara berlebihan.

7. Lakukan Curing (Perawatan) Setelah Plesteran Selesai

Proses curing atau perawatan setelah plesteran sangat penting untuk mencegah retak dini.

indokon
 
 
Mortar Plesteran Indokon Ringan - Tangerang Selatan
Rp 23,456.00
banten

Setelah plesteran selesai, jangan biarkan lantai langsung terkena panas matahari atau angin kencang.

Siram permukaan plester secara berkala selama 3–7 hari untuk menjaga kelembapannya.

Penyiraman ini membuat proses pengerasan berjalan perlahan dan merata, sehingga struktur semen bisa terbentuk dengan kuat dan tidak rapuh.

Curing yang baik berpengaruh besar terhadap ketahanan jangka panjang plesteran.

8. Hindari Memberi Beban Sebelum Kering Sempurna

Hindari Memberi Beban Sebelum Kering Sempurna

Kesalahan lain yang sering terjadi adalah meletakkan barang berat atau berjalan di atas plesteran sebelum benar-benar kering.

Plesteran yang belum kering sepenuhnya masih dalam kondisi rapuh dan belum memiliki daya dukung yang optimal.

Idealnya, beri waktu setidaknya 7–14 hari sebelum lantai digunakan atau diberi beban.

Dengan begitu, hasil plester akan lebih kuat, kokoh, dan tidak mudah rusak atau retak.

Kesalahan dalam tahapan kecil saja bisa menyebabkan kerusakan jangka panjang, termasuk munculnya retakan, permukaan yang tidak rata, atau bahkan keropos.

(Eno/TribunJualBeli.com)