TRIBUNJUALBELI.COM - Bencana banjir masih melanda beberapa daerah di Indonesia.
Dalam kondisi ini pemilik mobil harus pertimbangkan beberapa hal, seperti jenis mobil yang dipakai dan seberapa tinggi banjirnya.
Jika terjadi kerusakan pada mobil anda, biaya untuk perbaikan lumayan menguras kantong.
Berikut enam kerusakan yang menguras dana besar berikut dengan pencegahannya.
BACA JUGA : Selain Ban Rusak Karena Lubang, Mobil yang Jadi Korban Banjir di Tol Bisa Menuntut Ganti Rugi
BACA JUGA : Beberapa Daerah di Indonesia Masih Rawan Banjir, Amankah Menerjang Banjir dengan Mobil Listrik?
1. Kopling Lengket
Pada mobil bertransmisi manual, sangat tidak dianjurkan memarkir mobil sesaat setelah terkena banjir.
Air yang merembes ke kopling, akan membuat kopling dan dekrup menjadi lembab.
Kelembaban ini mengakibatkan pelat kopling dan dekrup menempel.
Bila ini terjadi, ada cara yang bisa dilakukan.
Yakni dengan memasukkan gigi 1 dalam keadaan mesin mati, kemudian dengan menginjak kopling, nyalakan mesin.
Mobil akan meloncat maju sesaat dan sentakan tersebut dapat melepas kopling dari dekrup.
Sebagai pencegahannya, setelah melewati banjir jalankan mobil sekitar setengah jam dengan sering melakukan perpindahan gigi.
2. Oli Tercampur Air
Salah satu bagian yang rentan disispi air ketika terendam banjir adalah transmisi.
Begitu air masuk, maka oli di dalamnya akan terkontaminasi.
BACA JUGA : Jangan Sampai Salah, Begini Cara Lakukan Penanganan Saat Mobil Terendam Banjir
BACA JUGA : Hati-hati Mobil Plat B Korban Banjir yang Dijual Murah, 3 Komponen Ini Wajib Diperiksa
Oli yang tercampur air akan kehilangan daya lumasnya secara drastis, maka air akan membuat komponen mesin lebih rentan terkena karat.
3. Alternator Korslet
Alternator merupakan komponen yang mengubah putaran mesin menjadi arus listrik.
Sebetulnya bagian ini tidak rentan rusak bila terkena air, “tapi zaman sekarang mobil sudah banyak yang memakai alternator canggih dengan IC (integrated circuit) di dalamnya.
Nah, ini bisa rusak bila terendam air,” jelas Ater dari Galeri Alternator dikutip dari Auto Bild 2009 No. 173.
Bila alternator tak berfungsi, maka aki akan cepat tekor dalam waktu singkat dan mobil akan mogok akibat kehabisan listrik.
Matinya alternator akan ditandai dengan menyalanya indikator aki di dasbor.
Solusi terbaik untuk mencegah hal tersebut adalah membuatkan pelindung untuk menepis air dari alternator.
4. Water Hammer
Water hammer adalah fenomena ketika air masuk ke dalam ruang bakar ketika mesin sedang bekerja.
Akibatnya, piston yang sejatinya mengkompres udara dan bahan bakar pun harus mengkompres air yang masuk.
Berhubung air adalah zat yang tidak bisa dikompres, maka akan terjadi tekanan sangat tinggi di dalam ruang bakar yang mengakibatkan piston berlubang, setang piston patah serta blok mesin pecah.
Biaya perbaikan menjadi sangat mahal, apalagi bila mobil tersebut menggunakan teknologi mesin canggih.
Ketika terpaksa menerjang banjir, pastikan letak saluran masuk udara ke mesin cukup tinggi.
Saat melibas banjir, usahakan putaran mesin tetap di bawah 1.500 rpm, karena semakin tinggi putaran mesin, semakin tinggi pula kemungkinan air terisap ke mesin.
5. Rem Berkarat
Sama halnya seperti kopling, kampas dan piringan rem mudah berkarat bila dalam keadaan lembab.
Dan saat kita menarik rem tangan, kampas rem belakang bisa menempel dengan piringannya.
Gejala menempelnya rem bisa kita rasakan setelah rem tangan dilepas, namun laju mobil tetap terhambat.
Atasi dengan memaksakan mobil maju sehingga rem terlepas dari piringannya.
Tapi bila kadar menempelnya sudah sangat erat, bisa terjadi kerusakan pada kampas maupun piringan rem.
Untuk mencegah hal seperti ini, setelah melewati banjir injaklah pedal rem sedikit sembari tetap menginjak gas.
Hal ini akan membuang air serta menimbulkan panas pada rem sehingga air menguap.
6. ECU Korslet
Saat ini banyak mobil keluaran baru memiliki engine control unit (ECU) yang diletakkan di dalam ruang mesin.
Posisi ini jelas rentan terkena air saat melibas banjir.
“Dan jika sampai terjadi korslet, maka anda harus mengganti eCU baru, tidak bisa bagian per bagian,“ papar ujar Theodorus Suryajaya dikutip dari Auto Bild 2009 No. 173.
Untuk mencegah hal tersebut, jangan lewati banjir dengan kecepatan tinggi, sehingga meminimalkan risiko terjadi cipratan.
Bila memungkinkan, buatlah pelindung ECU, terutama di bagian soket, supaya lebih tahan bila terkena air.
(Otoseken.id/ARSN)
Artikel ini telah tayang di Otoseken.id dengan judul "6 Gejala Kerusakan Akibat Mobil Terjang Banjir, Bikin Kantong Kering"