BLOG.TRIBUNJUALBELI.COM - Tensioner motor punya peran penting dalam menjaga kinerja rantai keteng agar tetap kencang dan stabil.
Kalau komponen ini melemah, dampaknya bisa terasa langsung pada performa mesin, mulai dari suara kasar, tarikan kurang responsif, hingga boros bahan bakar.
Sayangnya, banyak pemilik motor yang sering menyepelekan masalah tensioner karena dianggap sepele, padahal kalau dibiarkan bisa merembet ke kerusakan komponen lain.
Nah, biar motor tetap nyaman dan awet, yuk kenali apa saja penyebab tensioner motor melemah.
Berikut 4 hal yang sering jadi biang keroknya:
Baca Juga : Motor Berisik dan Tenaga Loyo? Mungkin Tensionernya Bermasalah! Ini 3 Cirinya
1. Pelumasan Mesin yang Kurang Terjaga
Pelumas alias oli mesin bukan hanya sekadar menjaga mesin tetap dingin, tapi juga melumasi komponen kecil seperti tensioner.
Jika oli jarang diganti atau kualitasnya jelek, tensioner bisa cepat aus.
Efeknya, tekanan pegas di dalamnya melemah sehingga rantai keteng tidak terjaga dengan baik.
Rajin cek dan ganti oli sesuai jadwal, serta gunakan oli yang sesuai rekomendasi pabrikan.
Jangan tergiur oli murah yang kualitasnya meragukan.
2. Kualitas Komponen yang Kurang Baik
Tidak semua tensioner motor dibuat dengan material berkualitas.
Jika menggunakan sparepart KW atau imitasi, umur pakainya biasanya lebih pendek.
Pegas cepat lemah, bahkan kadang tidak bisa menahan rantai dengan baik sejak awal pemasangan.
Pilih tensioner asli (OEM) atau merek aftermarket yang memang sudah terbukti awet.
Harga mungkin sedikit lebih mahal, tapi jauh lebih aman untuk jangka panjang.
Baca Juga : 4 Rahasia Perawatan Mesin Motor yang Bikin Performa Tetap Maksimal
3. Kebiasaan Berkendara yang Kurang Tepat
Cara mengendarai motor juga berpengaruh pada usia tensioner.
Misalnya, sering memacu motor dengan putaran tinggi secara mendadak, atau suka memaksa motor bekerja berat dalam waktu lama.
Tekanan berlebih pada rantai keteng membuat tensioner bekerja ekstra keras hingga akhirnya cepat melemah.
Kendarai motor dengan ritme wajar.
Sesekali gas pol memang boleh, tapi jangan jadi kebiasaan.
Motor pun butuh istirahat biar komponennya lebih awet.
4. Kurangnya Perawatan Berkala
Motor yang jarang diservis otomatis lebih rentan mengalami masalah tensioner.
Pemeriksaan rantai keteng, pelumasan, hingga cek kondisi tensioner biasanya dilakukan saat servis rutin.
Kalau jarang dicek, kerusakan tensioner bisa tidak terdeteksi sejak awal.
Selalu lakukan servis berkala sesuai anjuran pabrikan, bukan hanya ganti oli.
Mekanik biasanya bisa langsung tahu kalau tensioner mulai melemah dan bisa memberi saran untuk penggantian.
Rawat dengan baik, gunakan suku cadang berkualitas, dan jangan malas servis berkala.
Dengan begitu, motor tetap nyaman dikendarai dan dompet pun aman dari biaya perbaikan besar.
(Eno/TribuJualBeli.com)