BLOG.TRIBUNJUALBELI.COM - Busi motor adalah komponen kecil, tapi peranannya sangat krusial dalam proses pembakaran.
Busi bertugas memercikkan api yang memicu pembakaran campuran udara dan bahan bakar di ruang bakar.
Jika busi rusak atau tidak bekerja optimal, maka performa motor pun akan langsung terdampak: tarikan jadi berat, mesin brebet, konsumsi bahan bakar membengkak, hingga motor susah dinyalakan.
Namun sayangnya, banyak pengguna motor tidak menyadari bahwa usia busi bisa lebih cepat habis jika tidak dirawat atau jika ada gangguan lain dalam sistem mesin.
Berikut ini adalah lima penyebab umum yang sering membuat busi motor cepat rusak, yang sebaiknya kamu ketahui dan waspadai sejak awal:
Baca Juga : Hindari Mogok! Ini 5 Masalah yang Bikin Busi Motor Jadi Basah
1. Campuran Udara dan Bahan Bakar yang Tidak Seimbang
Sistem pembakaran yang ideal membutuhkan campuran udara dan bahan bakar yang seimbang.
Jika campuran ini tidak tepat, misalnya terlalu kebanyakan bahan bakar atau terlalu sedikit bahan bakar, maka busi akan terkena dampaknya secara langsung.
Campuran terlalu kaya menyebabkan ujung busi menjadi basah dan hitam karena banyaknya sisa pembakaran.
Sementara campuran terlalu miskin membuat busi bekerja dalam suhu ekstrem dan elektroda cepat terbakar atau aus.
Penyebab umum ketidakseimbangan ini bisa berasal dari karburator yang tidak tersetel dengan baik, injektor yang kotor, sensor yang rusak, atau ECU yang bermasalah.
Kalau dibiarkan, busi akan cepat aus, performa mesin menurun, dan konsumsi BBM bisa meningkat drastis.
2. Kualitas Busi yang Buruk atau Tidak Sesuai Spesifikasi Pabrikan
Pemilihan busi bukanlah soal harga murah atau sekadar cocok secara fisik.
Setiap jenis motor memiliki spesifikasi busi yang berbeda, termasuk tipe ulir, panjang elektroda, serta tingkat panas.
Jika kamu menggunakan busi palsu, KW, atau tidak sesuai spesifikasi pabrikan, maka risiko kerusakan busi dalam waktu singkat sangat tinggi.
Busi dengan heat range terlalu panas dapat menyebabkan elektroda cepat meleleh, sedangkan busi terlalu dingin justru mudah ditumpuki karbon karena pembakaran tidak sempurna.
Akibatnya, mesin bisa brebet, boros, bahkan lebih sulit dihidupkan dalam kondisi dingin.
Gunakan selalu busi asli dan sesuai anjuran pabrikan agar mesin tetap bekerja optimal dan tahan lama.
3. Overheat Mesin karena Sistem Pendinginan Tidak Optimal
Baca Juga : 8 Tips Merawat Busi Motor Agar Tetap Optimal
Suhu kerja mesin yang terlalu tinggi juga menjadi musuh utama bagi busi.
Overheat biasanya terjadi karena sistem pendinginan tidak bekerja maksimal, baik karena oli yang jarang diganti, kipas radiator mati, atau cairan pendingin yang habis.
Jika suhu ruang bakar terus-menerus melebihi ambang normal, busi bisa mengalami kerusakan permanen, seperti elektroda meleleh, insulator keramik retak, atau bahkan patah.
Kondisi ini tidak hanya merusak busi, tapi juga berisiko tinggi merusak komponen lain seperti piston, silinder, dan klep.
Oleh karena itu, selalu periksa sistem pendinginan secara berkala, ganti oli tepat waktu, dan pastikan sistem pendingin bekerja optimal agar busi dan mesin tetap awet.
4. Kebocoran Oli atau Karbon ke Ruang Bakar
Salah satu kondisi yang membuat busi cepat rusak adalah masuknya oli ke ruang bakar.
Ini biasanya disebabkan oleh seal klep yang aus, ring piston yang bocor, atau silinder yang sudah aus dan tidak lagi rapat.
Oli yang ikut terbakar bersama bahan bakar akan meninggalkan kerak pada kepala busi, membuatnya cepat kotor, basah, dan sulit memercikkan api.
Selain oli, penumpukan karbon juga bisa terjadi akibat pembakaran tidak sempurna dalam jangka waktu lama. Karbon ini menempel pada elektroda dan mengganggu kinerja busi.
Jika masalah ini terjadi terus-menerus, maka penggantian busi sesering apapun tidak akan menyelesaikan masalah.
Solusinya adalah perbaikan menyeluruh pada mesin agar ruang bakar tetap bersih dan kering.
5. Gaya Berkendara yang Ekstrem dan Tidak Stabil
Gaya berkendara juga punya pengaruh besar terhadap usia busi.
Pengguna motor yang sering memacu mesin secara agresif, seperti gas spontan, rem mendadak, atau berkendara dalam kecepatan tinggi secara terus menerus tanpa memberi jeda pendinginan pada mesin, membuat busi bekerja dalam tekanan tinggi.
Hal ini mempercepat ausnya elektroda busi dan meningkatkan suhu mesin secara drastis.
Selain itu, motor yang sering digunakan untuk membawa beban berat atau menanjak dengan kecepatan tinggi juga mempercepat penurunan kualitas busi.
Jika gaya berkendara seperti ini dilakukan terus-menerus tanpa perawatan rutin, bukan hanya busi yang rusak, tapi seluruh sistem pembakaran akan terganggu.
Berkendaralah secara bijak dengan menjaga RPM tetap stabil dan hindari memaksakan mesin bekerja di luar kapasitasnya.
Selalu gunakan busi yang sesuai, rawat sistem pembakaran dan pendinginan dengan baik, serta hindari kebiasaan berkendara yang ekstrem.
Melakukan servis rutin di bengkel terpercaya juga menjadi langkah penting untuk memastikan seluruh komponen motor, termasuk busi, dalam kondisi prima.
(Eno/TribunJualBeli.com)