BLOG.TRIBUNJUALBELI.COM - Pemerintah Indonesia memastikan kelanjutan proyek baterai kendaraan listrik (EV) senilai 8,6 miliar dollar AS atau setara Rp 145,2 triliun (asumsi kurs Rp 16.880) meskipun LG Energy Solution dari Korea Selatan memutuskan mundur.
Pemerintah memiliki target ambisius untuk memiliki 2 juta mobil listrik dan 13 juta kendaraan listrik roda dua di jalan pada tahun 2030.
Untuk mencapai target ini, perusahaan asal Tiongkok, Zhejiang Huayou Cobalt, telah ditunjuk untuk mengambil alih peran LG dalam proyek strategis ini.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyatakan bahwa perubahan investor adalah hal yang lumrah dalam proyek berskala besar.
Ia menegaskan bahwa rencana pembangunan tetap berjalan sesuai dengan peta jalan awal, termasuk pengembangan rantai pasok baterai EV secara terintegrasi, mulai dari penambangan hingga produksi baterai.
Baca juga : VinFast Gandeng V-GREEN Bangun 30.000 SPKLU di Indonesia Sepanjang Tahun 2025
"Pergantian investor adalah dinamika yang lazim dalam proyek berskala besar. Yang penting bagi kami adalah bahwa semua mitra tetap berkomitmen, dan pemerintah hadir untuk memastikan proses transisi berlangsung lancar," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (23/4/2025).
Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani, menjelaskan bahwa keputusan LG untuk mundur disebabkan oleh negosiasi yang berlangsung selama lima tahun tanpa hasil konkret.
Untuk menghindari keterlambatan lebih lanjut, pemerintah memutuskan untuk menggantikan LG dengan Huayou, yang sebelumnya sudah menjadi bagian dari konsorsium proyek ini.
"Selama ini dikatakan dari sana memutus, sebetulnya lebih tepatnya dari kami yang memutus. Itu berdasarkan surat resmi tertanggal 31 Januari 2025, diterbitkan oleh Kementerian ESDM. Kenapa? Karena memang negosiasi ini berjalan terlalu lama, kita ingin semua berjalan dengan baik dan cepat," ujar Rosan di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (23/4/2025).
Huayou berfokus pada menciptakan nilai bagi pelanggan, memimpin perkembangan industri, dan mengembangkan rantai industri terintegrasi.
Perusahaan berpegang teguh pada strategi "Mengendalikan sumber daya di hulu, mengembangkan pasar di hilir, dan meningkatkan kemampuan dari dalam".
Pemerintah menargetkan groundbreaking tahap lanjutan proyek ini akan dilakukan pada akhir tahun 2025.
Baca juga : AION Targetkan Produksi 20 Ribu Mobil Listrik di Indonesia Mulai Awal Mei 2025
Langkah ini juga sejalan dengan upaya Indonesia untuk memanfaatkan sumber daya mineral domestik secara optimal dan memperkuat posisi negara dalam rantai pasok global kendaraan listrik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (*)
(Ridwan Mufid/TRIBUNJUALBELI.COM)