0

Mengapa Rumah Tradisional Terasa Sejuk Walau Tanpa AC? Ini Rahasianya!

Penulis: Ridwan MufidKhoirulloh
Mengapa Rumah Tradisional Terasa Sejuk Walau Tanpa AC? Ini Rahasianya!

BLOG.TRIBUNJUALBELI.COM - Di tengah cuaca yang semakin memanas akibat dari pemanasan global, banyak rumah modern yang mengandalkan pada pendingin udara atau biasa disebut AC untuk menjaga suhu udara agar tetap sejuk.

Namun, tahukah kamu bahwa rumah tradisional di Indonesia sudah dirancang agar tetap sejuk tanpa memerlukan AC?

Ada beberapa faktor yang membuat rumah-rumah adat ini tetap terasa nyaman meski tanpa adanya teknologi modern.

Baca juga : Meski Punya Desain Kuno, Rumah-Rumah Tradisional di Indonesia Ini Termasuk Tahan Gempa

Yuk, simak rahasianya!

1. Desain Rumah Panggung yang Memungkinkan Sirkulasi Udara

Ilustrasi Rumah Adat Orang Toraja. (Tribunnews.com)

Banyak rumah tradisional di Indonesia, seperti rumah panggung di Sumatera dan Kalimantan, memiliki kolong di bagian bawahnya.

Space kosong ini menguatkan udara untuk mengalir di bawah rumah, mencegah panas dari tanah mencuat ke dalam bangunan, serta mengurangi kelembapan yang bisa membuat rumah terasa gerah.

2. Atap Tinggi dan Bentuknya yang Menunjang Pendinginan Alami

Rumah tradisional secara umum memiliki atap yang tinggi dan berbentuk limas atau pelana.

Struktur atau bentuk atap ini membantu udara panas naik ke atas, sementara udara sejuk tetap berada di bawah.

Contohnya, rumah Joglo di Jawa yang memiliki langit-langit tinggi, membuat ruangan terasa lebih luas dan tidak sumpek.

Dika Setiyawan
 
 
Jasa Desain Bangun Rumah, Toko Bergaransi Free Desain Konsultasi, RAB Jogja Murah - Bantul
Rp 123,000,000.00
di-yogyakarta

3. Material Bangunan yang Alami dan Berpori

Rumah Joglo Kudus. (Wikipedia)

Rumah adat menggunakan bahan-bahan alami seperti kayu, bambu, atau anyaman ijuk yang memiliki sifat menyerap dan menguraikan panas dengan baik.

Kayu, misalnya, tidak menyimpan panas sebanyak beton atau baja, sehingga ruangan tetap nyaman meskipun kondisi matahari sedang terik.

4. Banyak Ventilasi dan Jendela Besar

Ciri khas rumah tradisional adalah banyaknya bukaan, baik dalam bentuk jendela besar, pintu lebar, maupun lubang-lubang ventilasi di dinding.

Bukaan ini memungkinkan angin masuk dan keluar dengan mudah, menciptakan efek ventilasi silang yang mengalirkan udara sejuk dalam ruangan.

Genteng Cor Beton
 
 
Rekomendasi Genteng Cor Flat Terbaik untuk Rumah - Malang
Rp 5,500.00
jawa-timur

5. Penggunaan Halaman Luas dan Tanaman Sebagai Pendingin Alami

Ilustrasi Rumah Adat Kudus (Tribunnews.com)

Rumah tradisional biasanya dikelilingi oleh pekarangan luas dengan banyak pohon dan tanaman hijau.

Pohon yang mengelilingi bangunan berfungsi sebagai peneduh alami yang mengurangi ketajaman panas matahari langsung ke rumah, sekaligus menghasilkan udara segar.

6. Penyesuaian Lokasi dan Arah Rumah Sesuai Kondisi Iklim

Orang-orang zaman dulu sangat memperhatikan arah rumah agar tidak terkena paparan matahari secara langsung sepanjang hari.

Rumah adat biasanya dibangun menghadap ke arah yang memungkinkan angin alami masuk, sehingga udara dalam rumah tetap berhembus dan terasa sejuk.

Baca juga : Mengenal Gebyok, Ikon Rumah Adat Jawa yang Bernilai Seni dan Bersejarah

Desain rumah tradisional di Indonesia bukan hanya mencerminkan budaya lokal, tetapi juga menunjukkan kearifan dalam menyesuaikan bangunan dengan iklim tropis.

Dengan memanfaatkan sirkulasi udara alami, material yang tepat, dan desain yang strategis, rumah-rumah ini tetap sejuk tanpa harus bergantung pada AC.

Bahkan, konsep ini bisa diterapkan dalam rumah modern agar lebih ramah lingkungan dan hemat energi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (*)

(Ridwan Mufid/TRIBUNJUALBELI.COM)