0

Hindari Mulai Sekarang, Ini 4 Bahaya Mengonsumsi Daging Ayam yang Belum Matang

Penulis: Zahrina Oktaviana
Hindari Mulai Sekarang, Ini 4 Bahaya Mengonsumsi Daging Ayam yang Belum Matang

TRIBUNJUALBELI.COM - Daging ayam adalah salah satu menu favorit orang-orang karena bisa diolah menjadi berbagai menu.

Namun sebelum mengonsumsinya, pastikan daging ayam yang dikonsumsi sudah benar-benar matang.

Daging ayam yang belum matang bisa membahayakan kesehatan jika terus-terusan dikonsumsi.

Karena lebih rentan mengandung bakteri yang berbahaya bagi tubuh.

Bahkan bisa menyebabkan keracunan.

Walaupun ayam sudah mati, berbagai jenis bakteri, virus dan parasit akan tetap hidup karena organisme tersebut menempel pada inangnya di tubuh ayam.

BACA JUGA

Tips Merebus Daging Ala Chef, Praktis Cukup 7 Menit Bisa Irit Gas

Mendekati Idul Adha, Begini 5 Cara Membuat Daging Menjadi Empuk

Cara mengetahui daging ayam yang belum matang

Daging ayam yang belum matang memiliki ciri-ciri yaitu daging yang masih agak merah atau pink.

Daging ayam yang telah matang memilki warna putih hingga bagian dalamnya.

Selain itu, ciri-ciri selanjutnya juga daging ayam terasa kenyal, alot dan susah dikunyah.

Sedangkan daging ayam yang telah matang terasa lembut, berserat dan mudah dikunyah.

Oleh karena itu, saat memasak ayam masaklah sampai suhu daging ayam sekitar 74 derajat celcius.


 
Bahaya makan daging ayam belum matang

Dilansir dari berbagai sumber oleh tim TribunJualBeli, berikut bahaya mengonsumsi daging ayam belum matang :

1. Tipes

demam adalah salah satu gejala saat tipes. Foto : Tribunnews

Penyakit tipes atau demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella.

Tanda-tanda dari penyakit tipes ini yaitu nyeri pada bagian otot, demam tinggi, lemas, mual, sakit perut sehingga tidak bernafsu makan.

Ayam memang tidak secara langsung membawa jenis bakteri salmonella ini.

Tetapi orang yang terkena tipes bisa memindahkah bakteri tersebut ke daging ayam mentah, dan bila ayam tidak dimasak secara matang maka bakteri salmonella dapat menyebar dalam daging.

BACA JUGA

Jangan Asal Beli, Pastikan Tak Ada Garis Putih pada Daging Ayam, Ini Alasannya

Jarang Diketahui, Ternyata Ini Kandungan Nutrisi Didalam Daging Bebek

2. Keracunan makanan

Ayam yang terkontaminasi bakteri salmonella ini bisa menyebabkan keracunan makanan.


Jika dibiarkan maka bisa mengancam jiwa.

Beberapa gejala dari keracunan makanan yaitu mual, muntah, kram perut diare, dehidrasi dan muncul dalam waktu 2-10 hari setelah mengonsumsinya.
 
3. Flu burung

Seperti kita ketahui, virus penyebab flu burung yaitu H5N1 sempat mewabah di Indonesia.

Virus ini bisa ditularkan pada manusia apalagi saat mengonsumsi daging ayam yang belum matang yang sudah terjangkit flu burung.

Gejalanya yaitu batuk, flu burung, sulit bernapas, sakit tenggorokan, demam, nyeri otot, hidung berair dan diare.

Mengonsumsi daging ayam yang belum matang dan terjangkit flu burung bisa membuat manusia yang mengonsumsi akan terinfeksi.

4. Gastroenteritis

Gastroenteritis atau flu perut merupakan peradangan lambung atau usus karena infeksi.

Penyakit ini ditemukan ketika mengonsumsi makanan yang terkontaminasi virus, bakteri atau parasit.

Salah satunya yaitu daging ayam yang belum matang.

Penderita akan mengalami sakit perut, diare, muntah, demam, diare, muntah dan menggigil.

Nah, jadi mulai sekarang hindari yuk makan daging ayam yang belum matang.(*)



Kenali Perbedaan Antara Daging Ayam Kampung dan Ayam Negeri Sebelum Membelinya

TRIBUNJUALBELI.COM
 - Daging ayam adalah salah satu bahan makanan yang mengandung bayak nutrisi untuk tubuh.

Daging ayam terdiri dari berbagai jenis, namun yang populer di masyarakat adalah daging ayam kampung dan daging ayam negeri.

Tentunya kedua jenis daging ayam ini mempunyai perbedaan dan kandungan gizi yang berbeda.

Berikut beberapa perbedaan dari ayam kampung dan ayam negeri seperti yang tim Tribunjualbeli himpun dari berbagai sumber.

Ayam kampung

Ayam kampung secara perawatan dilepas begitu saja, sehingga memakan makanannya sendiri.

Biasanya peternak ayam akan memberikan makanan alami seperti sisa nasi, dedek dan sisa gilingan jagung tanpa bahan kimia dan obat tertentu.

Ayam kampung dapat dipanen setelah enam bulan.

Secara tekstur daging, ayam kampung memiliki warna yang cenderung gelap dan tidak tebal.

Bagian dada lebih liat dan alot, sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam memasaknya

Ayam kampung memiliki tulang yang panjang dan keras serta bagian dada tampak lebih kurus dengan tulang dada yang menonjol dan kulit bagian dada yang keriput.

Kulit dari ayam kampung lebih kuat dan tidak mudah sobek.


Ayam Negeri

Berbeda dengan ayam kampung, ayam negeri dipelihara peternak di dalam suatu ruangan besar.

Ayam negeri cenderung dirawat dan dipelihara dengan pelakuan khusus dengan tujuan mendapatkan hasil daging yang unggul.

Perlakuan khusus tersebut, biasanya peternak akan menyuntikkan hormon dan antibiotik pada ayam negeri.

Tujuannya untuk menghindari ayam dari bakteri agar mendapatkan hasil daging yang lebih unggul.

Maka dari itu ayam negeri sudah bisa dipanen setelah tiga bulan saja.

Namun untuk kandungan lemak, ayam negeri jauh lebih banyak karena dapat suntikan hormon.

Secara tekstur daging cenderung lebih gemuk dan memiliki kulit yang mengkilap dengan banyak lemak di lapisan bawah kulit.

Warna dagingnya sendiri lebih cerah, terang dan cenderung berwarna putih.

Daging cenderung lebih tebal, empuk dan kenyal dan kulit yang lebih udah sobek.

Kandungan nutrisi

Kedua jenis ayam ini mengandung zat yang penting untuk tubuh seperti kalsium, fosfor, zat besi dan beberapa vitamin seperti vitamin A dan B1.

Walaupun ayam kampung dan ayam negeri merupakan sumber protein yang baik dan dibutuhkan oleh tubuh, namun karena perawatan dari ayam negeri yang disuntuk hormon membuat manfaat kesehatannya diragukan.

Hormon yang sering disuntikkan ke ayam adalah hormon steroid berupa estrogen, progesteron dan testosteron.

Beberapa hormon tersebut pada manusia merupakan hormon yang mengatur tentang reproduksi.

Sehingga efek dari mengonsumsi ayam yang telah disuntuk hormon yaitu mempercepat pubertas pada anak perempuan, meingkatkan risiko terkena kanker payudara dan risiko kanker prostat pada pria.

( Zahrina O / TribunJualBeli.com)