zoom-in lihat foto Mengapa Harga Properti Terus Naik? Ini 5 Alasannya
Ilustrasi Harga Properti Terus Naik (pexels.com)

BLOG.TRIBUNJUALBELI.COM - Kenaikan harga properti adalah fenomena yang terus berulang dari tahun ke tahun.

Baik rumah tapak, apartemen, maupun tanah kosong, hampir seluruh jenis properti mengalami peningkatan nilai seiring waktu.

Situasi ini sering membuat masyarakat bertanya-tanya, mengapa harga properti seakan tidak pernah turun?

Bahkan di tengah kondisi ekonomi yang fluktuatif sekalipun, harga properti cenderung stabil atau naik.

Untuk memahami tren ini lebih dalam, berikut lima alasan utama yang menyebabkan harga properti terus meningkat setiap tahunnya:

Baca Juga : 5 Tips Penting Sebelum Membeli Rumah Bekas, Jangan Sampai Salah Pilih!

1. Keterbatasan Lahan di Lokasi Strategis

Keterbatasan Lahan di Lokasi Strategis
Keterbatasan Lahan di Lokasi Strategis

Lahan adalah sumber daya yang tidak dapat diperbanyak.

Di daerah-daerah yang padat penduduk atau pusat pertumbuhan ekonomi, ketersediaan lahan semakin terbatas.

2 dari 4 halaman

Ketika permintaan terhadap properti terus meningkat namun pasokan lahan tetap atau bahkan menurun, harga akan naik secara alami karena prinsip dasar ekonomi, kelangkaan memicu kenaikan nilai.

Hal ini sangat terasa di wilayah perkotaan dan kawasan strategis seperti pusat bisnis, dekat akses transportasi massal, atau area yang memiliki fasilitas umum lengkap.

Selain itu, alih fungsi lahan pertanian menjadi kawasan industri atau pemukiman juga membuat cadangan lahan kosong semakin menipis.

Ketika lahan semakin langka dan kompetisi meningkat, harga properti pun terdorong naik.

2. Pertumbuhan Penduduk dan Urbanisasi yang Pesat

Populasi yang terus bertambah berdampak langsung pada meningkatnya kebutuhan hunian.

tjb blogtjb blogtjb blog
Dijual Rumah Murah 3 Kamar 2KM SHM Jogja - Bantul
Rp 690,000,000.00
di-yogyakarta

Di Indonesia, pertumbuhan penduduk usia produktif yang tinggi menyebabkan permintaan terhadap rumah tinggal semakin besar, terutama di daerah perkotaan.

Selain itu, tren urbanisasi juga memicu lonjakan kebutuhan tempat tinggal, karena semakin banyak orang yang berpindah dari desa ke kota untuk mencari pekerjaan atau pendidikan.

Kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Makassar mengalami tekanan permintaan hunian yang signifikan.

Dalam kondisi seperti ini, permintaan sering kali melebihi pasokan yang tersedia, apalagi jika pembangunan tidak bisa mengimbangi laju urbanisasi.

3 dari 4 halaman

Akibatnya, harga properti di wilayah tersebut pun meningkat secara berkelanjutan.

3. Kenaikan Biaya Konstruksi dan Pengaruh Inflasi

Kenaikan Biaya Konstruksi
Kenaikan Biaya Konstruksi

Kenaikan harga properti tidak hanya disebabkan oleh permintaan dan ketersediaan lahan, tetapi juga dipengaruhi oleh biaya pembangunan.

Harga bahan bangunan seperti semen, pasir, baja, kayu, serta biaya tenaga kerja mengalami kenaikan hampir setiap tahun.

Selain itu, faktor-faktor global seperti fluktuasi nilai tukar atau gangguan rantai pasok juga dapat menyebabkan lonjakan harga material konstruksi.

Di sisi lain, inflasi juga berperan besar.

Ketika nilai mata uang menurun karena inflasi, harga barang dan jasa cenderung naik, termasuk di sektor properti.

Oleh karena itu, pengembang properti akan menyesuaikan harga jual dengan mempertimbangkan biaya produksi yang semakin tinggi, sehingga nilai properti secara keseluruhan pun terus meningkat.

Baca Juga : 10 Cara Menjual Rumah agar Cepat Laku di Lokasi yang Kurang Strategis

4. Pengaruh Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah

4 dari 4 halaman

Peningkatan nilai properti sangat dipengaruhi oleh perkembangan infrastruktur dan fasilitas umum di sekitarnya.

Dika KIP
tjb blogtjb blogtjb blogtjb blogtjb blogtjb blogtjb blog
Dijual Rumah Timur Paskhas Berbah Dekat RS Harjolukito,Kampus STTA Free AC Kanopi KPR - Sleman
Rp 598,000,000.00
di-yogyakarta

Ketika sebuah wilayah dibangun jalan tol, stasiun kereta, terminal, sekolah, rumah sakit, atau pusat perbelanjaan, nilai properti di sekitar lokasi tersebut hampir pasti ikut meningkat.

Hal ini karena aksesibilitas dan kenyamanan hidup dianggap lebih baik, sehingga permintaan terhadap properti di wilayah tersebut meningkat tajam.

Pemerintah juga sering mendorong pertumbuhan ekonomi melalui proyek infrastruktur besar seperti kawasan industri, bandara baru, atau pelabuhan.

Ketika proyek-proyek tersebut terealisasi, wilayah yang semula biasa-biasa saja bisa berubah menjadi pusat pertumbuhan baru, dan harga tanah serta properti ikut melonjak drastis.

5. Aktivitas Investasi dan Spekulasi

Aktivitas Investasi dan Spekulasi
Aktivitas Investasi dan Spekulasi

Properti bukan hanya kebutuhan tempat tinggal, tetapi juga dianggap sebagai instrumen investasi yang menguntungkan.

Banyak individu maupun korporasi membeli properti bukan untuk dihuni, melainkan sebagai aset yang akan dijual kembali ketika harga naik.

Aktivitas ini menciptakan permintaan tambahan di luar kebutuhan dasar masyarakat.

Di sisi lain, spekulasi juga menjadi salah satu pemicu kenaikan harga.

Ketika ada prediksi bahwa harga properti di suatu lokasi akan naik karena proyek pemerintah atau pembangunan fasilitas tertentu, harga tanah di daerah tersebut bisa melonjak jauh sebelum proyek selesai.

Spekulasi yang berlebihan bahkan bisa menciptakan gelembung harga jika tidak diimbangi oleh permintaan riil.

Dengan pemahaman yang tepat, perencanaan keuangan dan investasi properti bisa dilakukan lebih bijak dan terukur.

(Eno/TribunJualBeli.com)

Selanjutnya