TRIBUNJUALBELI.COM - Tak sedikit yang berpikir semakin tinggi nilai oktan bahan bakar, akan membuat pembakaran di mesin semakin bagus.
Pandangan ini tidak salah, tapi juga tidak sepenuhnya benar.
Endro Sutarno, Technical Service Division PT Astra Honda Motor, mengatakan, hal yang paling benar ialah memakai bensin dengan nilai oktan yang sesuai dan memang direkomendasikan oleh pabrikan.
Misalnya, mobil atau motor direkomendasi memakai bensin dengan RON 90, sebaiknya disii dengan bensi RON 90, jangan serta merta diisi dengan nilai yang lebih tinggi seperti RON 92 atau RON 98.
“Kalau nilai oktan terlalu tinggi, maka bahan bakarnya tidak akan terbakar dengan sempurna."
BACA JUGA : Cari MPV Bekas? Cek Harga Kijang Innova Reborn Bensin Tahun 2016-2019
BACA JUGA : Banyak yang Belum Tahu, Ini yang Terjadi Jika Anda Nekat Mencampur Bensin dengan Kapur Barus
"Performa mesin akan berkurang, yang jelas bisa menyebabkan emisi tidak sesuai yang diharapkan,” katanya dalam diskusi virtual belum lama ini.
Nurkholis, National Technical Leader PT Toyota Astra Motor, mengatakan, baik nilai RON terlalu tinggi atau sebaliknya terlalu rendah membuat membuat banyak partikel sisa yang bisa mengendap di mesin.
“Kalau tidak terbakar secara sempurna, maka akan ada sisa-sisa partikel yang tidak habis terbakar."
Sisa pembakaran itu akan berefek pada emisinya, sensornya tertutup kerak dan lain sebagainya,” ucap Nurkholis.
Nurcholis mengatakan, pabrikan menyarankan nilai oktan sesuai rekomendasi agar pembakaran BBM dapat dikontrol.
Indikatornya adalah saat bensin terbakar habis waktu proses pengapian.
Tri Yuswidjadjanto Zaenuri, Ahli Konversi Energi dari Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung, menambahkan, menggunakan bensin beroktan tinggi pada mesin dengan kompresi rendah menyebabkan fuel dilution.
Fuel dilution merupakan percampuran oli dengan bahan bakar.
BACA JUGA : Jangan Asal Isi Pertalite atau Pertamax, Ini Anjuran Pertamina Buat Pemilik Skutik Honda dan Yamaha
BACA JUGA : Jangan Asal Beli Pertalite, Berikut Daftar Motor di Indonesia yang Cocok Pakai BBM Ini
Membuat oli jadi encer dan terjadi perubahan warna serta aroma.
Membuat oli tidak dapat melumasi mesin dengan sempurna.
“Oli yang sudah encer sudah tidak mampu membentuk lapisan film, sehingga oli enggak mampu melindungi geseka antar komponen di dalam mesin."
"Lama-kelamaan komponen yang tidak terlumasi dengan baik bisa rusak bahkan jebol,” kata Tri.
Indikator Bensin di Huruf E? Jangan Panik, Segini Jarak yang Masih Bisa Ditempuh
Sebagian pemilik kendaraan pribadi baik mobil atau motor jarang yang memperhatikan indikator bensin.
Banyak yang tidak sadar karena terlalu asyik berkendara, ternyata jarum bahan bakar sudah menyentuh indikator E alias empty (kosong).
Ketika hal ini terjadi biasanya pengemudi akan langsung panik, terutama bagi pengemudi wanita.

Padahal kondisi ini hanya menginformasikan bahwa sudah saatnya pengemudi mengisi tanki bahan bakar kembali.
Pasalnya, setiap kendaraan biasanya memiliki reservoir (RES) yang merupakan bahan bakar minyak (BBM) cadangan yang ada di dalam tanki kendaraan, sehingga memungkinkan mobil atau motor bisa melaju ketika indikator bensin sudah diposisi E.
“Rata-rata mobil memiliki kapasitas tangki 40 sampai 45 liter."
"Jika pada kondisi sudah di E, mobil masih bisa bergerak kurang lebih 30 kilometer sampai 60 kilometer, karena ada cadangan sekitar 3 liter sampai 6 liter,” ujar Head Product Improvement/EDER Dept Technical Service Division PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Bambang Supriadi, ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (12/03/2020)
Bambang melanjutkan, hal tersebut dengan catatan kondisi jalan lancar dan tidak macet.
Selain itu beban kendaraan yang terlalu berat juga akan mempengaruhi jarak tempuh.
Ia menyarakan sebaiknya kondisi ini dihindari.
Karena jika pengendara terlalu sering menjalankan mobilnya dengan keadaan indikator BBM di E, maka akan besar potensi kerusakan pada kendaraan.
“Ketika kondisi tangki bensin pada posisi E, maka dapat terjadi kondensasi pada tangki bensin yang dapat menyebabkan bensin bercampur dengan air kondensasi, hal ini lah yang bisa menyebabkan mobil mogok,” kata Bambang.
Tidak hanya itu saja, sering membiarkan tanki bensin kosong akan menyebabkan karat pada tangki dan akan mengganggu kinerja pompa bensin.
Jadi, sebaiknya pengisian bensin dilakukan saat indikator belum berada di posisi E, demi keamanan dan ketenangan saat berkendara.
(Kompas.com/Gilang Satria)
Sebagian artikel ini sudah tayang di laman Kompas.com dengan judul Jangan Pakai Bensin Oktan Terlalu Tinggi, Ini Alasannya
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!