BLOG.TRIBUNJUALBELI.COM - Membangun rumah impian tentu menjadi momen yang penuh harapan.
Setelah menabung dan merencanakan segala sesuatunya, setiap orang pasti ingin hasil akhirnya kokoh, indah, dan tahan lama.
Namun, kenyataannya tidak sedikit rumah baru yang sudah mulai retak, lembap, atau bahkan rusak parah hanya dalam beberapa tahun.
Penyebabnya sering kali bukan karena bencana alam, melainkan kesalahan kecil yang terjadi saat proses pembangunan.
Agar tidak menyesal di kemudian hari, penting bagi kamu untuk memahami jebakan-jebakan umum yang kerap terjadi saat membangun rumah.
Berikut lima hal yang sering diabaikan, padahal bisa membuat rumah cepat rusak bahkan berpotensi roboh:
Baca juga : Membangun Rumah Mewah Jadi Lebih Mudah dengan 5 Tips Ini
1. Fondasi Tidak Dikerjakan dengan Benar
Fondasi adalah bagian paling penting dari sebuah bangunan.
Jika bagian ini dikerjakan asal-asalan, maka seluruh struktur rumah bisa bermasalah di kemudian hari.
Kesalahan yang sering terjadi antara lain adalah kurangnya kedalaman fondasi, penggunaan batu atau semen yang tidak sesuai, hingga pengerjaan di tanah yang tidak stabil tanpa perkuatan tambahan.
Akibatnya, rumah bisa mengalami penurunan tanah tidak merata, dinding retak, atau lantai bergelombang.
Idealnya, proses pembuatan fondasi harus disesuaikan dengan kondisi tanah dan beban bangunan di atasnya.
Jika tanah lembek atau mudah bergerak, gunakan pondasi cakar ayam atau tiang pancang agar lebih kuat menahan struktur.
Jangan lupa juga memastikan campuran material fondasi sesuai standar agar daya tahannya maksimal.
2. Penggunaan Material Murah dan Tidak Berkualitas
Banyak orang tergoda menggunakan material murah demi menghemat anggaran, padahal langkah ini justru menjadi bumerang.
Material yang tidak berkualitas akan menurunkan kekuatan struktur dan mempercepat kerusakan bangunan.
Misalnya, penggunaan besi tulangan yang mudah berkarat, semen berkualitas rendah, atau bata ringan abal-abal yang rapuh.
Padahal, memilih material berkualitas adalah bentuk investasi jangka panjang.
Rumah yang dibangun dengan bahan baik akan lebih kokoh, minim perawatan, dan bertahan hingga puluhan tahun.
Jadi, sebaiknya prioritaskan kualitas dibanding sekadar harga murah.
Kamu tetap bisa menekan biaya melalui perencanaan matang, bukan dengan mengorbankan bahan bangunan utama.
3. Struktur Bangunan Tidak Sesuai Perhitungan
Kesalahan dalam perhitungan struktur sering kali terjadi karena tidak melibatkan tenaga ahli sejak awal.
Banyak pemilik rumah mempercayakan pembangunan sepenuhnya pada tukang tanpa adanya gambar teknis atau panduan dari arsitek maupun insinyur sipil.
Akibatnya, ukuran kolom, balok, dan besi tulangan sering kali tidak proporsional dengan beban bangunan.
Bangunan mungkin terlihat kokoh di awal, tapi sebenarnya lemah terhadap tekanan vertikal atau gaya gempa.
Untuk menghindari hal ini, pastikan kamu memiliki desain dan gambar struktur yang jelas.
Mintalah perhitungan beban dari profesional agar ukuran setiap elemen struktur sesuai standar keamanan.
Langkah kecil ini akan membuat rumah jauh lebih kuat dan tahan lama.
Baca Juga : Bangun Sekali untuk Selamanya, 6 Rahasia Pondasi Rumah Kuat dan Anti Retak!
4. Kurangnya Perhatian pada Sistem Drainase dan Kedap Air
Air adalah musuh utama ketahanan bangunan.
Banyak rumah yang cepat rusak bukan karena strukturnya lemah, tetapi karena sistem drainase dan pelapisan kedap air yang buruk.
Dinding lembap, cat mengelupas, bahkan kerusakan pada pondasi bisa terjadi karena air yang meresap dari tanah atau hujan yang tidak teralirkan dengan baik.
Kesalahan ini sering terjadi karena pengembang tidak memasang talang air dengan benar, tidak memberi lapisan waterproofing di area basah seperti kamar mandi, atau membiarkan air hujan menggenang di sekitar pondasi.
Untuk menghindarinya, pastikan sistem drainase direncanakan dengan matang sejak awal.
Gunakan lapisan kedap air di area rawan lembap dan buat kemiringan yang cukup di atap dan lantai agar air mudah mengalir keluar.
5. Pengawasan Proyek yang Tidak Ketat
Sebagus apa pun desain dan material yang digunakan, semuanya bisa sia-sia jika pelaksanaan di lapangan tidak diawasi dengan baik.
Banyak masalah struktural muncul karena pengerjaan yang asal-asalan, mulai dari adukan semen yang tidak sesuai takaran, pemasangan tulangan yang salah posisi, hingga kualitas pengecoran yang buruk.
Pengawasan proyek harus dilakukan secara rutin, baik oleh pemilik maupun pengawas teknis.
Jangan ragu melakukan pengecekan berkala pada setiap tahap pekerjaan, terutama pada bagian fondasi, struktur beton, dan sistem pipa.
Dokumentasikan progres pembangunan agar semua pihak bisa memantau kualitas hasil kerja.
Dengan pengawasan yang baik, kesalahan bisa segera dikoreksi sebelum menimbulkan masalah serius di kemudian hari.
(Eno/TribunJualBeli.com)