0

Tren Bangunan Hijau untuk Masa Depan Properti Ramah Lingkungan

Penulis: Nindya Azalia
Tren Bangunan Hijau untuk Masa Depan Properti Ramah Lingkungan

BLOG.TRIBUNJUALBELI.COM- Pembangunan properti di Indonesia kini bergerak lebih maju akan sadar dengan lingkungan sekitar dengan tren pembangunan green building atau bangunan hijau yang kini menjadi sebuah keharusan yang didorong oleh kesadaran global akan perubahan iklim yang berkelanjutan.

Berdasarkan peraturan Menteri PUPR No. 21 Tahun 2021, bangunan hijau didefinisikan sebagai bangunan yang memiliki standar teknis dan  memiliki aturan yang signifikan terkait penghematan energi, air, atau sumber daya lainnya, secara umum konsep ini memiliki konsep mulai dari kontruksi, pembangunan, pemeliharaan, pengoperasian memiliki tujuan untuk mengurangi dampak negatif pada lingkungan yang memyebabkan terjadinya globalisasi dan meningkatkan kualitas hidup bagi penghuni daerah kawasan tersebut.

Manfaat Green Building (bangunan hijau)

Penerapan konsep bangunan hijau memiliki beberapa manfaat yang ditawarkan pada penghuninya baik dari segi lingkungan, ekonomi, maupun sosial:

  • Efisiensi energi dan air

Bangunan bangunan penghimemang dirancang untuk mengoptimalkan penggunaan energi listrik maupun air yang pada akhirnya akan mengurangi biaya operasional bulanan bagi penghuni, hal ini dapat dicapai oleh penggunaan teknologi hemat energi seperti penggunaan maksimal cahaya matahari dengan memanfaatkan panel surya, sistem daur ulang air hujan, dan isolasi termal yang baik.

  • Kualitas udara yang lebih baik

Penggunaaan material bangunan pada green building memiliki material yang tidak mengandung zat kimia yang berbahaya (VOC-Volatile Organic Compounds) dan pada struktur rumahnya memiliki sistem ventilasi yang optimal membantu menjaga kualitas udara dalam ruangan, sehingga menciptakan suasana di dalam rumah nyaman bagi para penghuninya.

  • Pengurangan dampak lingkungan

Banyaknya polusi dan terjadinya efek globalisasi membuat perubahan iklim dengan adanya konsep bangunan hijau berkontribusi langsung pada penurunan jejak karbon dengan pengurangan konsumsi energj pada penggunaan material ramah lingkungan dan pengelolaan limbah yang efisiensi membantu meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.

  • Nilai properti yang meningkat

Properti dengan konsep bangunan hijau dengan sertifikasi bangunan hijau akan memiliki daya tarik bagi para pembeli melihat dari desain dengan konsep yang berkelanjutan yang memikirkan akan konsep dengan ramah lingkungan yang meningkatkan nilai jual properti dan menjadikannya investasi jangka panjang yang cerdas.

  • Dukungan regulasi permerintah

Di negara Indonesia pemerintah telah mengeluarkan regulasi yang mendukung pembangunan bangunan hijau ini, dalam hal ini mendorong sektor properti untuk mengadopsi standar bangunan hijau memenuhi persyaratan hukum.

Trend bangunan hijau (green building) Indonesia pada tahun 2025

Konsep bangunan hijau terus berkembang di negara Indonesia, terutama di kota-kota besar seperti di Jakarta, beberapa trend yang terlihat pada tahun 2025 adalah:

  • Integrasi teknologi yang cerdas

Bangunan yang menggunakan teknologi cerdas (smart building) yang terintegrasi dengan sensor dan sistem otomasi semakin canggih, teknologi ini memungkinkan pengelolaan energi, pencahayaan, dan suhu secara otomatis menggunakan smart technology (teknologi pintar) yang mengoptimalkan efisiensi dan kenyamanan.

  • Sertifikasi bangunan hijau

Permintaan untuk sertifikasi pada greenship dari Green Building Council Indonesia (GBCI) mencatat pertumbuhan yang konsisten dalam pemberian sertifikasi greenship, dan EDGE (Excellence in Design for Greater Efficiencies) dari International Finance Corporation (IFC) terus meningkat tercatat lebih dari 20 proyek di Indonesia telah mendapatkan sertifikasi EDGE, sertifikasi ini menjadi bukti nyata komitmen pada sebuah proyek terhadap keberlanjutan dengan konsep bangunan hijau.

  • Menggunakan energi yang dapat diperbarui

Dengan menggunakan energi yang terbarukan seperti menjadi tren saat ini adalah pemasangan panel surya di bangunan properti, hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan energi terbarukan.

  • Penggunaan material berkelanjutan

Penggunaan bahan bangunan dengan jejak karbon rendah atau yang berasal dari bahan daur ulang menjadi prioritas, hal ini seperti penggunaan material bangunan pada beton daur ulang, kayu laminasi silang (CLT), dan material lokal seperti bambu hal ini membuat pengurangan dampak lingkungan sejak tahap pembangunan. (*)

(nindya/tribunjualbeli.com)