BLOG.TRIBUNJUALBELI.COM - Perumahan cluster kini semakin populer di berbagai kota besar maupun kota penyangga.
Konsep hunian yang mengedepankan keamanan, keteraturan, dan kenyamanan menjadikannya pilihan banyak keluarga muda maupun masyarakat yang mendambakan lingkungan modern dan eksklusif.
Rumah cluster umumnya memiliki desain seragam, pagar perumahan dengan sistem keamanan 24 jam, hingga fasilitas bersama yang memudahkan aktivitas penghuni.
Namun, di balik segala kelebihannya, rumah cluster tidak sepenuhnya ideal untuk semua orang.
Ada sejumlah kekurangan yang sebaiknya dipahami sebelum memutuskan membeli.
Dengan memahami sisi negatifnya, calon pembeli bisa lebih bijak menyesuaikan kebutuhan, gaya hidup, dan kemampuan finansial.
Berikut penjelasan lima kekurangan utama tinggal di rumah cluster:
Baca Juga : Inilah 5 Alasan Kenapa Perumahan Cluster Semakin Diminati Masyarakat
1. Harga Lebih Mahal Dibandingkan Rumah Konvensional
Rumah cluster identik dengan harga jual yang lebih tinggi.
Faktor utamanya terletak pada konsep eksklusif, fasilitas umum yang tersedia, serta keamanan yang lebih terjamin.
Pihak pengembang biasanya membanderol harga rumah cluster dengan nilai lebih tinggi dibandingkan rumah tapak biasa dengan luas lahan yang sama.
Selain harga beli, biaya yang dikeluarkan tidak berhenti di situ.
Setiap bulan, penghuni biasanya juga harus membayar iuran untuk keamanan dan perawatan lingkungan.
Jika ditotal, biaya hidup di cluster bisa jauh lebih besar dibandingkan tinggal di perumahan non-cluster.
Bagi sebagian orang, ini menjadi salah satu pertimbangan serius, terutama jika dana terbatas.
2. Adanya Biaya Perawatan Lingkungan Tambahan
Fasilitas bersama seperti taman, jalan lingkungan, pos keamanan, hingga area bermain anak memang menjadi nilai tambah perumahan cluster.
Namun, semua itu tentu memerlukan biaya perawatan. Untuk itulah penghuni diwajibkan membayar iuran bulanan yang sifatnya wajib.
Besaran iuran biasanya berbeda-beda tergantung kebijakan pengembang atau pengelola lingkungan.
Meski nominalnya mungkin tidak besar, bagi penghuni yang merasa jarang menggunakan fasilitas umum, biaya ini bisa dianggap pemborosan.
Lebih jauh lagi, jika iuran terus naik dari tahun ke tahun, hal ini bisa menambah beban pengeluaran rumah tangga.
3. Ruang dan Lahan yang Lebih Terbatas
Salah satu ciri khas rumah cluster adalah efisiensi lahan.
Hunian biasanya dibangun berdekatan dengan lahan terbatas.
Akibatnya, luas tanah dan bangunan cenderung lebih kecil dibanding rumah biasa dengan harga setara.
Kondisi ini tentu menjadi kendala bagi keluarga yang membutuhkan ruang tambahan, misalnya untuk membuat taman, area parkir lebih luas, atau rencana renovasi di masa depan.
Bagi yang terbiasa tinggal di rumah dengan halaman lega, tinggal di cluster bisa terasa kurang leluasa.
Terlebih, jika aturan lingkungan membatasi perluasan bangunan, penghuni harus puas dengan ruang yang tersedia sejak awal.
Baca Juga : 5 Desain Rumah Cluster Modern yang Bisa Jadi Referensi Menarik
4. Aturan Lingkungan yang Cukup Ketat
Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah adanya aturan bersama di perumahan cluster.
Aturan ini biasanya menyangkut keseragaman desain rumah, tata letak halaman, hingga pembatasan aktivitas tertentu.
Tujuannya memang baik, yaitu menjaga kerapian, keamanan, dan kenyamanan lingkungan.
Namun, tidak semua orang cocok dengan aturan semacam ini.
Ada penghuni yang mungkin merasa terbatasi kreativitasnya, misalnya saat ingin merenovasi rumah dengan gaya berbeda atau menambah bangunan tertentu.
Bahkan, hal kecil seperti menaruh barang di halaman depan atau memasang pagar tambahan bisa dilarang.
Bagi sebagian orang, tinggal di lingkungan dengan banyak aturan bisa terasa mengganggu kebebasan.
5. Potensi Kurang Privasi
Meskipun disebut lebih eksklusif, rumah cluster biasanya dibangun dengan jarak antar rumah yang cukup dekat.
Hal ini menyebabkan tingkat privasi menjadi terbatas.
Aktivitas sehari-hari penghuni bisa lebih mudah terdengar atau terlihat oleh tetangga, terutama jika desain rumah menggunakan jendela besar atau dinding tipis.
Selain itu, karena penghuni cluster cenderung memiliki latar belakang sosial ekonomi yang mirip, interaksi antarwarga biasanya lebih intens.
Meski bisa mempererat hubungan sosial, bagi sebagian orang kondisi ini justru bisa terasa terlalu dekat dan mengurangi privasi pribadi.
Sebelum membeli, sebaiknya lakukan pertimbangan matang dengan menyesuaikan kebutuhan, gaya hidup, serta kemampuan finansial.
Dengan begitu, keputusan memilih rumah cluster sebagai hunian akan lebih tepat dan tidak menimbulkan penyesalan di kemudian hari.
(Eno/TribunJualBeli.com)