BLOG.TRIBUNJUALBELI.COM- Fenomena jasa titip menjadi maraknya dalam masyarakat sekitar dimana seseorang menawarkan jasa untuk membelikan suatu produk dilokasi tertentu (baik di dalam negeri maupun di luar negeri) dengan biaya imbalan jasa, fenomena ini mendorong pergeseran pola belanja dimasyarakat yang kini lebih mengarah pada konsumtif dan digital.
Jasa titip atau jastip muncul sebagai solusi bagi konsumen jika ingin memebeli suatu produk yang sulit dijangkau karena letak geografis, waktu, atau ketersediaan misalnya produk-produk eksklusif, barang-barang edisi terbatas, ataupun makanan khas dari kota lain.
Pihak jastip mendapatkan keuntungan dari komisi atau biaya tambahan dari harga asli barang, sistem ini umumnya bekerja pada pra-pesan, dimana pembeli membayar dulu barangnya sebelum kuriur membelikan barang tersebut.
Adapun pendorong faktor utama dari fenomena jastip atau jasa tititp di era modern ini adalah:
- Kemudahan akses dan globalisasi
Faktor utama dari pendorong jasa titip adalah dengan maraknya media sosial seperti instagram, tiktok, maupun platform belanja online, para jastipers biasanya menggunakan fitur, promosi visual dengan mengunggah produk secara real time dimana pembeli dapat melihat barang secara nyata dari unggahan cerita maupun postingan, sehingga menciptakan daya tarik visual untuk menarik pembeli.
Globalisasi telah membuka mata masyarakat terhap produk produk yang ada darai berbagai negara, adanya djastip dapat memeberikan solusi bagi konsmen dengan mendapatkan barang untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan, seperti Jastip memungkinkan konsumen di Indonesia mendapatkan barang edisi terbatas dari Jepang, makeup dari Korea Selatan, atau tas mewah dari Eropa tanpa harus pergi ke sana.
- Perkembangan teknologi digital
Perkembangan teknologi digital dapat membawa perubahan konsumen menjadi konsumtif dengan adanya media sosial seperti tiktok, instagram, dan facebook seperti tren menggunakan fashion ala skena, clean outfit ataupun inspirasi baju model casual hal ini menjadikan tren yang menjadikan simbol atau lifestyle dari seseorang.
- Budaya konsumtif yang menjadikan status sosial dalam lingkup masayarakat
Produk-produk unik atau dari merk kali dikaitkan dengan status sosial seperti merk dior, louis vuitton, atau prada menjadikan kasta sosial yang menggunakan brand tersebut orang kalangan menengah ke atas, hal ini jastip dapat memudahkan masyarakat dalam mencapai prestise ( kehormatan atau reputasi yang dimiliki seseorang tersebut)
Fenomena jastip membawa perubahan yang cukup signifikan dalam perubahan pola belanja masyarakat dari tradisional ke digital dan konsumtif, dampak ini terasa dari berbagai aspek mulai dari:
- Dari toko offline ke online
Jastip melengkapi dari berbagai aspek offline maupun yang tersedia di online, jika sebelumnya konsumen hanya mengandalkan e-commerce atau toko online resmi kini jastip memberikan opsi tambahan yang tidak tersedia pada opsi tersebut,ini membuat belanja online menjadi komprehensif.
- Pola berbelanja berbasis gaya hidup dengan mengikuti trend
Masyarakat kini tidak hanya membeli barang sesuai kebutuhan melainkan sebagai gaya hidup dan identitas diri, produk yang dijastipkan seperti tas mewah, bnaju branded, maupun makeup dan skincare dari luar negeri menggambarkan gaya hidup dan menecerminkan diri dan citra status sosial.
Sering kali pelaku jastip menawarkan barang baru yang sedang trend diliuar megeri hal inilah yang mendorong konsumen untuk mengikuti trend perkembangan mode dan lifestyle (gaya hidup) disetiap orang.
- Ketergantungan pada rekomendasi online
Pelaku konsumen tidak hanya pada iklan tradisional melainkan pada faktor rekomendasi dari pengguna lain atau influencer yang sering kali bekerja sama dengan pelaku jastip, ini menciptakan perubahan secara validasi sosial secara daring yang memengaruhi daya konsumtif seseorang. (*)
(nindya/tribunjualbeli.com)