BLOG.TRIBUNJUALBELI.COM - Perumahan cluster kini semakin populer di berbagai kota di Indonesia.
Konsep hunian ini menawarkan lingkungan yang lebih eksklusif dengan sistem keamanan 24 jam, akses terbatas, hingga penataan kawasan yang rapi.
Tidak heran jika banyak orang tertarik membeli rumah di cluster karena dianggap lebih nyaman, aman, dan prestisius dibandingkan perumahan konvensional.
Namun, ada hal penting yang sering luput dari perhatian calon pembeli, yaitu adanya aturan-aturan khusus yang ditetapkan oleh pengembang atau pengelola.
Aturan ini memang dibuat untuk menjaga ketertiban dan kenyamanan bersama, tetapi jika tidak diketahui sejak awal, bisa menimbulkan masalah atau bahkan kekecewaan di kemudian hari.
Berikut tiga aturan tersembunyi di perumahan cluster yang wajib diperhatikan sebelum memutuskan untuk membeli rumah:
Baca Juga : Inilah 5 Alasan Kenapa Perumahan Cluster Semakin Diminati Masyarakat
1. Aturan Mengenai Perubahan Desain Rumah
Salah satu keunggulan rumah cluster adalah tampilannya yang seragam dan rapi.
Tetapi hal ini biasanya diatur dengan ketat oleh developer atau pengelola.
Tidak semua pemilik rumah bisa bebas merenovasi fasad, menambah lantai, atau mengubah cat sesuka hati.
Bahkan, ada cluster yang hanya memperbolehkan perubahan interior, sementara bagian eksterior harus tetap sesuai standar awal agar estetika lingkungan tidak terganggu.
Calon pembeli sering kali tidak menyadari aturan ini hingga sudah menempati rumah, lalu merasa terbatasi ketika ingin memperluas bangunan atau menambah garasi.
Oleh karena itu, penting sekali menanyakan detail aturan renovasi sejak awal.
Apakah boleh menambah kanopi?
Bagaimana jika ingin menutup teras atau mengganti pagar?
Hal-hal kecil semacam ini bisa sangat menentukan kenyamanan di masa depan.
2. Aturan Biaya Iuran Lingkungan dan Fasilitas
Banyak orang hanya menghitung cicilan KPR saat membeli rumah cluster, padahal ada biaya bulanan lain yang wajib dibayarkan, yaitu iuran lingkungan.
Biaya ini biasanya dipakai untuk membayar satpam, kebersihan jalan, perawatan taman, hingga fasilitas bersama seperti kolam renang atau club house.
Besarnya iuran berbeda-beda, tergantung dari fasilitas yang disediakan.
Semakin lengkap fasilitas, semakin tinggi pula iurannya.
Masalah bisa timbul ketika penghuni merasa iuran terlalu mahal, atau ada ketidaksepakatan dalam penggunaannya.
Ada juga kasus di mana iuran naik tiap tahun tanpa pemberitahuan yang jelas.
Jadi, sebelum membeli rumah cluster, sebaiknya tanyakan dengan detail seperti berapa iuran bulanan, apa saja yang tercakup, dan bagaimana mekanisme penetapan biayanya.
Transparansi dalam hal ini akan membantu menghindari konflik dengan pengelola atau sesama penghuni.
Baca Juga : 7 Tips Memilih Cluster Sesuai Kebutuhan Keluarga
3. Aturan Mengenai Gaya Hidup dan Aktivitas Penghuni
Yang tidak kalah penting, beberapa perumahan cluster memiliki aturan khusus mengenai gaya hidup penghuninya.
Misalnya, ada cluster yang melarang pemilik rumah memelihara hewan besar, membuka usaha di rumah, atau memarkir kendaraan di luar garasi.
Tujuannya memang untuk menjaga ketertiban dan kenyamanan bersama, tetapi bagi sebagian orang aturan ini bisa terasa membatasi.
Sebagai contoh, jika berencana membuka usaha kecil dari rumah, aturan larangan bisnis di kawasan cluster tentu akan menjadi masalah.
Begitu juga jika terbiasa mengadakan acara dengan banyak tamu, ada cluster yang membatasi parkir di jalan lingkungan sehingga aktivitas sosial bisa terganggu.
Karena itu, penting untuk memahami aturan tertulis maupun tidak tertulis mengenai kehidupan sehari-hari di cluster.
Dengan memahami tiga aturan tersembunyi ini, kamu bisa lebih siap menyesuaikan diri dan menghindari potensi konflik di kemudian hari.
Ingat, rumah bukan hanya tempat tinggal, tapi juga investasi jangka panjang.
(Eno/TribunJualBeli.com)