0

Motor Tidak Bertenaga Saat Menanjak? Waspadai 7 Faktor Ini

Penulis: eno tjb
Motor Tidak Bertenaga Saat Menanjak? Waspadai 7 Faktor Ini

BLOG.TRIBUNJUALBELI.COM - Bagi banyak pengendara motor, menaklukkan tanjakan adalah salah satu tantangan tersendiri.

Saat motor terasa tidak bertenaga atau loyo saat melewati jalur menanjak, banyak orang merasa panik dan khawatir.

Apalagi jika gas sudah ditarik penuh, tapi motor tetap tak mau melaju kencang.

Hal ini tidak hanya mengganggu kenyamanan, tapi juga bisa membahayakan keselamatan, terutama jika menanjak di jalan sempit atau ramai.

Sebelum buru-buru menyalahkan motor atau merasa mesin rusak total, penting untuk mengetahui berbagai penyebab yang bisa membuat motor kehilangan tenaga saat menanjak.

Berikut 7 faktor utama yang wajib diwaspadai dan segera diatasi:

Baca Juga : 5 Trik Mengendarai Motor Kopling di Jalan Menanjak untuk Pemula

1. Filter Udara Kotor atau Tersumbat

Filter udara adalah komponen yang berfungsi menyaring udara sebelum masuk ke ruang bakar.

BISON
 
 
Motor Kawasaku KSR 110 Built Bekas Tahun 2012 - Tangerang
Rp 28,800,000.00
banten

Jika filter udara kotor atau tersumbat, suplai udara ke ruang bakar menjadi terbatas, membuat proses pembakaran tidak sempurna.

Akibatnya, motor terasa berat saat akselerasi, terutama ketika menghadapi tanjakan yang memerlukan tenaga ekstra.

Bersihkan filter udara secara berkala, setidaknya setiap 4.000–5.000 km, atau ganti jika sudah terlalu kotor.

Pastikan juga menggunakan filter berkualitas sesuai rekomendasi pabrikan.

2. Kondisi Busi Lemah atau Rusak

Busi memiliki tugas penting sebagai pemantik api untuk pembakaran bahan bakar di ruang bakar.

Busi yang aus, kotor, atau rusak akan menurunkan kualitas percikan api, sehingga tenaga mesin menjadi lemah.

Gejala busi bermasalah sering ditandai dengan tarikan motor terasa tersendat, konsumsi bahan bakar lebih boros, hingga motor susah dihidupkan.

Periksa kondisi busi setiap 5.000 km atau sesuai jadwal servis.

Bersihkan atau ganti jika sudah aus. Gunakan busi dengan spesifikasi yang direkomendasikan agar performa tetap optimal.

3. Masalah pada CVT atau Kopling

Baca Juga : 10 Tips Aman Berkendara Motor Matic di Jalan Menanjak

Pada motor matic, CVT (Continuously Variable Transmission) berperan sebagai sistem penyalur tenaga dari mesin ke roda.

Jika CVT kotor, roller aus, atau v-belt mulai kendur, distribusi tenaga akan terganggu.

Motor pun kehilangan tenaga saat menanjak.

Sementara pada motor manual, kopling yang selip atau kampas kopling aus dapat membuat putaran mesin tidak sepenuhnya diteruskan ke roda.

Lakukan servis CVT secara rutin setiap 8.000–10.000 km. Untuk motor manual, periksa kampas kopling dan lakukan penggantian jika sudah aus.

Pastikan juga per komponen terkait, seperti pegas kopling dan kabel, dalam kondisi baik.

4. Kompresi Mesin Menurun

Kompresi mesin yang tidak optimal biasanya disebabkan keausan pada ring piston, silinder yang baret, atau kebocoran pada klep.

Kompresi yang lemah membuat tenaga motor berkurang drastis, terutama saat menghadapi beban berat di tanjakan.

Ciri-ciri lain kompresi lemah adalah motor sulit dihidupkan, tenaga ngedrop, serta muncul asap putih pada knalpot.

Lakukan pengecekan kompresi di bengkel.

Jika terbukti ada kebocoran atau kerusakan pada piston, klep, atau silinder, segera lakukan perbaikan atau overhaul sesuai kondisi.

5. Rantai atau Belt Kendor

Pada motor manual atau bebek, rantai yang kendor atau aus akan membuat tenaga dari mesin tidak tersalurkan dengan sempurna ke roda belakang.

BISON
 
 
Motor Honda New Sonic 150 Fi 5 Speed Bekas Tahun 2024 - Tangerang
Rp 16,500,000.00
banten

Begitu juga pada motor matic, v-belt yang kendor akan menurunkan performa.

Cek ketegangan rantai atau belt secara rutin.

Sesuaikan atau ganti jika sudah melewati batas aus. Gunakan pelumas rantai agar tetap awet dan bekerja maksimal.

6. Tekanan Angin Ban Tidak Sesuai

Ban dengan tekanan angin yang kurang akan membuat motor terasa berat dan mengurangi akselerasi.

Saat melewati tanjakan, kondisi ini akan semakin terasa karena mesin harus bekerja lebih keras mendorong beban tambahan dari gesekan ban ke aspal.

Cek tekanan angin minimal seminggu sekali atau sebelum perjalanan jauh.

Sesuaikan dengan rekomendasi pabrikan yang biasanya tertera di bagian bodi atau buku manual motor.

7. Beban Muatan Berlebih

Terlalu banyak membawa barang atau berboncengan dengan beban berlebihan dapat memaksa mesin bekerja lebih berat.

Efeknya, motor akan kesulitan naik tanjakan meski gas sudah penuh.

Selain mempengaruhi tenaga, hal ini juga dapat mempercepat keausan berbagai komponen, seperti rem, suspensi, dan ban.

Selalu perhatikan kapasitas beban maksimum motor yang tercantum di buku manual.

Jika memang harus membawa beban banyak, pertimbangkan cara distribusi barang agar tetap seimbang.

Jangan tunggu hingga motor benar-benar tidak kuat nanjak baru diperbaiki.

Lebih baik lakukan pencegahan lebih awal agar motor selalu responsif, bertenaga, dan nyaman dikendarai kapan pun.

(Eno/TribunJualBeli.com)