BLOG.TRIBUNJUALBELI.COM - Mendapatkan motor impian yang akhirnya sampai di rumah tentu menjadi momen yang sangat menggembirakan.
Rasanya ingin segera digunakan untuk berkendara ke mana pun. Layaknya pasangan baru jadian, dunia seakan hanya milik berdua.
Namun, ada hal penting yang perlu diperhatikan oleh pemilik motor baru, yaitu mematuhi masa break in, atau yang lebih dikenal sebagai masa inreyen.
Istilah ini berasal dari bahasa Belanda “in rijden”, yang berarti masa penyesuaian bagi komponen-komponen mesin.
Setiap motor memiliki durasi inreyen yang berbeda-beda, tetapi umumnya berlangsung pada jarak tempuh 500 hingga 1.000 kilometer pertama.
Informasi lengkap terkait masa break in biasanya tercantum dalam buku panduan pemilik yang disertakan saat pembelian motor.
Secara logika, komponen mesin motor saat di pabrik belum pernah benar-benar bekerja.
Baru ketika sampai di tangan konsumen, mesin mulai dijalankan dan bagian-bagiannya saling bergesekan.
Permukaan komponen yang masih baru biasanya memiliki tingkat kehalusan berbeda.
Jika mesin langsung digunakan dengan kasar, gesekan yang terjadi bisa menyebabkan keausan dini.
Inilah alasan mengapa masa inreyen penting: jangan langsung tancap gas hingga RPM tinggi.
Sebaiknya, selama 500 km pertama, hindari memacu mesin lebih dari 6.000 RPM.
Bila harus melebihi itu, lakukan hanya sesekali dan dalam durasi singkat, misalnya saat ingin menyalip kendaraan lain.
Selain itu, servis pertama sangat disarankan dilakukan setelah mencapai jarak 500 km.
Pada masa inreyen, gesekan antar komponen akan menghasilkan gram atau serbuk logam halus.
Serbuk ini akan ikut terbuang saat oli mesin pertama diganti, membantu menjaga performa mesin tetap optimal.
Sekarang sudah jelas, bukan? Mengapa motor baru tidak boleh langsung digeber dan pentingnya menjalani masa inreyen dengan benar. (*)
(Andrakp/TribunJualBeli.com)