0

Ketika Ongkir Gratis Harus Dibayar Mahal oleh Kurir

Penulis: Ridwan MufidKhoirulloh
Ketika Ongkir Gratis Harus Dibayar Mahal oleh Kurir

BLOG.TRIBUNJUALBELI.COM - Program “Gratis Ongkir” sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari strategi pemasaran e-commerce dan marketplace besar di Indonesia.

Bagi konsumen, ini adalah keuntungan yang menyenangkan, karena bisa belanja tanpa khawatir terkena biaya pengiriman.

Baca juga : Viral Modus Penipuan Kurir Paket Bikin Saldo Ludes Seketika, Ini Bahaya dan Cara Mencegahnya

Namun di balik layanan yang tampak menguntungkan itu, tersimpan ironi yang menimpa salah satu pihak paling vital dalam proses: para kurir.

Ongkir Gratis, Siapa yang Bayar?

Kurir Pick Up. (Foto : Kompas.com)

Banyak masyarakat tidak menyadari bahwa “gratis ongkir” bukan berarti biaya pengiriman benar-benar hilang.

Sebagian besar ongkos kirim tetap dibayarkan, entah oleh penjual, platform, atau... kurir itu sendiri secara tidak langsung.

Dalam beberapa kasus, insentif kurir justru dipotong agar sistem subsidi ongkir tetap berjalan.

Target Tak Masuk Akal, Upah Tak Seimbang

Di tengah persaingan antar jasa ekspedisi, kurir sering dibebani target tinggi: ratusan paket harus dikirim setiap harinya, dengan jarak tempuh yang panjang dan waktu kerja yang fleksibel tapi tidak manusiawi.

Sementara itu, sistem gaji berbasis per-paket membuat penghasilan mereka sangat tergantung pada jumlah pengiriman.

Ketika ada promo besar-besaran, tekanan fisik dan mental kurir justru meningkat, tanpa diikuti peningkatan kesejahteraan.

Kondisi Lapangan yang Menantang

Kurir yang Sering Kali Menghadapi Tantangan Berat Ketika Mengantarkan Barang ke Konsumen. (Foto : Kompas.com)

Kurir harus menghadapi berbagai tantangan: macet, hujan, medan sulit, bahkan risiko keselamatan di jalan.

Belum lagi masalah paket yang ditolak penerima, alamat tidak jelas, atau pembeli yang sulit dihubungi, semua itu memperpanjang waktu kerja, tapi tidak selalu dihitung dalam upah.

Minimnya Perlindungan dan Kesejahteraan

Sebagian besar kurir bekerja dalam sistem kemitraan atau outsourcing, tanpa jaminan kesehatan, asuransi kerja, ataupun tunjangan tetap.

Padahal, mereka adalah garda terdepan dari bisnis digital yang nilainya triliunan rupiah.

Ironisnya, saat e-commerce merayakan rekor penjualan, para kurir harus lembur demi mengejar paket yang menumpuk.

logit.id
 
 
Pesan Pengiriman Logistik Jabodetabek dan Antarkota di Logit.id - Jakarta Selatan
Rp 300,000.00
dki-jakarta

Sudah Saatnya Ada Perubahan

Kedatangan Kurir Paket yang Selalu Ditunggu-tunggu. (Foto : Kompas.id)

Fenomena “ongkir gratis” seharusnya tidak terus menjadi beban kurir.

Perlu transparansi dari pihak marketplace, regulasi yang lebih adil dari pemerintah, serta kepedulian konsumen untuk menghargai kerja keras mereka.

Baca juga : 6 Strategi Memilih Jasa Cargo dan Logistik yang Efektif untuk Bisnis

Memberi ucapan terima kasih, menyediakan air minum, atau sekadar tidak menyulitkan saat pengantaran, adalah bentuk dukungan kecil yang berarti besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (*)

(Ridwan Mufid/TRIBUNJUALBELI.COM)