BLOG.TRIBUNJUALBELI.COM - Memiliki rumah 1 lantai memang terasa cukup nyaman untuk awalnya.
Namun seiring bertambahnya anggota keluarga atau kebutuhan ruang yang meningkat, menambah lantai menjadi solusi yang logis.
Renovasi rumah dari satu lantai menjadi dua lantai tak hanya membuat rumah jadi lebih lega, tapi juga meningkatkan nilai properti secara signifikan.
Tapi tentu saja, proyek renovasi ini bukan perkara kecil.
Perlu perencanaan matang, struktur yang kuat, dan strategi cerdas agar hasil akhirnya sesuai harapan, nyaman, aman, dan efisien.
Berikut ini 5 cara cerdas yang wajib kamu perhatikan saat mengubah rumah 1 lantai menjadi 2 lantai:
Baca Juga : 5 Strategi Jitu Renovasi Atap Rumah Tanpa Repot Pindah
1. Cek Struktur Bangunan Awal
Langkah pertama dan paling penting adalah mengecek apakah struktur rumah 1 lantai milikmu cukup kuat untuk menopang lantai tambahan.
Banyak rumah tapak awalnya tidak dirancang untuk menahan beban vertikal lebih dari satu lantai.
Maka dari itu, konsultasikan dengan arsitek atau insinyur struktur untuk menilai fondasi, kolom, dan balok bangunan.
Jika ternyata tidak cukup kuat, kamu mungkin perlu memperkuat struktur, seperti menambah kolom beton baru atau memperlebar pondasi.
Meski membutuhkan biaya lebih, ini adalah investasi penting demi keselamatan dan ketahanan bangunan jangka panjang.
2. Rancang Tata Letak yang Fungsional
Menambah lantai berarti membuka kemungkinan baru dalam tata ruang.
Gunakan kesempatan ini untuk merancang layout yang lebih fungsional dan sesuai kebutuhan keluarga.
Misalnya, kamu bisa menjadikan lantai atas sebagai area privat seperti kamar tidur, ruang kerja, atau ruang santai, dan lantai bawah tetap difokuskan untuk ruang tamu, dapur, serta ruang keluarga.
Jangan lupa sediakan pencahayaan alami dan ventilasi yang cukup di kedua lantai agar rumah tetap terang dan sejuk.
3. Pilih Material Ringan tapi Kuat untuk Lantai Atas
Baca Juga : Maksimalkan Ruang dengan 7 Model Tangga Minimalis Modern
Agar struktur bangunan tidak terbebani, sebaiknya gunakan material bangunan yang ringan namun tetap kuat.
Misalnya, dinding dengan bata ringan (hebel), rangka atap baja ringan, dan material lantai yang tidak terlalu berat.
Dengan begitu, kamu bisa meminimalkan beban struktur tanpa mengorbankan kekuatan dan estetika bangunan.
Material ringan juga cenderung lebih cepat dipasang, yang berarti proses renovasi bisa berlangsung lebih efisien.
4. Perhatikan Akses dan Sirkulasi Antarlantai
Menambah lantai berarti kamu juga perlu merancang akses yang nyaman dan aman, yaitu tangga.
Posisi tangga sangat penting, karena akan memengaruhi tata letak ruangan di kedua lantai.
Pastikan tangga tidak memakan terlalu banyak tempat, tapi tetap mudah dijangkau dan aman digunakan, terutama jika ada anak kecil atau lansia.
Kamu bisa memilih berbagai model tangga sesuai desain rumah, dari yang minimalis, spiral, hingga floating stairs.
Pastikan juga pencahayaan tangga cukup agar penggunaannya tetap aman, baik siang maupun malam.
5. Urus Izin Renovasi dan Siapkan Anggaran Cadangan
Membangun lantai dua bukan renovasi biasa, izin bangunan dan perencanaan anggaran yang matang wajib dipenuhi.
Urus perizinan ke dinas terkait, biasanya Dinas Cipta Karya atau Dinas PUPR setempat agar renovasi berjalan legal dan tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.
Selain itu, siapkan anggaran cadangan sebesar 10–20% dari total biaya.
Renovasi seperti ini kerap memunculkan kebutuhan tak terduga, seperti perbaikan struktur lama, pemindahan instalasi listrik atau air, dan lain-lain.
Dengan dana cadangan, kamu bisa mengantisipasi kejutan tanpa harus menunda proyek.
Pastikan dengan perencanaan yang tepat, pemilihan material yang cermat, dan pengawasan ahli, kamu bisa menciptakan rumah dua lantai yang bukan hanya lebih lega tapi juga lebih layak huni dan estetis.
(Eno/TribunJualBeli.com)