BLOG.TRIBUNJUALBELI.COM - Salah satu pertanyaan klasik dari para pemilik kendaraan adalah: "Harus ganti oli berdasarkan jarak tempuh atau durasi waktu pemakaian?"
Kedua patokan ini memang sering tercantum di buku panduan kendaraan.
Tapi mana yang sebenarnya lebih akurat?
Baca juga : Ini 6 Dampak Serius Jika Motor Sampai Kehabisan Oli
Yuk, kita bahas secara lengkap biar nggak bingung lagi.
Fungsi Oli dan Kenapa Harus Diganti Secara Berkala
Sebelum menentukan patokan, penting untuk diketahui bahwa oli berfungsi sebagai pelumas, pembersih, dan pendingin komponen mesin.
Seiring waktu dan pemakaian, kualitas oli akan menurun, baik karena panas mesin, kontaminasi kotoran, maupun oksidasi.
Jika tidak diganti tepat waktu, maka efek yang ditimbulkan bisa menyebabkan:
- Mesin cepat panas
- Timbul kerak di ruang mesin
- Menurunnya performa kendaraan
- Bahkan bisa merusak komponen penting
Ganti Oli Berdasarkan Jarak Tempuh
Umumnya, pabrikan merekomendasikan ganti oli tiap 5.000 – 10.000 km, tergantung jenis oli dan kendaraan yang dipakai.
Apabila mengaplikasikan pergantian oli berdasarkan jarak tempuh, maka akan cocok untuk:
- Kendaraan yang dipakai rutin
- Mobilitas harian tinggi (komuter, ojek online, dll.)
- Perjalanan jarak jauh secara berkala
Jika kamu sering pakai kendaraan dan angka odometer cepat naik, patokan jarak tempuh bisa jadi acuan utama.
Ganti Oli Berdasarkan Durasi Waktu
Kalau kendaraan jarang dipakai, bukan berarti oli bisa dibiarkan terus di dalam mesin.
Secara alami, oli bisa mengalami penurunan kualitas meski tidak banyak bergerak.
Umumnya direkomendasikan ganti oli setiap 6 bulan sekali, meskipun jarak tempuh belum mencapai batas maksimal.
Apabila mengaplikasikan pergantian oli berdasarkan durasi waktu, maka akan cocok untuk:
- Kendaraan yang hanya dipakai akhir pekan
- Kendaraan yang sering terparkir lama
- Kendaraan cadangan atau koleksi
Mengapa bisa demikian?
Karena oli yang dibiarkan terlalu lama bisa mengental, mengandung uap air, dan kehilangan daya lumasnya.
Lalu, Mana yang Benar?
Jawabannya: Keduanya benar, tergantung pola penggunaan kendaraan.
Jika kendaraan sering dipakai: Gunakan patokan jarak tempuh.
Jika kendaraan jarang dipakai: Gunakan patokan waktu/durasi.
Prinsip utamanya adalah: mana yang lebih dulu tercapai, itulah waktu ganti oli.
Misalnya, jika baru menempuh 3.000 km tapi sudah 6 bulan sejak ganti oli terakhir, maka tetap disarankan untuk mengganti oli.
Ada juga tips tambahan yang perlu dipahami:
- Simpan catatan terakhir kali ganti oli
- Gunakan oli dengan kualitas sesuai rekomendasi pabrikan
- Jangan menunda ganti oli hanya karena kendaraan jarang digunakan
- Pertimbangkan kondisi lingkungan (macet, medan berat, suhu ekstrem) karena itu juga mempengaruhi daya tahan oli
Ganti oli bukan hanya soal jarak tempuh, tapi juga soal waktu.
Jangan tunggu mesin terasa berat atau suara kasar baru ke bengkel.
Baca juga : 10 Fakta Unik Tentang Oli Sintetik yang Tidak Banyak Orang Ketahui
Ikuti prinsip “mana yang tercapai lebih dulu: kilometer atau renrang waktu,” demi menjaga mesin tetap sehat dan kendaraan awet.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (*)
(Ridwan Mufid/TRIBUNJUALBELI.COM)