0

Jangan Lakukan 4 Hal Ini jika Tidak Mau Baterai HP Cepat Bocor

Penulis: Lilyana Siradj
Jangan Lakukan 4 Hal Ini jika Tidak Mau Baterai HP Cepat Bocor

TRIBUNJUALBELI.COM - Perangkat gadget saat ini, baik HP atau tablet, hampir semuanya menggunakan baterai lithium ion.

Baterai ini miliki keunggulan dibanding jenis lain, yaitu mampu menampung daya dalam jumlah besar.

Namun, layaknya baterai pada umumnya, lambat laun kapasitas tampungnya akan semakin berkurang karena penuaan kimiawi alias chemical aging. 

Proses chemical aging ini dapat terjadi lebih lambat atau cepat tergantung dengan pemakaian.

Adhitya motor Techno
 
 
HP Realme C53 Baru Ready Stok - Pekanbaru
Rp 1,999,000.00
riau

Sehingga, jika tidak ingin baterai HP bocor sebelum umur pakainya, ada hal-hal yang perlu dihindari pemakai gadget.

Berikut 4 hal yang wajib kamu hindari:

Membiarkan HP mati kehabisan baterai

Chemical aging baterai lithium paling cepat terjadi apabila voltase internalnya berada di titik terendah (baterai habis) atau titik tertinggi (baterai penuh).

Kondisi ini terjadi saat kamu membiarkan HP kehabisan baterai hingga mati, tanpa men-charger-nya.

Idealnya, angka kapasitas dijaga antara 30-80 persen agar tidak terjadi chemical aging lebih cepat.

Pastikan untuk mengisi baterai pada kisaran kapasitas tersebut, dibanding melakukan charging dari nol hingga 100 persen setiap kali.

Perlu ditambahkan bahwa charging cycle yang merupakan spesifikasi seberapa sering baterai bisa diisi sebelum mulai kehilangan daya tampung secara signifikan dihitung berdasarkan presentasi pengisian, bukan frekuensi charging.

Dengan demikian, pengisian dari 20-70 persen, misalnya, akan dihitung sebagai 1/2 siklus (50 persen), sementara pengisian dari 0-100 dianggap sebagai 1 siklus (100 persen).

Jadi, sering mengisi baterai sebelum benar-benar habis pun tak mempengaruhi charging cycle.

Baterai lithium biasanya memiliki charging cycle 300-500 kali, atau kira-kira 2-3 tahun dalam pemakaian normal.

Namun, daya tahan sebenarnya bisa lebih atau kurang dari rating tersebut, tergantung perawatan oleh pengguna.

Melakukan charger HP semalaman

Menancapkan ponsel ke charger semalaman sehingga baterai berada di kapasitas 100 persen dalam waktu lama adalah kebiasaan yang dilakukan banyak pengguna, tapi bagaimana pengaruhnya terhadap baterai?

Seperti diuraikan oleh Battery University dalam artikelnya, itu pun tak sehat untuk baterai karena terus-menerus menahan voltase di angka tertinggi.

Sebab, voltase tinggi meningkatkan stress di komponen baterai dan mempercepat chemical aging.

Para pabrikan perangkat punya cara untuk mencegah hal ini.

Sistem operasi iOS di iPhone, misalnya, memiliki fitur Optimized Battery Charging yang hanya akan mengisi baterai hingga 80 persen di situasi tertentu untuk menjaga kesehatannya.

Fitur serupa juga bisa ditemukan di ponsel Android, tergantung pabrikan dan tipe perangkatnya.

Untuk OS Android "polos" seperti di ponsel Pixel Google, ada fitur Adaptive Charging yang cara kerjanya mirip dengan Optimized Battery Charging di iOS.

Menggunakan HP saat sedang charging 

Hal yang satu ini dikenal sebagai "parasitic load", di mana baterai ponsel dikuras dan diisi dalam waktu bersamaan, misalnya apabila pengguna menancapkan ponsel ke charger/ power bank sambil main game atau menonton video.

Parasitic load berdampak buruk pada baterai karena mengganggu siklus charging dan menyebabkan mini-cycle yang dapat mengakibatkan sebagian komponen baterai mengalami penuaan lebih cepat.

Cara terbaik untuk menghindari parasitic load adalah dengan mematikan perangkat sepenuhnya, tapi ini sering kali tidak praktis karena ponsel jadi tak bisa menerima pesan masuk atau menampilkan notifikasi.

Sebagai gantinya, cukup diamkan saja perangkat saat di-charge tanpa diutak-atik apabila tidak diperlukan.

Jangan lupa untuk mencabut charger begitu baterai terisi sesuai kisaran yang dikehendaki.

Menggunakan HP sampai panas

Selain hal-hal di atas, musuh besar lainnya dari baterai adalah panas.

Temperatur yang terlalu tinggi membuat ketahanan baterai jadi berkurang dan lebih cepat kehilangan daya tampung, demikian pula sebaliknya jika suhu terlalu rendah.

Sebuah penelitian di Research Gate menyebutkan bahwa suhu ruangan ideal untuk melakukan pengisian baterai adalah antara 25 hingga 40 derajat Celsius.

Di kisaran temperatur ini, life cycle baterai bisa terjaga di angka maksimal dan daya tampungnya bisa bertahan hingga 96 persen kapasitas awal setelah pemakaian selama setahun.

Daya tampung bisa berkurang drastis apabila baterai terus-menerus diisi hingga 100 persen dan berada dalam kondisi panas.

Misalnya, pada pengujian charging di temperatur 40 derajat Celsius dan pengisian selalu ke angka 100 persen, daya tampung baterai berkurang hingga hanya 65 persen kapasitas awalnya setelah setahun.

Karena itu, selain hindari mengisi baterai hingga 100 persen, sebaiknya jangan pula menempatkan perangkat di situasi yang bisa meningkatkan panas selagi charging, seperti misalnya ditaruh di bawah bantal.

Bagaimana dengan fast charging? Teknologi yang satu ini masih jadi poin perdebatan.

Mengisi baterai dengan cepat memang praktis, tapi ada konsekuensi berupa suhu tinggi hingga melebihi 40 derajat Celsius, menurut pengujian Android Authority.

Karena itu, disarankan agar hanya menggunakan fast charging untuk mengisi sebagian kapasitas baterai saja, misalnya selama 5-15 menit, agar suhu tak naik terlalu tinggi.

Bisa juga menggunakan charger berdaya lebih rendah yang biasanya juga menghasilkan suhu lebih adem pula, apabila tidak sedang buru-buru.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Tips Merawat Baterai Ponsel agar Tak Cepat "Bocor"