Mengenal Wujud Akulturasi Budaya Dalam Motif dan Warna Batik Pekalongan

TRIBUNJUALBELI.COM – Kerajinan batik merupakan warisan budaya dan warisan leluhur.

UNESCO bahkan sudah mengakui bahwa kerajinan batik adalah kerajinan asli Indonesia.

Beberapa daerah terkenal dengan kerajinan batiknya yang beragam dan khas.

Salah satunya batik Pekalongan yang diperkirakan sudah dikenal masyarakat sejak tahun 1800.

Meskipun tidak ada catatan resmi mengenai sejarah batik Pekalongan.

Melansir Kompas.com dalam data Deperindag, motif batik dibuat pada 1802 dengan motif pohon kecil untuk bahan pakaian.

Seiring perkembangan jaman, batik Pekalongan berkembang pesat dengan beragam motifnya.

Motif dan tata warna batik Pekalongan tumbuh dari perjumpaan masyarakat Pekalongan dengan negara China, Belanda, Arab, India, Melayu dan Jepang.

1. Batik Jlamprang

Motifnya semacam motif batik geometrik yang biasanya berupa lingkaran atau segitiga yang mendapat inspirasi dari pedagang Gujarat, India.

Motif Jamplang berupa ceplok yang terdiri dari bentuk bujur sangkar atau persegi panjang dengan warna-warna cerah.

2. Batik Encim

Batik encim dipengaruhi oleh kebudayaan masyarakat Cina dan sudah diproduksi turun-temurun.

Warna batik Encim cenderung menggunakan warna family rose dan warna khas etnis Cina seperti merah, biru, dan kuning.

3. Batik Pagi Sore

Motif batik pagi sore dipengaruhi dari kedatangan bangsa-bangsa Belanda, Cina dan Jepang.

Seiring berjalannya waktu, batik pagi sore mendapat pengaruh dari keraton Yogyakarta dan Solo sebagai latar belakang.

Batik pagi sore dikenali dengan dua motif berbeda pada kain yang dipisah sebuah garis dan memiliki warna kontras.

4. Batik Hokokai

Batik Hokokai atau batik Jawa Hokokai berkembang pesat sejak pendudukan Jepang di Pekalongan.

Motifnya berupa lerengan, kembang dan kupu yang menjadi cerminan alam dari negeri Jepang.

Penerapan warnanya lebih variatif dan cerah dengan objek motifnya lebih kecil.