TRIBUNJUALBELI.COM - Saat ini jenis atap yang digunakan untuk menutupi bangunan di Indonesia semakin beragam.
Dari genteng tanah liat, genteng beton, kayu, kaca, seng, dan juga asbes.
Ternyata, salah satu dari material atap berbahaya yang digunakan di Indonesia memiliki kandungan pemicu kanker.
Cek harga Genteng Pres Berkualitas Garansi 10 Tahun Tahan Injak Jaminan Tidak Mudah Retak - Klaten
Material tersebut adalah atap asbes tersusun dari serat-serat mineral silika yang dipadatkan.
Penggunaan atap asbes ini sejak dari dulu diketahui dapat memicu penyakit mematikan seperti kanker dan penyakit asbestosis.
Tapi sepertinya masih banyak yang kurang pengertian maupun pembelajaran mengenai bahaya dari asbes.
Cek harga Praktis Super Plaster Sp-200 Plesteran Bata Ringan Praktis - Bekasi
Hal ini terbukti dari banyaknya masyarakat Indonesia yang masih menggunakan asbes untuk atap rumah mereka.
Seperti dikutip dari Health.nsw, serat asbes yang terhirup dan masuk ke dalam paru-paru bisa menyebabkan asbestosis (timbulnya jaringan parut di paru-paru), kanker paru-paru dan mesothelioma (kanker ganas yang menyerang selaput mesothelium).
Risiko terkena penyakit ini akan meningkat setara dengan banyaknya jumlah serat asbes yang dihirup.
Selain itu risiko kanker paru-paru akibat menghirup serat asbes lebih besar dibandingkan dengan asap rokok.
Selain dapat menyebabkan kanker, penyakit mematikan lainnya daat ditimbulkan dari penggunaan atap asbes yaitu penyakit asbestosis.
Melansir cancer.gov, asbes telah diklasifikasikan sebagai karsinogen manusia yang dikenal (zat yang menyebabkan kanker) oleh beberapa lembaga atau departemen kesehatan di dunia.
Seperti U.S. Department of Health and Human Services (HHS), the U.S. Environmental Protection Agency (EPA), sampai the International Agency for Research on Cancer (IARC).
Menurut IARC, ada bukti yang cukup bahwa asbes menyebabkan mesothelioma (kanker yang relatif jarang terjadi pada selaput tipis yang melapisi dada dan perut), dan kanker paru-paru, laring, dan ovarium.
Meskipun jarang, mesothelioma adalah bentuk kanker paling umum yang terkait dengan paparan asbes.
Ada bukti terbatas bahwa paparan asbes terkait dengan peningkatan risiko kanker lambung, faring, dan kolorektum.
Menurut Mayo Clinic penggunaan asbes juga diketahui dapat meningkatkan risiko penyakit asbestosis yaitu penyakit paru-paru kronis yang disebabkan oleh menghirup serat asbes.
Dimana kontak yang terlalu lama dengan serat-serat ini dapat menyebabkan jaringan parut paru-paru dan sesak napas.
Gejala asbestosis dapat berkisar dari ringan hingga berat, dan biasanya tidak muncul sampai bertahun-tahun setelah paparan yang berkelanjutan.
Apalagi seseorang yang mengalami penyakit asbestosis berisiko lebih tinggi terkena kanker paru-paru teruta mereka yang merupakan perokok baik aktif maupun pasif.
Untuk mengurangi paparan dari serat asbes dan melakukan pencegahan jangka pendek bisa dengan melakukan beberapa cara:
1. Menyemprotkan air ke lembaran asbes untuk mencegah tanah, debu atau serat beterbangan di udara.
2. Menutup asbes dengan lembaran plastik atau terpal untuk menghindari paparan cuaca.
3. Mencegah anak untuk bermain di atap rumah yang terbuat daria asbes.
4. Mengganti lembaran asbes yang sudah rusak atau berlubang.
5. Sebisa mungkin memberikan ruang batas antara asbes denga ruangan dalam rumah. (*)
(Andrakp/Tribunjualbeli.com)