Intip Kerajinan Manik-manik di Jombang yang Bertahan Selama Pandemi

TRIBUNJUALBELI.COM – Pandemi covid-19 berdampak pada hampir semua lini kehidupan.

Banyak usaha kecil dan menengah yang harus berhenti bahkan gulung tikar.

Tak terkecuali usaha kerajinan tangan yang ikut terdampak.

Segala cara dilakukan untuk tetap bisa bertahan selama pandemi.

Bahkan puluhan perajin manik-manik di Jombang harus gulung tikar karena tak mampu bertahan.

Perajin manik-manik itu ada di Desa Plumbon Gambang, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang.

Melansir Kompas.com, sebanyak 89 perajin menghentikan pengiriman ke berbagai daerah bahkan ke luar negeri.

Ketua Asosiasi Pengusaha Manik Kabupaten Jombang, Muhammad Kodri mengungkap 60-an perajin terpaksa menghentikan usahanya.

Kerajinan manik-manik di Desa Plumbon Gambang sudah berlangsung sejak tahun 1989.

Sebelum pandemi, manik-manik ini mampu menembus 10 negara di Asia dan Eropa.

Bahkan 89 perajin mampu menyedot 509 tenaga kerja dari Desa Plumbon Gambang.

Kemudian omzet penjualan rata-rata perbulan mencapai Rp 1,5 milliar hingga Rp 1,8 milliar.

Namun, sekarang saat pandemi hanya menyentuh angka Rp 300 juta per bulan.

Perajin yang masih bertahan memiliki kiat-kiat khusus, seperti melakukan inovasi produk.

Salah satunya manik-manik dibuat jadi pengait masker dan penghias kalung masker.

Meskipun belum mampu mengembalikan omzet, namun inovasi itu membuat usahanya tetap eksis.

Kemudian strategi penjualan juga dilakukan dengan memanfaatkan platform digital.

Pemasaran produk secara online perlahan membuka pasar dan menggeliatkan produksi.

Masa pandemi saat ini, inovasi dan kreatifitas sangat diperlukan para pelaku usaha.

Harapannya agar penjualan kembali stabil dan kerajinan manik-manik semakin bergeliat.