TRIBUNJUALBELI.COM – Kerajinan tangan khas Indonesia terkenal dengan keunikan dan kualitasnya.
Berbagai bahan yang ada di lingkungan sekitar bisa dimanfaatkan pengrajin menjadi kerajinan yang bernilai.
Bukan hanya plastik, kertas, bambu, atau limbah kayu, bahkan sisik ikan pun juga bisa dimanfaatkan.
Kerajinan Tas Croco Tenun Inner Suede Bisa Packing Box - Jogja
Sisik ikan yang dibuang penjual di pasar ikan diolah menjadi kerajinan tangan yang estetik.
Hal tersebut dilakoni oleh seorang pengrajin sukses asal Manado, Sulawesi Utara.
Melansir dari TribunSulut.com, Tjahyani mengumpulkan sisik ikan di pasar Bersehati untuk diolah jadi kerajinan tangan.
Yani sapaan akrabnya, merupakan seorang ibu dari empat anak yang terkenal berkat kerajinan sisik ikan.
Dia tidak malu mengumpulkan dan membawa pulang limbah itu untuk dijadikan kerajinan.
Kerajinan Tas Keranjang Anyam Kekinian Sudah Termasuk Furing Dan Tali - Cilacap
Melalui tangan dingin dan sentuhan emasnya, sisik ikan tersebut diubah jadi perhiasan cantik.
Berbagai produk kerajinan yang dihasilkan Yani yaitu kalung, anting, gelang, bros dan lainnya.
Awalnya dia mulai mengumpulkan sisik ikan saat menunggui anaknya sekolah, dan mencoba learning by doing.
Walaupun beberapa kali gagal, dia tetap mencoba mmebuat lagi sampai jadi hasil yang bagus.
Banyak orang yang heran dengan kebiasaan Yani membawa pulang sisik ikan.
Kerajinan Placemat & Coaster Enceng Gondok untuk Dekorasi - Cilacap
Namun, dia tidak malu dan berkat kerja keras serta kemauan teguhnya, inovasi produk Yani Handicraft semakin terkenal.
Yani bahkan kerap difasilitasi untuk ikut berbagai pameran dan juga pelatihan.
Dia mendapat pengalaman menarik dan berharga saat mengikuti sebuah pameran di Jawa.
Saat Yani berpikir produk kerajinannya dinilai sudah paling baik di Sulut, ternyata dia melihat produknya yang paling jelak.
Dari hal itu dia belajar untuk lebih mengasah diri, melakukan inovasi dan kolaborasi dengan rajin ikut pameran.
Kerajinan Tas Travel Bahan Kanvas Motif dan Ukuran Beragam - Yogyakarta
Akhirnya dia berkolaborasi dengan Ibu Marta, pemiliki UMKM kulit kayu dari Papua dengan membuat kalung yang talinya dari kulit kayu.
Sementara mata kalungnya kadang juga terbuat dari mutiara produk UMKM diluar Sulut.
Sebagai pengrajin, Yani menyadari pentingnya terus mengasah ide dan berinovasi dengan karyanya.