0

Warga Maratua Produksi Kerajinan Gunakan Ata-ata Sebagai Alternatif Kayu Hitam yang Kini Dilindungi

Penulis: Lilyana Siradj
Warga Maratua Produksi Kerajinan Gunakan Ata-ata Sebagai Alternatif Kayu Hitam yang Kini Dilindungi

TRIBUNJUALBELI.COM - Kayu hitam adalah kayu yang dikenal dengan kekuatannya.

Meski sekilas terlihat mirip dengan kayu ulin, kayu hitam memiliki warna hitam legam seperti namanya.

Kayu hitam merupakan salah satu kayu khas di Kalimantan yang banyak dijadikan produk kerajinan.

Sayangnya, saat ini pemerintah sudah melarang penebangan kayu hitam karena terjadi eksploitasi.

BACA JUGA: Kerajinan Tas Rotan Asli Kualitas Premium Tahan Air dan Debu - Bali

BACA JUGA: Kerajinan Tas HP Wanita Kulit Sapi Size S Naturan Mill Motif Jeruk Mix Rajut - Garut

Di Pulau Maratua, kayu hitam merupakan salah satu yang dilindungi.

Eksploitasi yang terjadi salah satunya adalah penggunaannya sebagai bahan cinderamata atau bahan bangunan.

Untuk itu para perajin di Kampung Teluk Alulu Kecamatan Maratua Kabupaten Berau pun memutar otak agar terus menjalankan usahanya. 

Haitami salah satu perajin mengatakan, ia bersama rekan-rekannya menggunakan kayu Ata-ata.

Kayu tersebut tidak hitam legam seperti kayu hitam. Hanya saja tekstur kayu tersebut mirip seperti kayu hitam.

Kerajinan yang dibuat Haitami bervariasi. Mulai dari kalung, tasbih, gelang hingga sendok dan garpu.


Dalam sehari, ia mampu membuat belasan hingga puluhan cinderamata. Namun di tengah pandemi Covid-19 ini ia akui pendapatannya menurun.

Bahkan selama lockdown beberapa waktu lalu membuat dirinya tidak memiliki pemasukan sama sekali.

"Jelas ada penurunan," ucapnya ketika TribunKaltim.co menyertai kunjungan Bank Indonesia, Sabtu (6/11/2021) silam.

BACA JUGA: Kerajinan Anyam Mendong Tas Bulat Vinyl Tali Selempang Warna Natural - Tasikmalaya

BACA JUGA: Kerajinan Kulit Asli Tas Wanita Motif Natural Mill Size S - Garut

Ia menuturkan harga tasbih dan gelang dibanderol mulai dari Rp 150 ribu sampai Rp 250 ribu. Itu tergantung ukurannya. Sementara itu untuk sendok-garpu dibanderol Rp 100 ribu.

Ia menyebut harga kerajinan tangan yang dibuatnya dengan harga tinggi itu karena proses pembuatannya yang memakan waktu lama.

Belum lagi mencari bahan kayu yang membutuhkan perjuangan ekstra keras menjadi alasan harga cinderamata yang ia jual tinggi. 

(TribunKaltim.co/Jino Prayudi Kartono)

Artikel ini telah tayang di TribunKaltim.co dengan judul Kayu Hitam Langka, Perajin Aksesoris di Kabupaten Berau Gunakan Ata-ata, Haitami: Modelnya Mirip