0

Jelang Ramadhan, Harga Daging Sapi di Indonesia Diprediksi Akan Naik, Ini Penjelasan Mendag

Penulis: Andra Kusuma
Jelang Ramadhan, Harga Daging Sapi di Indonesia Diprediksi Akan Naik, Ini Penjelasan Mendag

TRIBUNJUALBELI.COM - Puasa Ramadhan 1442 tinggal 30 hari lagi, diprediksi beberapa bahan pokok akan mengalami kenaikan.

Meski sedang pandemi covid-19 kenaikan harga tidak bisa dihindari, karena sudah menjadi tradisi.

Kenaikan harga yang sering terjadi yaitu pada daging sapi.

Dikutip dari Kompas.com, Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi memperkirakan, harga daging sapi akan meningkat jelang puasa hingga Lebaran mendatang.

Kenaikan ini sebagai imbas dari tingginya harga sapi di Australia.

Jelang ramadhan, harga daging sapi diprediksi akan naik

Stok sapi di negara tersebut sedang terganggu karena kebijakan regenerasi populasi sapi, setelah terjadinya kebakaran hutan ekstrem pada 2019 lalu.

Adapun Indonesia merupakan importir sapi terbesar dari Australia.

“Harga ini (daging sapi) akan naik, tetapi mudah-mudahan dengan persiapan Kemendag kenaikan itu bisa lebih dijangkau, karena memang situasi dunia yang tidak menentu,” ujar Lutfi dalam konferensi pers virtual, Senin (15/3/2021).

Berdasarkan pantauan Kementerian Perdagangan, harga daging sapi paha belakang per 12 Maret 2021 sebesar Rp 122.246 per kilogram.

Harga itu naik 0,96 persen dibandingkan 11 Februari 2021 yang sebesar Rp 121.072 per kilogram.



Begitu pula jika dilihat tren harga daging sapi secara harian yang menunjukkan kenaikan.

Pada 10 Maret 2021 harga daging sapi masih sebesar Rp 121.918 per kilogram.

Lutfi mengatakan, pemerintah mengupayakan agar kenaikan harga daging sapi tidak signifikan, mengingat permintaan akan meningkat pada Ramadhan dan Lebaran.

Salah satunya dengan melakukan impor daging sapi dan kerbau sebanyak 100.000 ton, terdiri dari India 80.000 ton dan Brasil sebesar 20.000 ton.

Ini sebagai sumber impor baru guna stabilisasi harga.

"Yang sudah diimpor adalah daging kerbau dari India 80.000 ton, itu ditugaskan Kementerian BUMN kepada Bulog. Lalu 20.000 ton dari Brasil kepada Berdikari. Ini tidak ada penugasan untuk RNI," jelas dia.

Saat Lebaran Menurut Lutfi, penugasan impor daging kerbau dan sapi itu untuk memastikan ketersediaan di Pulau Jawa, terutama Jakarta dan di Pulau Sumatera, seperti Aceh.

Sebab, konsumsi daging di wilayah tersebut umumnya meningkat ketika puasa dan Lebaran.

Lutfi menambahkan, pemerintah juga berupaya mendorong ketersediaan sapi lokal.

Beberapa stok sapi dari Jawa Timur dan Kalimantan Barat akan digeser ke sejumlah wilayah Indonesia.

"Mudah-mudahan dengan adanya penugasan impor daging kerbau dan sapi dari India dan Brasil, ditambah mobilisasi daripada stok nasional, ini bisa tercukupi,” pungkas dia.