TRIBUNJUALBELI.COM - Sejak merebaknya virus corona (Covid-19) di Indonesia, para peneliti dalam negeri terus berusaha mencari obat untuk mengangani penyakit yang kini menjadi pandemi global.
Hingga Rabu (8/4/2020), berdasar data pemerintah yang dipublikasikan dalam laman resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sekitar 2.738 orang di Indonesia tercatat positif Covid-19.
Bahkan belum lama ini, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyampaikan adanya penemuan obat terkait Covid-19.
Kabar gembira juga disampaikan oleh menjadi Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) mengenai sejumlah penelitian terhadap obat ataupun vaksin corona
BACA JUGA:
Melalui kanal YouTube 'BNPB Indonesia' pada Senin (6/4) lalu, Menristek RI Prof. Dr. Bambang PS Brodjonegoro menyampaikan kabar gembira tersebut.
"Ini memang jangka menengah panjang, untuk vaksin misalkan ini dibutuhkan kira-kira waktu satu tahun."
"Kecuali barang kali ada vaksin yang sudah dikembangkan di luar kemudian bisa diproduksi di Indonesia," ujar Menristek RI.
Bambang juga menjelaskan mengenai pil kina yang dikabarkan ampuh untuk pasien terjangkit Covid-19.
Saat ini, obat asli Indonesia tersebut sedang dalam masa uji coba.
"Salah satu yang sedang diuji untuk obat Covid-19 adalah pil kina," tukas Bambang.
Menyoal keputusan pemerintah berencana menjadikan pil kina sebagai obat corona.
Bukan tanpa sebab, Menristek RI ini menyampaikan bahwa pil kina mengandung senyawa yang hampir sama dengan obat penyembuhan virus corona di negara lain.
"Karena pil kina ini memiliki kesamaan dengan yang sudah diberitakan media yaitu klorokuin," jelas Bambang.
Bambang juga berharap agar uji coba terhadap pil kina berbuah manis.
"Mudah-mudahan dari pengujian ini ada sesuatu yang barangkali ada yang bisa berkontribusi pada pengobatan Covid-19 itu sendiri," sambungnya.
BACA JUGA:
Tanaman Kina Dikatakan Bisa Jadi Obat Ampuh Lawan Virus Corona, Ternyata Ini Rahasianya
Melansir dari Kompas.com, pil kina dan klorokuin memiliki kesamaan struktur zat.
Ekstrak kulit batang pohon kina mengandung quinine sulfate atau kuinin sulfat.
Kedua struktur tersebut diyakini memiliki manfaat yang sama dalam proses penyembuhan dan pencegahan penyakit malaria.
Sama halnya dengan klorkuin yang pada dasarnya adalah obat malaria, kuinin sulfat digunakan untuk membunuh parasit yang hidup di dalam sel darah merah.
Melansir WebMD, obat ini diperlukan untuk penyembuhan yang lengkap dan untuk mencegah kembalinya infeksi (kambuh).
Meski begitu, tidak semua orang diperbolehkan mengonsumsi obat ini.
Pasalnya, ada efek samping nyata yang dapat terjadi, seperti sakit kepala ringan, kemerahan, keringat yang tidak biasa, mual, dering di telinga, penurunan pendengaran, pusing, penglihatan kabur, dan perubahan sementara dalam penglihatan warna.
Kiina juga dapat menyebabkan gula darah rendah (hipoglikemia), terutama selama kehamilan.
Gejala gula darah rendah termasuk keringat tiba-tiba, gemetar, detak jantung cepat, lapar, pandangan kabur, pusing, atau kesemutan tangan atau kaki.
Terlepas dari itu, Menristek memastikan bahwa penelitian dan pengembangan vaksin corona atau Covid-19 di Indonesia setidaknya memerlukan waktu minimal 1 tahun. (*)
(Health.Grid/Nikita Yulia Ferdiaz)
Artikel ini telah tayang di Health.Grid dengan judul Pemerintah Kantongi Obat Virus Corona dari Dalam Negeri, Menristek Ungkap Butuh Waktu Setahun untuk Mengembangkannya