TRIBUNJUALBELI.COM - Hari ini, Minggu (11/8/2019) adalah Hari Raya Idul Adha bagi umat muslim sedunia.
Pada Hari Raya Idul Adha, umat muslim melaksanakan kurban sesuai ajaran Islam, dimana kambing, domba atau sapi disembelih untuk berkurban.
Nah ada beberapa informasi yang biasa diyakini masyarakat dari penyembelihan hewan kurban.
Bagaimana kebenaran informasi tersebut? Berikut penjelasannya dari berbagai sumber.
1. Bau prengus Daging kambing dan domba
Memang setelah disembelih, daging kambing dan domba lebih berbau menyengat atau biasa disebut bau prengus.
Ternyata munculnya bau prengus pada kambing atau domba yang terlalu kuat itu karena disembelih dengan tidak tepat.
Apalagi jika proses pengulitan dilakukan secara tidak baik dan tercemar dengan isi perut, akan memperkuat bau tersebut.
2. Tak perlu dicuci karena bakal dimasak
Sudah biasa dilakukan masyarakat, bahwa daging kurban yang sudah dipotong-potong, hamparkan begitu saja tanpa alas yang bersih dan memadai.
Potongan daging itu dihamparkan di tanah rumput, alas daun sekedarnya, di kardus bekas atau terpal bekas pakai yang tidak dicuci dulu.
Hal itu dianggap tidak berbahaya, karena nantinya dagin-daging itu akan dimasak dalam air mendidih menjadi gule dan sebagainya.
Padahal sebenarnya, penanganan potongan daging yang sembarangan itu akan membuat kuman-kuman melepas racun yang masih bisa membahayakan pencernaan manusia.
Jadi meski mati karena dimasak dalam air mendidih yang lama, sebelumnya kuman-kuman sudah berkembang biak dan mengeluarkan racun.
3. Tak perlu dicuci karena bikin keras
Masyarakat juga sudah terbiasa tidak mencuci daging kurban karena dianggap membuat daging menjadi keras dan berkurang rasanya.
Padahal daging kotor tetap harus dicuci dulu agar kotoran dan debu yang melekat tidak terbawa ke dalam masakan.
Pencucian daging kotor itu juga tak ada hubungannya dengan rasa daging nantinya.
4. Daging kambing mengandung kolesterol sangat tinggi
Selama ini daging kambing dipercaya punya kandungan kolesterol sangat tinggi dan menyebabkan hipertensi.
Namun secara kandungan nutrisi, ternyata kandungan kolesterol daging kambing dan domba mirip dengan daging sapi, bahkan kadar kolesterolnya agak lebih
rendah.
Penyebab hipertensi sebenarnya adalah cara memasaknya, yaitu dengan menambahkan banyak garam, santan kental dan banyak, serta dimasak lama atau dipanaskan berulang-ulang.
Belum lagi lemak yang ikut dimasak karena dianggap menambah rasa gurih masakan.
Selain itu, dalam jenis daging merah seperti daging kambing dan sapi, kadar lemaknya juga tinggi.
Jika daging merah diolah dengan bahan yang memiliki kadar lemak tinggi juga seperti santan dan minyak, maka kadar lemak dalam olahan tersebut akan meningkat.
5. Penderita hipertensi dilarang makan daging kambing
Penjelasan di atas tentu membuat penderita hipertensi tidak dilarang makan daging kambing, asal jumlahnya dalam porsi wajar.
Selain itu pilih masakan daging kambing yang tidak bersantan dan tidak ditambahkan banyak garam, misalnya sate atau steak. (Nextren/Wahyu Subyanto)
Artikel ini sudah tayang di laman Nextren dengan judul 5 Mitos Negatif Daging Kambing Kurban dan Fakta-faktanya