zoom-in lihat foto Sudah Pakai Alat Kontrasepsi Tapi Tetap Kebobolan Hamil? Ternyata Ini Penyebabnya
ilustrasi | hallosehat

TRIBUNJUALBELI.COM - Banyak perempuan bertanya-tanya, kenapa tetap hamil padahal sudah menggunakan alat kontrasepsi, seperti KB dan lainnya.

Ternyata, memang tidak ada alat kontrasepsi yang menjamin 100% keberhasilan pencegahan kehamilan.

Data dari BKKBN menyebutkan, pada penggunaan suntik KB, tingkat kegagalannya 6/100.

Artinya, ada 6 kehamilan dari 100 pengguna KB suntik.

Sedangkan untuk IUD, tingkat kegagalannya 0,8 per 100.

Bahkan, kontrasepsi mantap seperti tubektomi dan vasektomi, juga bisa gagal.

Nah, sebagai langkah antisipasi, inilah yang perlu Ibu dan Ayah ketahui penyebab kebobolan:

1. Kondom

Kegagalan kerap terjadi karena kecenderungan kaum adam yang merasa kurang nyaman memakainya.

Sering laki-laki memasang kondom hanya saat menjelang ejakulasi.


2 dari 4 halaman

Jika sebelumnya sudah ada sperma yang keluar, kehamilan bisa terjadi. Bisa juga karena kondomnya bocor.

2. Spiral

Kegagalan sering kali disebabkan ketidaktepatan pemasangan spiral oleh tenaga medis atau penggunanya yang melalaikan kontrol rutin ke dokter kandungan.

Semestinya spiral terpasang di dalam rahim.

Jika pemasangannya tidak pas, misalnya, di depan atau belakang rahim, kehamilan tetap bisa terjadi.

Kondisi spiral dapat dipantau dengan kontrol rutin, sehingga jika ada pergeseran posisi, dapat segera diperbaiki.

Disamping itu, banyak perempuan yang mengabaikan masa kedaluwarsa spiral yang dipakainya.

Karena takut sakit atau enggan, pasien sering enggak kontrol, malah ada yang setelah 16 tahun baru kontrol.

Padahal, masa kedaluwarsa spiral sekarang itu rata-rata 4—5 tahun.

3 dari 4 halaman

Kalau sudah kedaluwarsa, efektivitas spiral akan berkurang dan bisa menyebabkan kehamilan.


3. Susuk/Implant

Faktor ketidaktepatan pemasangan alat kontrasepsi menjadi penyebab kegagalan pencegahan kehamilan pada susuk (implant).

Bila tenaga medis yang memasangnya kurang terampil, peluang kesalahan makin besar terjadi.

Ditambah lagi, pasien kerap lalai melakukan kontrol rutin dan melupakan masa kedaluwarsa susuk yang berlaku 3—8 tahun.

4. Pil dan Suntik KB

Kelalaian pengguna menjadi penyebab utama kegagalan pencegahan kehamilan.

Pil KB berisi hormon estrogen dan progesteron.

Dulu dosisnya cukup besar, sekitar 50 mcg.

4 dari 4 halaman

Karena banyak efek samping, seperti membuat mood jelek dan vlek hitam serta jerawat di wajah, dosisnya dikurangi, sekitar 20 mcg.

Sebab itu, pil harus diminum pada jam yang sama setiap hari.


Kalau lalai meminum pil sudah 2—3 hari, risiko kegagalan makin tinggi dan harus pakai kontrasepsi tambahan, kondom misalnya.

Hal serupa berlaku untuk suntik KB. Suntik KB harus diulang setiap satu atau tiga bulan sekali pada waktu yang sama.

Jika pasien melewatkan jadwal penyuntikan ulang, peluang kehamilan makin besar terjadi.

Penyuntikannya pun harus pada hari pertama menstruasi, supaya haid tetap teratur.

Kalau disuntik setelah menstruasi, haid akan muncul sebelum waktunya.

5. Kontrasepsi Mantap/Permanen

Kegagalan lebih banyak disebabkan faktor kelalaian dokter saat melakukan tindakan operasi.

Pada tubektomi, untuk mencegah sel telur bertemu dengan sperma, dokter akan mengikat atau memutus saluran telur (tuba falopi).

Tapi kadang-kadang yang diikat si dokter bukan saluran telurnya atau proses pengikatannya tidak sempurna.

Kalau saluran telur diikat, harusnya jaringannya akan mati dan putus.


Tapi kalau ikatannya tidak kuat, jaringan tidak sempat putus dan tersambung lagi, sehingga terjadi rekanalisasi.

Hal inilah yang menyebabkan sel telur masih bisa bertemu dengan sperma.

Selanjutnya