zoom-in lihat foto 4 Kekurangan Investasi Tanah yang Perlu Dipertimbangkan Sebelum Memulai
Ilustrasi Investasi Tanah (pexels.com)

BLOG.TRIBUNJUALBELI.COM - Investasi tanah sering dipandang sebagai aset yang aman, stabil, dan memiliki peluang pertumbuhan nilai yang menjanjikan dari waktu ke waktu.

Banyak orang memilih tanah sebagai instrumen investasi karena sifatnya yang tidak mengalami depresiasi secara fisik, serta potensinya yang cenderung naik mengikuti perkembangan wilayah.

Namun, penting untuk disadari bahwa investasi tanah tidak sepenuhnya bebas risiko.

Ada sejumlah kelemahan yang harus dipahami dengan matang sebelum memutuskan untuk mengalokasikan dana dalam bentuk lahan.

Memahami kekurangan ini akan membantu calon investor menyiapkan strategi, mengelola risiko, dan memastikan tujuan finansial tetap berjalan sesuai rencana.

Berikut penjelasan lengkap mengenai empat kekurangan utama dalam investasi tanah:

Baca Juga : Biar Tidak Salah Langkah, Ini 6 Tips Sukses Investasi Tanah

1. Harga Beli Sangat Tinggi dan Mengharuskan Modal Awal Besar

Modal Awal Besar
Modal Awal Besar

Salah satu kendala terbesar dalam investasi tanah adalah tingginya harga beli yang perlu dikeluarkan pada awal transaksi.

Dibandingkan investasi lain seperti obligasi atau instrumen pasar uang yang bisa dimulai dengan nominal kecil, tanah membutuhkan dana besar sejak proses akuisisi

2 dari 4 halaman

. Lokasi strategis seperti dekat pusat kota, kawasan industri, atau daerah dengan perkembangan pesat biasanya mematok harga yang jauh lebih tinggi.

Selain harga beli utama, ada pula biaya tambahan yang wajib diperhitungkan seperti pajak pembelian, biaya notaris, biaya balik nama sertifikat, hingga biaya pengukuran lahan apabila batas tanah perlu dipastikan ulang.

Semua biaya tersebut membuat investasi tanah menjadi opsi yang kurang ramah bagi investor pemula atau mereka yang memiliki keterbatasan modal.

Dengan modal besar yang harus disiapkan, investor perlu memastikan bahwa dana yang dialokasikan tidak mengganggu kebutuhan finansial lain, terutama kebutuhan jangka pendek.

2. Likuiditas Rendah dan Memerlukan Waktu Lama untuk Menjadi Uang Tunai

Kelemahan berikutnya yang sering tidak disadari adalah likuiditas tanah yang rendah.

chandra abdurrahman
tjb blogtjb blogtjb blog
Dijual Tanah Luas 176m2 di Bangunjiwo Dekat Kampus UMY Jogja - Bantul
Rp 1,400,000.00
di-yogyakarta

Tanah bukan termasuk aset yang cepat dicairkan menjadi uang tunai.

Proses penjualan tanah dapat memakan waktu panjang, mulai dari berminggu-minggu, berbulan-bulan, hingga lebih dari satu tahun, bergantung pada lokasi, kondisi lahan, akses jalan, permintaan pasar, hingga fluktuasi ekonomi secara umum.

Situasi ini menjadi kendala bagi investor yang sewaktu-waktu membutuhkan dana darurat.

Tanah tidak dapat dijual secara instan seperti emas atau reksa dana yang bisa dicairkan dalam hitungan jam.

3 dari 4 halaman

Karena itu, investasi tanah lebih sesuai untuk tujuan finansial jangka panjang, bukan untuk kebutuhan dana cepat.

Di sisi lain, penjualan tanah sering memerlukan proses negosiasi kompleks dan melibatkan banyak dokumen pendukung, sehingga waktu transaksi menjadi semakin panjang.

Baca Juga : 6 Alasan Membeli Tanah Kavling Bisa Jadi Investasi Menguntungkan

3. Potensi Sengketa, Tumpang Tindih Sertifikat, dan Risiko Legalitas Lainnya

Potensi Sengketa

Risiko legalitas adalah salah satu hal paling krusial dalam investasi tanah.

Tidak sedikit kasus sengketa tanah terjadi akibat dokumen yang tidak jelas, sertifikat ganda, tanah warisan yang belum dibagi, hingga klaim kepemilikan dari pihak lain.

Bila kondisi ini tidak diteliti sejak awal, investor berpotensi menghadapi kerugian besar dan proses hukum yang panjang.

Selain risiko kepemilikan, investor juga harus memastikan status tanah sesuai dengan tata ruang wilayah.

Ada tanah yang masuk zona hijau, tanah dengan peruntukan pertanian, atau tanah yang tidak bisa dialihfungsikan menjadi bangunan.

Apabila status ini tidak dipahami, calon investor bisa terjebak membeli lahan yang tidak sesuai dengan tujuan investasi.

4 dari 4 halaman

Proses verifikasi legalitas tanah sering kali membutuhkan waktu dan tenaga ekstra.

Pemeriksaan ke kantor pertanahan, verifikasi dokumen, pengecekan riwayat transaksi, hingga konsultasi dengan ahli menjadi langkah penting sebelum membeli tanah agar risiko sengketa dapat diminimalkan.

4. Memerlukan Perawatan untuk Menjaga Nilai Tanah dan Menghindari Masalah

Banyak orang beranggapan bahwa tanah tidak membutuhkan perawatan, padahal dalam kenyataannya, tanah kosong tetap memerlukan perhatian tertentu.

Dika KIP
tjb blogtjb blogtjb blogtjb blogtjb blog
Dijual Tanah Strategis Siap di Bangun atau Investasi di Jambidan Banguntapan SHM - Bantul
Rp 2,800,000.00
di-yogyakarta

Tanah yang dibiarkan begitu saja berpotensi ditumbuhi semak belukar, menjadi tempat pembuangan sampah liar, atau bahkan diserobot oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Jika terjadi demikian, investor harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membersihkan lahan atau mengurus proses hukum.

Selain itu, investor juga harus membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) setiap tahun sebagai bentuk kewajiban administratif.

Walaupun nominalnya tidak selalu besar, kewajiban ini tetap harus dipenuhi agar tidak menimbulkan denda atau masalah administrasi lain di kemudian hari.

Untuk menjaga nilai dan kondisi tanah, beberapa investor memilih memagari lahan, memasang plang kepemilikan, atau melakukan pembersihan berkala.

Semua langkah ini membutuhkan biaya tambahan yang harus diperhitungkan sejak awal.

(Eno/TribunJualBeli.com)

Selanjutnya