zoom-in lihat foto 5 Kekurangan Properti Residensial yang Perlu Diketahui Sebelum Membeli
Ilustrasi Porperti Residensial (pexels.com)

BLOG.TRIBUNJUALBELI.COM - Investasi properti residensial seperti rumah tapak, apartemen, maupun unit hunian lain kerap dianggap sebagai pilihan investasi paling aman.

Alasannya sederhana: harga tanah dan properti cenderung naik dari waktu ke waktu, sehingga dianggap minim risiko.

Selain itu, kepemilikan properti juga bisa dimanfaatkan untuk disewakan sehingga menghasilkan pendapatan pasif.

Namun, pandangan tersebut tidak sepenuhnya benar.

Di balik keunggulan properti residensial, ada sejumlah kelemahan yang justru sering membuat pemiliknya kerepotan, apalagi jika tidak dipertimbangkan sejak awal.

Tanpa perhitungan yang matang, investasi properti bisa saja menimbulkan kerugian, bukannya keuntungan.

Berikut ini lima kelemahan properti residensial yang sebaiknya dipahami lebih dulu sebelum membeli:

Baca Juga : 3 Alasan Investasi Properti Residensial Menguntungkan untuk Jangka Panjang

1. Membutuhkan Modal Awal yang Besar

Modal Awal yang Besar

Kekurangan paling nyata dari properti residensial adalah modal awalnya yang tinggi.

2 dari 4 halaman

Untuk membeli rumah atau apartemen, pembeli harus menyiapkan dana ratusan juta hingga miliaran rupiah, tergantung lokasi dan ukuran.

Bahkan dengan skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sekalipun, ada biaya awal yang tidak bisa dihindari seperti uang muka, biaya notaris, pajak, dan administrasi bank.

Belum lagi cicilan bulanan yang panjang hingga puluhan tahun.

Kondisi ini membuat investasi properti tidak fleksibel dan tidak mudah dijangkau semua kalangan.

2. Likuiditas Rendah

Properti residensial termasuk aset dengan tingkat likuiditas rendah.

Lin Herlina
tjb blogtjb blogtjb blogtjb blogtjb blogtjb blogtjb blogtjb blog
Dijual Rumah Hoek 2 Lantai, LT. 130m2, LB. 280m2, SHM, Di Puri Intan Kelapa Gading, Hanya 14 Menit Ke Tol Sunter - Jakarta Utara
Rp 2,500,000,000.00
dki-jakarta

Berbeda dengan saham atau reksa dana yang bisa dijual dalam hitungan hari, menjual rumah atau apartemen membutuhkan waktu lama.

Pemilik harus mencari pembeli yang tepat, melakukan negosiasi harga, hingga mengurus dokumen legalitas yang cukup rumit.

Dalam kondisi mendesak ketika pemilik membutuhkan dana cepat, properti tidak bisa langsung diuangkan.

Hal ini sering menjadi kelemahan besar dibandingkan instrumen investasi lain yang lebih cair.

3 dari 4 halaman

3. Biaya Perawatan dan Operasional Tinggi

Biaya Perawatan dan Operasional Tinggi

Memiliki properti berarti juga memikul tanggung jawab biaya tambahan yang tidak kecil.

Rumah harus rutin diperbaiki, dicat ulang, atau direnovasi agar tidak cepat rusak.

Jika apartemen dibiarkan kosong tanpa penghuni, nilainya bisa turun karena terkesan tidak terawat.

Selain perawatan fisik, ada pula biaya operasional seperti listrik, air, pajak bumi dan bangunan (PBB), hingga iuran keamanan atau kebersihan lingkungan.

Bagi pemilik apartemen, ada pula biaya service charge bulanan.

Jika semua biaya ini tidak diperhitungkan dengan cermat, keuntungan dari investasi bisa tergerus habis.

Baca Juga : Mau Beli Rumah? Ini 7 Perbedaan Rumah Subsidi dan Komersil yang Perlu Diketahui

4. Terpengaruh Lokasi dan Kondisi Pasar

Harga properti residensial sangat dipengaruhi oleh lokasi.

Uzi Wastu Property
tjb blogtjb blogtjb blogtjb blogtjb blogtjb blogtjb blogtjb blog
Dijual Rumah Baru Murah 3KT 3KM SHM Di Lenteng Agung - Jakarta Selatan
Rp 2,900,000,000.00
dki-jakarta
4 dari 4 halaman

Rumah di pusat kota atau kawasan strategis dengan akses transportasi yang baik cenderung naik pesat nilainya.

Sebaliknya, properti di lokasi yang kurang berkembang sering stagnan bahkan sulit dijual kembali.

Selain lokasi, kondisi ekonomi juga berpengaruh besar.

Saat terjadi krisis atau suku bunga naik, daya beli masyarakat melemah, sehingga harga properti bisa turun.

Ini membuktikan bahwa meski properti terkesan stabil, kenyataannya tetap rentan terhadap fluktuasi pasar.

5. Risiko Hukum dan Legalitas

Risiko Hukum dan Legalitas

Kelemahan lain yang sering diabaikan adalah masalah hukum.

Tidak sedikit kasus sengketa tanah, dokumen kepemilikan ganda, atau pembangunan apartemen yang mangkrak akibat pengembang bermasalah.

Jika pembeli tidak teliti sejak awal, risikonya bisa sangat besar, mulai dari kehilangan hak kepemilikan hingga kerugian finansial dalam jumlah besar.

Memeriksa sertifikat tanah, status IMB (Izin Mendirikan Bangunan), dan reputasi pengembang adalah langkah penting yang sering diabaikan calon pembeli.

Tanpa pengecekan menyeluruh, risiko hukum bisa menjadi beban besar di kemudian hari.

Dengan perencanaan matang, kelemahan-kelemahan ini bisa diminimalisir, sehingga investasi tetap aman dan menguntungkan.

(Eno/TribunJualBeli.com)

Selanjutnya