BLOG.TRIBUNJUALBELI.COM - Sistem pendingin merupakan salah satu komponen penting dalam menjaga performa mesin motor tetap stabil.
Salah satu elemen utama dalam sistem ini adalah cairan radiator atau coolant, yang berfungsi menyerap panas berlebih dari mesin dan membuangnya melalui kisi-kisi radiator.
Namun, tidak jarang ditemui kasus di mana cairan radiator cepat menyusut bahkan habis dalam waktu singkat.
Kondisi ini tidak hanya mengganggu kenyamanan berkendara, tapi juga dapat menyebabkan mesin mengalami overheat hingga kerusakan serius.
Untuk menghindari risiko tersebut, penting memahami apa saja penyebab umum dari berkurangnya cairan radiator secara tidak normal.
Berikut empat alasan utama yang sering menjadi pemicu masalah ini:
Baca Juga : Air Radiator Motor Habis? Ini 5 Risiko yang Harus Dihadapi
1. Kebocoran pada Selang atau Sambungan Radiator

Kebocoran merupakan penyebab paling umum dari cairan radiator yang cepat habis.
Salah satu titik lemah adalah bagian selang penghubung dan sambungan pada sistem radiator.
Selang yang sudah aus, getas karena usia pakai, atau terjepit dapat menyebabkan coolant merembes keluar sedikit demi sedikit tanpa disadari.
Pada kasus tertentu, kebocoran bisa sangat kecil sehingga tidak langsung terlihat, namun dalam jangka waktu tertentu menyebabkan volume cairan menurun secara drastis.
Pemeriksaan berkala pada kondisi selang dan sambungan sangat dianjurkan untuk mencegah terjadinya kebocoran yang berujung pada overheat mesin.
2. Kerusakan pada Water Pump
Water pump berfungsi memompa coolant agar bersirkulasi secara optimal dari radiator ke mesin dan kembali lagi. Jika pompa ini bermasalah, sirkulasi cairan tidak akan berjalan dengan baik.
Akibatnya, cairan radiator bisa tertahan di satu tempat, menjadi terlalu panas, lalu menguap atau bocor akibat tekanan yang meningkat di satu titik.
Kerusakan pada water pump biasanya disertai dengan suara aneh dari area mesin, suhu mesin yang cepat naik, dan penurunan volume coolant dalam waktu singkat.
Pemeriksaan komponen ini perlu dilakukan oleh teknisi untuk mengetahui kondisi impeller dan sistem sirkulasinya.
3. Tutup Radiator Rusak atau Tidak Rapat

Baca Juga : Kenali 4 Tanda Kerusakan Radiator Motor Sebelum Terlambat
Tutup radiator yang tidak berfungsi dengan baik juga dapat menjadi sumber masalah.
Tutup ini bukan sekadar penutup biasa, melainkan memiliki katup tekanan yang berfungsi menjaga tekanan di dalam sistem pendingin agar tetap stabil.
Jika tutup radiator mengalami kerusakan atau tidak terpasang rapat, uap panas dapat keluar dan menyebabkan cairan radiator menguap lebih cepat dari seharusnya.
Dalam kondisi seperti ini, volume cairan akan terus berkurang setiap kali mesin mencapai suhu tinggi, tanpa ada tanda-tanda kebocoran fisik yang jelas.
Penggantian tutup radiator yang sudah aus sangat disarankan jika ditemukan gejala ini.
4. Radiator Mengalami Korosi atau Retak Halus
Radiator yang sudah lama digunakan berisiko mengalami korosi pada kisi-kisinya.
Material logam yang terus menerus terpapar panas dan zat kimia dalam cairan pendingin bisa mengalami pengikisan hingga timbul lubang-lubang kecil yang tak kasat mata.
Retakan halus atau titik korosi ini dapat menyebabkan cairan radiator merembes secara perlahan.
Meskipun tak langsung terlihat saat mesin mati, tetesan atau uap yang keluar saat mesin panas bisa membuat coolant berkurang terus-menerus.
Radiator yang mengalami kerusakan seperti ini sebaiknya segera diperbaiki atau diganti untuk mencegah kerusakan lanjutan pada sistem pendingin.
Langkah pencegahan terbaik adalah melakukan pemeriksaan sistem pendingin secara rutin, mengganti coolant sesuai jadwal, dan memperhatikan tanda-tanda awal kebocoran atau overheat.
Dengan perawatan yang tepat, sistem pendingin motor akan tetap berfungsi optimal dan mesin dapat bekerja dengan suhu yang stabil lebih lama.
(Eno/TribunJualBeli.com)
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!