zoom-in lihat foto Kondisi Otomotif di Indonesia Sedang Tidak Baik-baik Saja di 2024, Apa Sebabnya?
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang membeberkan data sepanjang Januari - Juni 2024 total penjualan mobil berbeda jauh dengan tahun 2023 lalu.

BLOG.TRIBUNJUALBELI.COM - Situasi dan kondisi otomotif di Indonesia sedang tidak baik-baik saja di 2024 ini.

Keadaan ini diperjelas dengan pernyataan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang membeberkan data sepanjang Januari - Juni 2024 total penjualan mobil berbeda jauh dengan tahun 2023 lalu.

Jika sepanjang Januari-Juni 2024 penjualan mobil baru turun 19,4 persen dari periode yang sama tahun lalu atau 408.012 unit dari 506.427 unit.

Kondisi serupa juga terjadi di penjualan ritel yang minus 14 persen dari 502.533 menjadi 431.987 unit per tahun.

Dari angka-angka diatas, bisa disimpulkan penjualan mobil pada tahun ini hanya sekitar 71.000 unit.

BACA JUGA: 4 Pilihan Mobil LMPV Toyota Avanza Bekas Per Juli 2024, Yuk Cek Harganya

Cukup jauh dibandingkan enam bulan pertama tahun 2023 yang bisa capai 84.000 unit per-bulan.

Dikutip dari Kompas.com, Ketua Umum Gaikindo Johannes Nangoi memastikan bakal merevisi target penjualan tahunan yang sudah disepakati, yaitu 1,1 juta unit.

Besaran targetnya akan menyesuaikan kinerja penjualan mobil setelah diselenggarakannya pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024.

"Revisi target harus kita lakukan karena kita sampai dengan bulan Juni 2024 penjualan baru 400.000 unit lebih. Mungkin nanti segera setelah selesai atau sembari GIIAS 2024 kita bahas," katanya di ICE BSD, Tangerang, Kamis (18/7/2024).

2 dari 3 halaman

"Kita akan coba lihat sebelum GIIAS 2024 ini berakhir, apakah akan direvisi atau tidak. Namun, kemungkinan besar kita akan revisi," lanjut Nangoi.

Menurut Nangoi, terdapat beberapa alasan mengapa pasar kendaraan roda empat atau lebih nasional lesu sepanjang semester pertama 2024.

Faktor pertama, karena adanya krisis ekonomi global imbas inflasi Amerika Serikat (AS) yang cukup tinggi.

BACA JUGA: 2 Varian Nissan Serena e-Power Meluncur di GIIAS 2024, Cek Harga dan Spesifikasinya Bikin Ketar-Ketir!

Hingga pada akhirnya membuat The Fed memertahankan suku bunga acuan di level 5,50 persen ke atas.

"Kedua, interest rate kita naik cukup tinggi. Sementara hamper 90 persen penjualan mobil itu melalui leasing company sehingga membuat pasar agak berat," ucap Nangoi.

"Kemudian nilai tukar rupiah terhadap dollar AS juga mendapat tekanan dalam beberapa bulan terakhir. Faktor keempat, adanya agenda politik yang cukup berat di awal tahun," lanjut dia.

Dengan kondisi global yang sangat menantang, asosiasi lantas berharap pemerintah dapat mengeluarkan insentif untuk gairahkan industri otomotif.

Mengingat sektor ini berkontribusi hingga 4,5 persen terhadap PDB.

Adapun insentif yang diminta ialah Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) alias diskon PPnBM seperti yang sudah pernah diimplementasikan 2021-2022 lalu.

3 dari 3 halaman

"Kita juga sudah mengusulkan kepada pemerintah bahwa perlu barang kali dilakukan lagi insentif sementara seperti pasca Covid-19 lalu, yaitu pengurangan atau penghapusan PPnBM," ucap Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto.

Yap, kita tunggu saja gimana Gaikindo akan meningkatkan grafik penjualan mobil di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News. (*)

(Andrakusumap/blog.Tribunjualbeli.com)

Selanjutnya