zoom-in lihat foto 7 Makanan Ini Tak Layak Konsumsi Setelah Dipanaskan Lagi, Bisa Sebabkan Keracunan
Ilustrasi ayam goreng dan kentang | foto jcomp/freepik

TRIBUNJUALBELI.COM - Banyak orang gemar menyimpan sisa makanan untuk dipanaskan lagi dan dikonsumsi di lain waktu.

Seperti saat momen bulan puasa Ramadan, hal ini sangat wajar dan umum dilakukan.

Meski begitu, kebiasaan ini sebaiknya tidak dilakukan. Bukannya tidak boleh, namun ada hal yang harus dihindari.

Pasalnya, ada beberapa jenis makanan yang tidak bisa dipasankan lagi karena akan jadi racun bagi tubuh saat dikonsumsi.

Stacey Duvenage, dosen keamanan pangan di Universitas Greenwich, London, Inggris, mengatakan penting berhati-hati, bahkan tidak memanaskan kembali makanan untuk menghindari risiko keracunan makanan dan menjaga nutrisinya.

Nah, dilansir dari The Sun, Jumat, (22/3/2024), berikut tujuh makanan yang sebaiknya tidak dipanaskan kembali agar tidak keracunan dan menjaga kesehatan.

Nasi

xb100/freepik
xb100/freepik

Nasi yang dipanaskan kembali bisa menjadi racun pada kondisi tertentu.

Apabila ingin memanaskan nasi, harus melakukannya secara tepat.

Perlu diketahui, di dalam beras, terdapat bakteri bernama Bacillus cereus, Duvenage menjelaskan jika bakteri ini dapat hidup dalam bentuk spora. 

2 dari 4 halaman

Spora ini dapat bertahan dalam proses pemasakan, kemudian mulai tumbuh ketika nasi dibiarkan dalam suhu ruangan. 

Bakteri ini mampu menghasilkan racun yang dapat menyebabkan keracunan makanan serta gejala penyakit gastrointestinal, seperti muntah dan diare disertai sakit perut.

Bahkan Bacillus cereus dapat menyebabkan beberapa kematian walau jarang terjadi.

Untuk mengantisipasinya, kata Duvenage, nasi sebaiknya dimasukkan ke kulkas dalam waktu dua jam setelah dimasak, kemudian disimpan tidak lebih dari 24 jam dan dipanaskan hingga setidaknya 74 derajat Celcius sebelum dikonsumsi lagi. 

Telur

jcomp/freepik
jcomp/freepik

Selanjutnya, makanan yang sebaiknya tidak dipanaskan kembali adalah telur.

Duvenage menyarankan produk kaya protein ini hanya dikonsumsi dalam waktu 24 jam setelah dimasak.

"Dalam kondisi ini, protein dalam telur dapat mengalami oksidasi, yang dapat menyebabkan munculnya zat-zat penyebab kanker dalam makanan," tambahnya.

Jamur

KamranAydinov/freepik
KamranAydinov/freepik

Memanaskan kembali jamur tidak hanya membuatnya menjadi lembek, tetapi juga  mengurangi kandungan protein dan nutrisinya.

3 dari 4 halaman

Selain itu, memanaskan jamur dapat berdampak buruk pada kesehatan karena menyebabkan masalah pencernaa, seperti sakit perut.

Duvenage mengatakan jika jamur dibiarkan terlalu lama pada suhu ruangan, dapat menimbulkan masalah pencernaan lainnya.

Selain itu, sama dengan telur, ketika protein dalam jamur teroksidasi, hal ini dapat menghasilkan zat yang berpotensi menyebabkan kanker. 

Bayam

jcomp/freepik
jcomp/freepik

Bayam juga menjadi makanan yang sebaiknya tidak dipanaskan kembali.

“Nitrosamin, yang merupakan senyawa karsinogenik, dapat terbentuk di dalam sayuran ini ketika dipanaskan pada suhu tinggi atau jika dipanaskan kembali,” kata Dr. Duvenage.

Para ilmuwan juga telah mengaitkan senyawa ini dengan peningkatan risiko kanker esofagus, lambung, dan nasofaring. 

Kentang

KamranAydinov/freepik
KamranAydinov/freepik

Kentang mengadung karbohidrat cukup tinggi sehingga sering dikonsumsi menjadi pengganti nasi.

Namun, kentang menjadi makanan yang sebaiknya tidak dipanaskan kembali. 

4 dari 4 halaman

Menurut Duvenage, setelah kentang dimasak, didinginkan, dan dipanaskan kembali, lalu dikonsumsi, dapat menyebabkan pencernaan kesulitan mencernanya. 

Selain itu, jika kentang dibiarkan dalam waktu lama, bakteri seperti Clostridium botulinum bisa berkembang di dalamnya.

Duvenage memperingatkan racun yang dihasilkan Clostridium botulinum tetap aktif meski kentang dipanaskan kembali.

Walau jarang terjadi, botulisme merupakan kondisi serius yang dapat mengancam nyawa karena menyerang sistem saraf, otak, dan sumsum tulang belakang.

Menurut The National Health Service di Inggris, gejala awalnya meliputi mual, muntah, diare, dan sembelit.

Gejala lainnya, termasuk kelopak mata terkulai, penglihatan kabur, kesulitan menelan, bicara yang terganggu, dan masalah pernapasan. 

Makanan laut

topntp26/freepik
topntp26/freepik

Makanan yang sebaiknya tidak dipanaskan kembali berikutnya adalah makanan laut.

Duvenage mengatakan makanan laut yang dipanaskan kembali aman dikonsumsi, tetapi harus disimpan baik setelah dimasak.

Sebaiknya, segera dinginkan makanan laut dan mengonsumsinya dalam waktu 24 jam agar rasanya tetap enak, tidak menimbulkan masalah, serta menghindari keracunan makanan.

Duvenage juga mengingatkan, jika jenis ikan tertentu tidak disimpan baik, histamin—salah satu zat kimia yang diproduksi saat tubuh mengalami alergi—bisa muncul. 

Reaksi alergi ini bisa berupa mual, muntah, diare, sensasi terbakar di mulut, ruam merah, gatal, dan tekanan darah rendah.

Hal ini biasanya terjadi pada jenis ikan, seperti tuna, mackerel, dan bonito.

Ayam

freepik
freepik

Terakhir, makanan yang sebaiknya tidak dipanaskan kembali berikutnya adalah ayam.

Menurut Duvenage, secara umum, memanaskan kembali ayam adalah hal yang boleh dilakukan, tetapi penting memperhatikan suhu yang tepat.

Untuk memastikan bakteri mati, ayam harus dipanaskan hingga minimal 75 derajat Celsius di bagian terdalamnya.

Gunakan termometer daging untuk memeriksa suhu dengan teliti saat memanaskan ayam.

Kegagalan dalam melakukan langkah ini dapat meningkatkan risiko terkena penyakit yang ditularkan melalui makanan.

Badan Standar Pangan Inggris (FSA) memperingatkan bahwa memanaskan kembali makanan sebenarnya berarti memasak lagi, tidakhanya menghangatkannya.

Jadi, selalu pastikan memanaskan makanan kembali hingga benar-benar panas dan  pemanasan ini hanya boleh dilakukan sekali.(*)

Selanjutnya