TRIBUNJUALBELI.COM - Konsumsi minuman kopi menjadi satu keharusan bagi sebagian orang.
Orang-orang yang punya kebiasaan minum kopi biasanya mencari manfaat dari kafein yang terkandung di dalamnya.
Kandungan kafein pada minuman kopi bisa membantu tubuh lebih segar dan berenergi.
Baca Juga: Tim Kopi atau Tim Teh? Cari Tahu Mana yang Lebih Bermanfaat untuk Tubuh
Efek tersebut bisa timbul lantaran kafein dalam kopi berfungsi sebagai stimulan sistem saraf pusat yang bisa memengaruhi aktivitas saraf di otak dan meningkatkan kewaspadaan sekaligus mengurangi kelelahan.
Namun, kebiasaan minum kopi hingga dua atau tiga cangkir menimbulkan pro kan kontra.
Muncul pertanyaan apakah baik bagi kesehatan? Sehingga, tak sedikit yang ingin memutuskan untuk berhenti minum kopi.
Namun yang perlu diketahui, berhenti dari kebiasaan minum kopi yang mungkin sudah dijalankan bertahun-tahun, akan memberi dampak tertentu untuk tubuh.
Jika tubuh sudah menjadi tergantung pada kafein, menghilangkannya dari kebiasaan sehari-hari dapat menyebabkan gejala putus zat yang biasanya dimulai 12-24 jam setelah berhenti mengonsumsi kafein.
Tingkat keparahan gejala penarikan kopi biasanya bergantung pada seberapa banyak kafein yang dikonsumsi sebelumnya dan seberapa drastis seseorang mengurangi asupan kopi itu sendiri.
"Dengan penggunaan seiring waktu, otak menyesuaikan reseptornya untuk merespons efek kafein dan mengembangkan ketergantungan padanya," kata Uma Naidoo, MD, Direktur Psikiatri Nutrisi dan Gaya Hidup di Rumah Sakit Umum Massachusetts dilansir dari Insider.
"Oleh karena itu, berhenti mengonsumsi kafein harus dilakukan dengan hati-hati dan perlahan, sehingga otak memiliki kemampuan bertahap untuk beradaptasi kembali," tambahnya.
Lantas, apa gejala dari penarikan kafein?
Baca Juga: Saat Minum Kopi Sudah Tak Mempan, Coba Cara yang Lebih Efektif Mengatasi Rasa Kantuk
Gejala penarikan kafein
1. Sakit kepala
Dikutip dari Healthline, sakit kepala adalah salah satu gejala yang paling sering dilaporkan dari efek berhenti minum kopi.
Ini karena, kafein menyebabkan pembuluh darah di otak mengerut, yang memperlambat aliran darah.
Sebuah penelitian pada 2009 menemukan bahwa hanya 250 miligram (kurang dari tiga cangkir kopi) dapat mengurangi aliran darah otak sebanyak 27 persen.
Perubahan aliran darah yang tiba-tiba ini dapat menyebabkan sakit kepala yang menyakitkan yang dapat bervariasi dalam hal panjang dan tingkat keparahan saat otak beradaptasi dengan peningkatan darah.
Sakit kepala akan mereda saat otak beradaptasi dengan peningkatan aliran darah ini. Namun, tidak semua ahli setuju dengan teori ini, sehingga diperlukan lebih banyak penelitian.
2. Kelelahan
Banyak orang bergantung pada secangkir kopi setiap hari untuk memberi mereka dorongan energi.
Kafein membantu meningkatkan kewaspadaan dan mengurangi kelelahan dengan memblokir reseptor untuk adenosin dan neurotransmitter yang dapat membuat seseorang merasa mengantuk.
Menghilangkan kafein dari asupan harian dapat memiliki efek sebaliknya, yaitu menyebabkan rasa kantuk dan kelelahan.
Mereka yang mengonsumsi kafein setiap hari memiliki gejala putus zat yang lebih parah, termasuk kelelahan, dibandingkan mereka yang hanya mengonsumsinya beberapa kali dalam seminggu.
3. Kecemasan
Meskipun mengonsumsi kafein dapat menyebabkan perasaan cemas, menghentikan konsumsi kafein juga dapat menyebabkan efek samping ini.
Kecemasan adalah gejala yang umum dilaporkan pada orang yang berhenti mengonsumsi kafein secara teratur.
Tubuh dapat menjadi tergantung secara mental dan fisiologis terhadap kafein dan menyebabkan perasaan cemas.
Ditambah lagi, jika Anda mengonsumsi sebagian besar kafein dalam bentuk soda atau kopi yang dimaniskan dengan gula.
Ini karena pengurangan gula secara tiba-tiba dapat memicu kecemasan, sehingga membuat efek penghentian konsumsi kafein menjadi lebih buruk.
4. Kesulitan berkonsentrasi
Salah satu alasan utama orang memilih untuk mengonsumsi kafein dalam bentuk kopi, teh, atau minuman berenergi adalah untuk meningkatkan konsentrasi.
Kafein dapat meningkatkan kadar adrenalin (juga dikenal sebagai epinefrin), hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal sebagai bagian dari reaksi normal tubuh terhadap stres.
Kafein juga meningkatkan aktivitas neurotransmiter rangsang dopamin dan norepinefrin.
Kombinasi reaksi ini meningkatkan detak jantung dan tekanan darah serta menstimulasi otak, menyebabkan peningkatan kewaspadaan dan peningkatan fokus.
Menghentikan konsumsi kafein secara tiba-tiba dapat berdampak negatif pada konsentrasi karena tubuh akan berjuang untuk terbiasa berfungsi tanpa kafein.
5. Suasana hati yang buruk
Kafein terkenal dengan kemampuannya untuk meningkatkan suasana hati.
Kemampuannya ini berguna untuk memblokir adenosin, tidak hanya meningkatkan kewaspadaan tetapi juga terbukti meningkatkan suasana hati.
Satu penelitian kecil yang mengevaluasi efek jangka pendek dari kopi menemukan bahwa orang yang mengonsumsi kopi berkafein mengalami peningkatan suasana hati yang lebih besar setelah 30 menit dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi kopi tanpa kafein.
Selain itu, banyak penelitian yang mengaitkan konsumsi kafein secara teratur dengan penurunan risiko depresi.
Karena alasan ini, suasana hati seseorang mungkin akan terpengaruh jika mereka memutuskan untuk berhenti mengonsumsi kafein.
6. Gemetar pada tubuh
Meskipun tidak sesering gejala lainnya, mereka yang memiliki ketergantungan serius terhadap kafein dapat mengalami tremor jika berhenti minum kafein.
Hal ini karena, kafein adalah stimulan sistem saraf pusat, efek samping yang umum terjadi akibat minum terlalu banyak termasuk merasa gelisah atau cemas dan tangan gemetar.
Bahkan, mereka yang memiliki gangguan kecemasan sering disarankan untuk tidak mengonsumsi kafein untuk menghindari perasaan cemas yang semakin parah.
Namun, bagi orang yang mengonsumsi kafein dalam jumlah besar setiap hari, berhenti mengonsumsi kafein juga dapat menyebabkan tremor.
Tremor yang berhubungan dengan penghentian kafein biasanya terjadi pada tangan dan hanya berlangsung selama 2 hingga 9 hari.
7. Tingkat energi yang rendah
Minuman berkafein, seperti kopi, sering digunakan sebagai alat untuk meningkatkan energi tubuh.
Kendati demikian, efek yang diinginkan ini juga dapat menyebabkan ketergantungan kafein, menyebabkan kebutuhan akan lebih banyak kafein untuk menghasilkan dorongan energi yang sama.
Inilah sebabnya mengapa energi rendah adalah keluhan umum dari orang-orang yang mengurangi atau menghilangkan kafein.

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!