"Awalnya saya produksi rebana, lalu berkembang ke bedug. Ketika lingkungan di sini ramai buat kendang jimbe, saya juga ikut buat," ujar Suparno.
Diketahui bahwa Suparno sudah hampir 15 tahun menekuni usaha kerajinan rebana dan bedug itu.
Adapun Kelurahan Sentul yang menjadi lokasi tempat tinggal Suparno memang terkenal sebagai sentra perajin kendang jimbe di Kota Blitar.
Cek disini Kerajinan Padasan Besar Gerabah Harga Terjangkau - Kulon Progo
Bahkan hampir seluruh warga di lingkungan Kelurahan Sentul membuat kendang jimbe untuk diekspor ke China.
Sayangnya, saat pandemic Covid-19 usaha kendang jimbe di Kelurahan Sentul banyak yang gulung tikar.
Banyak perajin yang akhirnya berhenti produksi dan beralih ke pekerjaan lain saat ekspor kendang jimbe ke Chine disetop sejak awal 2020 lalu.
"Sejak terjadi pandemi, banyak perajin kendang yang gulung tikar. Banyak perajin yang beralih ke profesi lain," katanya.
Sedangkan Suparno sendiri memilih kembali menekuni produksi bedug dan rebana ketika produksi kendang jimbe terhenti.
Dapatkan Rebana Hadroh Marawis Terbangan Diameter 16cm Harga Terjangkau
Sebelum terjadi pandemi, Suparno lebih banyak memproduksi kendang jimbe ketimbang memproduksi rebana dan bedug.
Namun, dia tetap menerima pesanan bedug dan rebana meski kerajinan kendang jimbe masih laris manis.
Justru kini sebaliknya, karena pesanan bedug dan rebana justru lebih laris dibanding kendang jimbe.
Editor: Mirta HanindyaResanti Sumber: www.Tribunjualbeli.com