TRIBUNJUALBELI.COM - Perayaan tahun baru China atau Imlek tampaknya lekat dengan adanya pertunjukan barongsai.
Tak jarang, kita pun akan menemui seni tradisional ini di beberapa tempat seperti pusat perbelanjaan.
Tapi tahukah ternyata barongsai punya arti dan makna tersendiri, loh!
Cek harga Barongsai Liong Cheer Pro Bisa untuk Berbagai Acara Family/Imlek - Jakarta Selatan
Lantas, seperti apa makna dan filosofi barongsai dalam perayaan Imlek?
Yuk kita simak informasinya lebih lengkap.
Rohaniwan Khonghucu sekaligus Pembina Barongsai Tripusaka, Solo, Adjie Chandra membenarkan jika barongsai memang tak lepas dari sejarah dan legenda dari Negeri Tirai Bambu.
Cek harga Jasa Berbagai Acara Mandarin Sanggar Barongsai Liong Pak Oscar - Jakarta Timur
Diketahui, masyarakat China yang sebagian besar berprofesi sebagai petani kerap kali gelisah kala menghadapi musim semi.
"Menurut legenda, pada musim semi, selalu muncul seekor monster atau hewan yang menggangu penduduk dengan menghabiskan logistik atau hasil panen," kisah Adjie, dikutip dari Tribunnews.
Makhluk tersebut akhirnya dijuluki sebagai 'Nian,' yang berarti tahun.
Untuk mengusirnya, masyarakat China akhirnya membuat eksperimen yang terinspirasi dari makhluk mistis berwujud katak raksasa bernama Sam Su atau Chan Chu untuk menakut-nakuti Nian.
Eksperimen tersebut berhasil membuat Nian takut sehingga diadakan oleh warga setiap tahun.
Lama-kelamaan, tradisi ini dikenal sebagai barongsai.
Menurut Adjie, penamaan barongsai itu punya pemahaman tersendiri.
"Kalau dari segi filosofi, barongsai tidak bisa lepas dari keberadaan liong (naga)," ucap Adjie.
Ia berujar, naga dan barongsai melambangkan sifat Yin dan Yang.
Sedangkan Liong sendiri memiliki sifat positif karena keberadaannya yang terbang di langit, sedangkan barongsai bersifat sebaliknya.
Adanya kesimbangan Yin dan Yang inilah yang menciptakan keharmonisan hidup manusia.
"Maka untuk kebutuhan religi, biasanya barongsai dimainkan bersama Liong," lanjutnya.
Tak hanya itu, Liong juga digambarkan sebagai hewan yang selalu bisa beradaptasi.
Liong berbentuk seperti ular yang bisa berenang di air.
Ia juga memiliki kaki sehingga bisa berjalan di darat dan bisa terbang.
Liong inilah yang juga menggambarkan orang Tionghoa untuk bisa beradaptasi di semua lingkungan.
“Di cerita lain, liong juga merupakan tunggangan Dewi Kwan Im atau Dewi Welas Asih.
Sebagai binatang tunggangannya, kehadiran liong dianggap selalu membawa berkah," tutur Adjie.
Unsur Bumi juga digambarkan dalam perwujudan barongsai ini.
Barongsai mengajarkan manusia untuk hidup seperti sosok singa.
Adjie menyebut, sifat singat yang semangat untuk bisa bertahan hidup harus diteladani.
Hal inilah yang menjadi alasan mengapa setiap perayaan Imlek akan lekat dengan kehadiran barongsai. (*)
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!