zoom-in lihat foto Kerajinan dari Batok Kelapa Bernilai Jual Tinggi Asal Jembrana Menembus Pasar Ekspor
Kerajinan dari Batok

TRIBUNJUALBELI.COM - Banyaknya produksi rumahan membuat sisa dari bahan bakunya menumpuk tak terpakai.

Di tangan warga Desa Pulukan, Kecamatan Pekutatan, limbah ini dikreasikan menjadi kerajinan yang memiliki nilai jual.

Proses produksi dari awal hingga sampai menjadi sebuah produk yang memiliki nilai jual, dilakukan ditempat ini.

Seperti mengolah kayu-kayu bekas, batok dan kloping kelapa yang disulap oleh tangan-tangan terampil menjadi sebuah produk-produk.

Seperti serving board (talenan kayu), coco mozaik, serta tempat buah yang terbuat dari kloping kelapa.

BACA JUGA : Kerajinan Keranjang Rotan Ukuran 30x20x20cm Bisa Dipakai di Sepeda/Motor - Yogyakarta

BACA JUGA : Kerajinan Seagrass Bag Natural Tas Pandan Laut Langsung Dari Pengrajin Lokal - Tasikmalaya

Wakil Bupati Jembrana I Gede Ngurah Patriana Krisna mengatakan, bahwa sangat mengapresiasi ide dan gagasan yang dicetuskan oleh rekan-rekan di rumah workshop dalam memanfaatkan barang-barang limbah ramah lingkungan.

Baca juga: Lakukan Berbagai Persiapan, Pelaku Wisata Jembrana Siap Terima Tamu Wisata Mancanegara

Dimana dapat disulap menjadi barang-barang yang mempunyai nilai jual.

2 dari 3 halaman

“Hari ini kami mengunjungi workshop di Desa Pulukan, sekaligus melihat secara langsung bagaimana barang-barang limbah ramah lingkungan yang sebelumnya tidak memiliki nilai jual, kemudian diolah dan diberikan sentuhan kreativitas sehingga menjadi barang yang memiliki nilai jual. Bahkan sudah menyentuh pasar ekspor,” ucapnya.

Menurut dia, di tengah situasi Pandemi Covid-19 ini, dengan adanya rumah workshop dapat membuka lapangan kerja yang secara langsung akan berdampak pada kembali mengeliatnya roda perokonomian masyarakat yang ada di Desa Pulukan.


Maka kedepannya supaya lebih banyak lagi inovasi-inovasi terhadap produk-prduk yang dihasilkan dirumah workshop ini.

“Meski saat ini jumlah produksi yang masih terdapat, tentu kedepan, kami juga berharap kepada rekan-rekan di workshop ini agar berinovasi pada setiap produk-produknya.

Tentu selain mutu dan kualitas sebuah produk yang harus dijaga, berinovasi itu juga perlu. Menciptakan sebuah produk baru dari babarang-barang limbah ramah lingkungan yang memang sesuai dengan minat pasar lokal maupun pasar ekspor,“ jelasnya.

Sementara itu, pemilik perusahaan/workshop Heri Sutiawan menyatakan, bahwa Tumah workshop ini bergerak pada bidang kerajinan (handycraft) yang berkonsentrasi pada pengolahan limbah-limbah atau barang-barang yang tidak terpakai.

Yang untuk kemudian diolah menjadi produk yang memiliki nilai jual.

BACA JUGA : Kerajinan Keranjang Rotan Ukuran 30x20x20cm Bisa Dipakai di Sepeda/Motor - Yogyakarta

BACA JUGA : Kerajinan Polaroid Frame 3D 15x10 Kaca Includ Packaging & Paperbag - Gianyar

Terkait produksinya dilakukan secara manual (handmade) dengan jumlah pekerja sebanyak 40 orang lebih yang keseluruhan dari warga sekitar desa Pulukan.

3 dari 3 halaman

“Untuk produk yang dihasilkan sementara ini sebanyak 3 buah produk diantaranya serving board (talenan kayu), coco mozaik, serta tempat buah yang terbuat dari kloping kelapa mengingat kapasitas produksi dan jumlah tenaga kerja, namun begitu kedepannya juga kami akan berionovasi untuk menciptakan produk-produk baru.

Pasar ekspor yang saat ini disasar yakni Negara Rusia, UK (United Kingdom), dan Amerika Serikat,” bebernya.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul "Limbah Kayu dan Batok Kelapa Jadi Produk Bernilai di Desa Pulukan Jembrana"

Selanjutnya