TRIBUNJUALBELI.COM - Batik jadi salah satu kerajinan tangan yang lekat dengan Indonesia.
Banyak sekali jenisnya dari motif hingga warnanya, ini membuat sebagian orang berinovasi dalam membuat kain batik yang beda dari biasanya.
Seperti batik kibasan sabut kelapa karya Sumarni Alisha Aprilia juga mengedepankan keramahan lingkungan
Keramahan itu dibuktikan dengan memakai pewarna dari bahan-bahan alami.

Sumarni Alisha Aprilisa sedang menggoreskan kuas sabut kelapa pada kain batik
"Untuk pewarnaan saya lebih suka pakai bahan pewarna alami. Tujuannya supaya tetap melestarikan budaya dan tetap ramah juga terhadap lingkungan," kata Arni, penggagas batik Kibasan Sabut Kelapa.
BACA JUGA : Kerajinan Tas Kain Batik dan Kulit Sintetis Inner Suede Ada Packing Box - Jogja
BACA JUGA : Kerajinan Sepatu Etnic Batik Kombinasi Tersedia Beberapa Ukuran - Jakarta
Warna-warni alami dari batik kibasan sabut kelapa, kata Arni dihasilkan dari berbagai jenis bahan kayu.
Antara lain warna coklat dari kayu Tini, warna hijau vintage dari Jalawe, warna merah dari kayu Secang, warna kuning dari kayu Mahoni.
Ada juga warna kuning kehijauan sedikit pekat memakai Kayu Jember dan warna merah sedikit kecoklatan dihasilkan dari kayu Jati.
"Perpaduan warna-warni alami ini juga bisa dikreasikan dan dibuat sendiri sesuai selera. Tergantung takaran pengunci warnanya," kata Arni.
Adapun pengunci warna yang biasa digunakan di antaranya Tawas, Kapur dan Tunjung.
Semua bahan ini digunakan untuk pewarnaan Kibasan batik sabut kelapa.
Batik kibasan sabut kelapa merupakan inovasi membatik yang cukup unik.
Seperti namanya, membuat batik jenis ini memakai sabut kelapa sebagai media pengganti canting ketika menggoreskan lilin pada kain.
Teknik yang dipopulerkan oleh Sumarni Alisha Aprilisa ini terbilang cukup baru dan belum banyak yang tahu.
Teknik membatik dengan kibasan sabut kelapa ini baru dikembangkan pada tahun 2014 silam.
BACA JUGA : Blouse Batik Wanita Premium Jahitan Halus Dan Rapi Nyaman Digunakan - Jakarta Timur
BACA JUGA : Baju Kemeja Batik Wanita Bahan Katun Halus Jahitan Rapi Tersedia Berbagai Ukuran - Jakarta Timur
"Ide awalnya karena saat itu saya ingin menyelesaikan tugas akhir kuliah, skripsi. Saya terinspirasi pengganti canting dari sapu sabut kelapa. Tapi sapu sabut kelapa kan ngeblok (menggumpal) kemudian saya bentuk menjadi pola," katanya, ramah.
Tangan Arni, pagi itu terlihat sangat terampil dan lincah.
Diatas sehelai kain putih, tangannya seakan menari dengan cekatan menggoreskan lilin menggunakan sabut kelapa yang sudah dibentuk pola.
Menurut dia, ada tiga pola sabut kelapa yang sudah dibukukan sebagai hasil karyanya.
Yakni pola kuas mekar, kuas gandeng dan terakhir pola kuas love.
Ketiga kuas sabut kelapa itu, akan meninggalkan bercak pola berbeda-beda ketika digoreskan pada sehelai kain.
"Bercak dari helaian sabut ini menjadi kekuatan seni. Hasilnya Batik lebih abstrak dan tampil beda," kata alumni Program studi seni kerajinan, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta itu.
Pola dari seni Batik lukis selama ini, kata Arni pada umumnya lebih simetris dan beraturan.
Hal itu karena pola Batik dilukis penuh kehati-hatian menggunakan canting.
"Batik sabut kelapa tidak memakai canting. Lilin langsung di goreskan menggunakan sabut kelapa," tuturnya.
Di tangan Duta Pemuda kreatif Indonesia tahun 2017 itu pola Batik yang awalnya simetris akan berubah menjadi lebih abstrak dan imajinatif. Karena dilukis menggunakan sabut kelapa.
"Hasil Batiknya juga akan lebih unik karena ciri khas dari setiap kibasan serabut kelapa berbeda-beda," ungkap dia.
Dalam showroom sederhana di dalam rumahnya, batik karya Arni dipanjang.
Ada banyak motif ataupum corak batik dengan sabut kelapa yang telah diciptakan.
Mulai dari Batik gantungan ukel, Titik Telu, Pit-pitan, Galengan sawah, Rangkulan, Jagat klasik, Nyebar Inten, Pitakonan, Telunjuk hingga Batik bercorak Plesiran.
Batik-batik tersebut dijual dengan cara manual dan online.
Pangsa pasarnya sejauh ini masih banyak dalam lingkup nasional.
Meskipun masih terbilang baru, karya dari gadis Bantul ini sangat patut diapresiasi.
Pasalnya karya Batik Kibasan sabut kelapa ini sudah dibawa melanglang buana hingga ke mancanegara.
"Tahun 2015, saya presentasikan di Malaysia dan Singapura. Dan tahun 2018, bulan Januari kemarin, saya promosikan dalam event future leader campBatik Festival di Kyoto, Jepang," tutur Arni, semringah.
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul "Batik Kibasan Sabut Kelapa dari Bantul Pakai Bahan Pewarna Alami"
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!