TRIBUNJUALBELI.COM - Kerajinan tangan lokal kian dilirik sebagai hasil produk yang memiliki nilai jual tinggi.
Hal ini tak semata karena fungsi dari produk itu sendiri, namun juga melihat pada proses pembuatannya yang membutuhkan ketrampilan khusus.
Seperti salah satunya adalah kerajinan sabut kelapa yang mungkin masih jarang diketahui.
Sebut saja hasil kerajinan sebut kelapa dari pasangan Ambrosius Montolalu dan Dyah Sri Utami.
BACA JUGA: Kerajinan Sabuk Kulit Sapi Pull Up Panjang 125cm Lebar 4cm - Yogyakarta
BACA JUGA: Kerajinan Enceng Gondok Mangkok Tray Rangka Besi - Yogyakarta
Sepasang suami-istri yang memulai bisnis kerajinan tangan di Sulawesi Utara.
Dengan merek Wale Gonofu, keduanya membuat beragam kerajinan tangan yang mayoritas berasal dari sabut kelapa, termasuk pula memanfaatkan batok dan kayu kelapa.
Ambrosius Montolalu dan Dyah Sri Utami memiliki Workshop dan gallery Wale Gonofu di Desa Pinenek, Jaga 1, Likupang Timur, Minahasa Utara, Sulawesi Utara.
Setidaknya ada 40 jenis produk kerajinan hasil tangan Ambrosius Montolalu dan Dyah Sri Utami sendiri.
"Wale Gonofu dalam bahasa lokal Minahasa artinya rumah sabut kelapa. Menariknya yang memunculkan ide ini adalah istri, yang notabene dari Jawa," ungkap Ambrosius ketika ditemui Kompas.com di workshop-nya yang dikutip Minggu (12/12/2021).
Kerajinan tangan yang diproduksi Wale Gonofu beragam, mulai dari bunga, gantungan kunci, kalung, gelang, anting, notebook, sikat, hingga dekorasi seperti pohon natal.
Barang-barang ini tak hanya dipasarkan di wilayah Sulawesi Utara, tetapi juga pernah ke luar negeri.
Wale Gonofu sendiri dirintis Ambrosius Montolalu dan Dyah Sri Utami pada tahun 2017.
Produk-produk kerajinan tangan Wale Gonofu pada akhirnya mengisi toko-toko souvenir yang ada di Kota Manado.
Seiring dengan perkembangannya, toko-toko souvenir meminta untuk mereka memproduksi kerajinan tangan berukuran kecil.
BACA JUGA: Kerajinan Mini Basket Multi Fungsi Bahan Seagrass Ramah Lingkungan - Bandung
BACA JUGA: Kerajinan Besek Teratai Anyaman Bambu Handmade - Yogyakarta
Setelah lebih menekuni dan awalnya sempat jatuh bangun di bisnis ini, omzet yang didapatkan juga cukup menggiurkan.
Sebelum masa pandemi Covid-19, mereka bahkan pernah mendapatkan hingga Rp 20 juta per bulan.
Sementara saat pandemi memang sempat berimbas ke mereka. Tiga bulan pertama sejak Covid-19 masuk ke Indonesia pada awal Maret 2021 lalu, penghasilan Wale Gonofu nihil.
Namun kini mulai membaik dengan kisaran Rp 7-8 juta per bulan.
Produk-produk Wale Gonofu memang mayoritas masih di pasarkan di Sulawesi Utara. Namun, produk mereka sudah pernah menembus pasar luar negeri.
Beberapa produk pernah dibeli oleh orang Indonesia untuk dibawa dan dijual di luar negeri.
Salah satu produk yang pernah dipasarkan ke luar negeri adalah sikat dari sabut kelapa.
Sikat ini bahkan mengikuti pameran Dubai Expo 2021 di Uni Emirat Arab (UEA) pada Desember 2021 dibawa oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) milik Kementerian Keuangan.
"Penjualan ke luar negeri lebih ke pertemanan dan ke pameran-pameran. Kami juga pernah ikut pameran di Italia. Kami tentu ingin bisa mengekspor sendiri produk-produk kami," kata Dyah.
Temukan beragam produk kerajinan lokal di berbagai daerah dengan harga terbaik di Tribunjualbeli.com.

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!