zoom-in lihat foto Kenalan dengan Desa Manding Sebagai Sentra Kerajinan Kulit Terbesar di Yogyakarta
Desa Manding masuk dalam kategori desa wisata Indonesia | kompas.com

TRIBUNJUALBELI.COM - Kerajinan asli warga lokal sudah tak perlu diragukan lagi eksistensinya.

Semakin hari, makin banyak pengrajin yang sukses menjual produknya ke berbagai daerah di Indonesia.

Bahkan tidak sedikit yang produk kerajinannya dilirik dan diminati warga asing hingga berhasil diekspor.

Sebagai warga asli Indonesia, ada banyaknya mencari tahu beragam kerajinan Tanah Air yang menarik untuk dikulik.

BACA JUGA: Kerajinan Tas Chantel Motif Cantik Beragam dari Batik Roemah Bajoe - Klaten

BACA JUGA: Kerajinan Tas Tenun Kulit Sapi Tali Panjang Grosir Lebih Murah - Jogja

Seperti kerajinan para warga Desa Manding ini. Sebagai informasi, desa ini masuk dalam kategori desa wisata Indonesia.

Desa Manding jadi satu-satunya desa kerajinan kulit di Yogyakarta yang masih bertahan berkat konsistensinya hingga detik ini.

Berlokasi di Kabupaten bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Desa Manding tersohor sebagai sentra kerajinan kulit yang menjual aneka produk kerajinan kulit, seperti tas, jaket, hingga sepatu dan sandal.

Tak seperti kerajinan kulit yang umum dijumpai, produk Desa Manding terbuat dari bahan serta teknik pembuatannya yang unik dan istimewa.

2 dari 4 halaman

Kerajinan kulit Manding dibuat dari bahan kulit nabati yang dihasilkan lewat teknik tatah timbul.

"Kalau tidak ada ukiran tatah timbulnya berarti bukan dari Manding. Satu lagi yang menjadi ciri khasnya adalah jahitannya, jahitannya menggunakan tangan. Bentuknya berbeda sekali dengan produk lain," kata Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Manding, Jumakir, dikutip dari Tribunnews,


Tatah timbul kulit adalah teknik mengolah kerajinan yang terbuat dari kulit tersamak sebagai media eksplorasi. Secara khusus, teknik ini akan memberikan efek timbul dari permukaan kerajinan yang dibuat.

Sejarah panjang Desa Manding jadi sentra kerajinan kulit

Cerita Jumakir, Desa Manding dulu hanya sekadar perkampungan biasa. Warganya kerap mengandalkan sektor pertanian berupa sawah dan ladang sebagai mata pencaharian.

Namun, berkat inisiatif warga membuka lapangan pekerjaan pada saat itu, desa ini lahir sebagai salah satu sentra kerajinan kulit di Indonesia

BACA JUGA: Kerajinan Cincin Kayu Resin Pria/Wanita Colorful Wood 16mm CN0093 - Kendari

BACA JUGA: Kerajinan Kursi Bulat Bahan Kayu Trembesi/ Munggur dan Besi - Jogja

Salah satunya hadir dari inisiatif Ratno Suharjo, penggerak kegiatan kerajinan kulit generasi pertama di desa ini.

"Jadi dulu sekitar 1947, Ratno dan dua temannya pergi ke Yogyakarta. Kemudian sampai ke Museum Kereta Kencana, di sana melihat perajin membuat pelana dari kulit, kemudian tempat duduk dari kulit. Nah, kemudian minta izin boleh tidak bekerja di museum," terangnya.

3 dari 4 halaman

Bermula dari mengumpulkan kulit bekas, para warga berhasil memproduksi beberapa produk, seperti ikat pinggang, tas, dan lainnya di sepuluh tahun pertama.

Lalu, dari produk tersebut, sang penggagas Ratno mencari pasar untuk memperluas jangkauan pasar dari produk kerajinan kulit tersebut hingga akhirnya ditemukanlah Pasar Ngasem.

Pasar tradisional di Patehan, Kecamatan Kraton, Yogyakarta, inilah yang menjadi pintu masuk para pembeli dalam maupun luar negeri yang jatuh cinta pada buatan tangan warga desa Manding.

"Saat itu Manding menjadi eksportir pertama, karena memang pesanan kulit dari luar negeri. Ada yang dari India, Belgia, Australia. Karena yang datang ke Manding adalah buyer (pembeli) dari luar negeri, kalau beli tidak hanya satu, tetapi bisa ratusan," lanjut Jumakir.


Desa Manding kini: desa wisata tersohor di Yogyakarta

Aktivitas kerajinan kulit yang telah bertahan melewati berbagai tantangan, seperti gempa bumi Yogyakarta 2006 dan pandemi Covid-19 ini, kini telah membawa desanya jadi desa wisata yang memikat perhatian.

Tak hanya menjual kerajinan kulit, Desa Manding pun kini telah ‘disulap’ jadi desa wisata yang memberikan pengalaman menarik bagi para warga luar desa yang datang berkunjung.

Paket wisata yang ditawarkan pun beragam. Ada pula paket wisata budaya.Salah satu yang paling menarik adalah memberikan pengalaman membuat kerajinan kulit langsung di tempat asalnya.

Para pengunjung dapat langsung mengikuti kegiatan membuat cinderamata khas Desa Manding seperti gantungan kunci, dompet, dan tempat pensil dari bahan baku kain perca atau belajar membuat kerajinan kulit dengan mengikuti program pelatihan natah timbul.

Untuk menuju Desa Wisata Manding pun cukup mudah karena terletak di jalan utama Jogja-Parangtritis Km 11.

4 dari 4 halaman

Berkat tekad dan konsistensi warga desa dalam bergotong royong menggerakan perekonomian, kini Desa Manding jadi desa wisata Yogyakarta yang paling ramai dikunjungi berkat keunikan dari kerajinan kulitnya.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, Kwintarto Heru Prabowo mengamini hal tersebut dan menyebut Manding sebagai sentra kerajinan kulit terbesar dengan banyaknya wisatawan yang datang,

"Dari desa wisata lain, kunjungan tertinggi memang di Manding. Karena di Manding lebih ke wisata belanja. Banyak sekali wisatawan yang datang khusus untuk belanja kerajinan kulit," tutupnya.

Temukan beragam kerajinan lokal di berbagai daerah dengan harga terbaik di Tribunjualbeli.com.

Artikel ini telah tayang di tribunnews.com dengan judul Desa Manding, Sentra Kerajinan Kulit Terbesar di Yogyakarta yang Wajib Dikunjungi

Selanjutnya