TRIBUNJUALBELI.COM - Indonesia miliki beragam produk kerajinan lokal yang patut dilirik.
Hal ini terbukti dari banyaknya produk lokal asli Indonesia yang telah diekspor ke berbagai negara di dunia.
Produk yang ditawarkan pengrajin dalam negeri pun cukup beragam.
Seperti produk kerajinan yang bisa dimanfaatkan sebagai pakaian atau perhiasan, hingga produk dekorasi rumah.
BACA JUGA: Kerajinan Kain Tenun Ikat Banket Motif Etnik Nusantara - Tangerang Selatan
BACA JUGA: Kerajinan Blouse Tenun Ali Size M-XL Bonus Masker - Jepara
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank) terus melakukan pembinaan terhadap desa-desa yang memiliki potensi untuk menjadi desa eksportir melalui Program Desa Devisa.
Salah satunya yakni desa Wedani, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik, Jawa Timur yang menjadi salah satu Desa Devisa Tenun Gresik yang dibina melalui program itu.
LPEI sendiri sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan Republik Indonesia bersinergi dengan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Gresik, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kementerian Keuangan dan Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perindang (Diskoperindag) Kabupaten Gresik untuk mengembangkan potensi Desa Wedani.
Terdapat 1.500 orang penenun perempuan memproduksi sarung tenun ATBM (alat tenun bukan mesin) yang tergabung dalam kelompok penenun Koperasi Wedani Giri Nata (WGN).
Sarung tenun ATBM Desa Wedani merupakan komoditi unggulan dari Desa Devisa Tenun Gresik yang mencerminkan kearifan lokal dengan memiliki unsur kebudayaan setempat.
Melalui Program Desa Devisa, LPEI akan berkolaborasi dengan sejumlah institusi pusat dan daerah untuk memberikan pendampingan pada aspek kelembagaan, produksi hingga akses pasar kepada anggota maupun pengurus Koperasi Wedani Giri Nata.
Saat ini kapasitas produksi kain tenun sarung dari Desa Wedani mencapai 146.400 lembar sarung per bulan.
Dengan adanya Program Desa Devisa ini, ditargetkan pada semester I 2022, Koperasi WGN sudah dapat melakukan ekspor perdana dan produk yang dihasilkan pun sudah mematuhi standar internasional.
“Program Desa Devisa yang dimiliki LPEI ini bertujuan untuk membangun dan meningkatkan potensi suatu kawasan yang memiliki produk unggulan berorientasi ekspor, diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat mencapai kondisi sosial ekonomi budaya yang lebih baik. Dan juga menghasilkan devisa dari kegiatan usaha yang dilaksanakan secara berkesinambungan,” ujar Direktur Eksekutif LPEI James Rompas dalam siaran pers, Rabu (3/11/2021).
BACA JUGA: Kerajinan Kain Tenun Tangan Anti Luntur Halus Adem dan Nyaman - Jepara
BACA JUGA: Tas Slempang Tenun Anak Senja Tersedia Beragam Warna dan Gambar - Banjarmasin
James menambahkan, dengan diresmikannya Desa Devisa Tenun Gresik, Desa Wedani menjadi desa ke-24 yang mengikuti Program Desa Devisa LPEI.
Sehingga total penerima manfaat dari program ini telah mencapai 2.774 orang petani/penenun dan ditargetkan akan terus bertambah di tahun-tahun berikutnya.
Program Desa Devisa dimulai sejak tahun 2019 dengan Desa Devisa Kakao di Jembrana, Bali menjadi Desa Devisa pertama yang memiliki komoditas unggulan berupa biji kakao difermentasi.
Kemudian, Desa Devisa Kerajinan di Bantul, Yogyakarta dengan produk kerajinan ramah lingkungan yang telah mampu melakukan ekspor secara berkelanjutan ke Eropa.
Hingga November tahun 2021 LPEI sudah meresmikan tiga desa devisa yaitu Desa Devisa Agrowisata Ijen Banyuwangi, Kopi Subang, Tenun Gresik.
Melalui Program Desa Devisa produk lokal Indonesia dapat mendunia serta memberikan dampak positif terhadap peningkatan ekonomi, sosial dan lingkungan bagi masyarakat setempat.
Kedepannya LPEI terus akan bersinergi membangun desa-desa melalui Program Desa Devisa.
Temukan beragam pilihan kerajinan lokal di berbagai daerah dengan harga terbaik di Tribunjualbeli.com.
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!