zoom-in lihat foto Raih Omzet Puluhan Juta, Warga Magetan Masih Produksi Kerajinan Kain Stagen yang Jadi Warisan Masa Lalu
Hasil kerajinan kain stagen yang diproduksi ada sekitar 12 warna | kompasiana.com

TRIBUNJUALBELI.COM - Taukan kalian apa itu stagen? Kain lilit yang biasa digunakan untuk mengencangkan pinggang.

Stegen bisa dikatakan sebagai kerajinan dan bagian busana orang Jawa yang memang kini sudah jarang ditemui.

Tak heran, para generasi milenial tak tahu busana warisan masa lalu yang satu ini.

Terlebih, fungsinya bisa digantikan oleh korset yang dinilai lebih praktis digunakan. Yap, keduanya memang miliki fungsi dasar sama.

BACA JUGA: Kerajinan Anyam Set Tas Furing Satin Serut dan Topi Light Green - Jakarta Timur

BACA JUGA: Kerajinan Kain Tenun Sumba Gambar Searah Pewarna Alam dan Kimia - Bekasi

Meski begitu, kebanyakan perempuan Jawa percaya, menggunakan stagen dapat memperkecil dan memperkencang perut.

Selain itu korset cenderung melar dan tidak bisa melilit badan secara utuh seperti stagen.

Tetapi siapa menyangka, dengan segmen pasar yang makin mengerut, stagen tetap bertahan di era modern ini.

Tidak banyak yang tahu, produsen stagen berada di Magetan yang mungkin satu-satunya di Jawa Tengah dan Jawa Timur, bahkan di Indonesia.

2 dari 3 halaman

Meski sudah jarang digunakan perempuan Jawa, namun produsen stagen di Desa Sidokerto, Kecamatan Sidorejo, Kabupaten Magetan masih sibuk melayani pesanan dari berbagai daerah, termasuk dari Yogyakarta, Bali dan kota-kota seni pembuat kerajinan.

Industri rumahan stagen ini berada areal tanah persawahan, di mana berdiri sebuah gudang kecil, berisi mesin-mesin tenun berjumlah sekitar 30 unit.


Anehnya, walau stagen sudah asing di sebagian masyarakat modern, namun mayoritas operator mesin-mesin tenun itu adalah pemuda-pemuda berusia sekitar 25 tahunan.

"Pesanan kami datang dari Bali, namun kami tetap menyetor stagen-stagen ini ke pedagang Pasar Klewer, Solo," kata Sukarno, pemilik pabrik stagen kepada SURYA, Minggu (24/10/2021).

Dan setelah dipasarkan, ternyata stagen membuka segmen pasar baru, tidak sekadar dipakai wanita-wanita berumur.

Sukarno juga mendapat informasi dari pedagang di Pasar Klewer Solo, bahwa stagen asal Magetan itu kemudian juga dilempar ke Bali dan Yogyakarta.

BACA JUGA: Kerajinan Songket Bali Tas Handbag Selempang Ukuran 30x18x20 - Bogor

BACA JUGA: Kerajinan Macrame Daun Panjang Kayu 30cm Bisa Request Warna - Jakarta Timur

Stagen produksi Sukarno bukan dipakai perempuan perempuan setempat tetapi banyak dibeli perajin tas, dompet dan souvenir khas Bali, Yogyakarta dan pelaku wisata didaerah lain.

"Kalau di Bali dan Yogya, setahu saya stagen itu kembali jadi bahan membuat tas, dompet beraneka model. Sayangnya tidak ada yang memotivasi perajin cederamata dan seniman Magetan seperti di Bali dan Yogya. Yang ada, stagen kami dibeli wanita lanjut usia yang sudah mengenal stagen sejak usia muda," kata Sukarno.

3 dari 3 halaman

Diungkapkan Sukarno, stagen yang diproduksinya ada sekitar 12 warna, yang dominan hitam, merah maron, dan orange tua.

Lainnya berwarna hijau muda, kuning, biru tua, coklat. Meski banyak warna, namun panjang dari produksi stagennya hanya dua varian, yaitu 6,5 meter dan 8,5 meter.

"Walau stagen dianggap kuno, namun memiliki banyak kelebihan di banding korset. Kalau korset untuk mengencangkan perut bisa melar, kalau stagen tetap kencang. Jadi secara fungsi, stagen lebih unggul,"kata Sukarno.


Meski keberadaan stagen Sukarno tersisih korset, namun omzet yang setiap bulannya cukup menjanjikan, yaitu antara Rp 30 juta sampai Rp 40 juta.

Itu dengan produksi 250 sampai 300 helai, berukuran 6,5 meter dan 8,5 meter.

"Bahan stagen adalah berupa benang yang kami datangkan dari Solo. Jadi kita setor stagen ke Solo lalu saat pulang juga membeli benang di Solo juga," tandas Sukarno. *****

Temukan beragam pilihan kerajinan lokal di berbagai daerah dengan harga terbaik di Tribunjualbeli.com.

(Surya.co.id)

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Jadi Warisan Masa Lalu, Stagen Magetan Bertahan di Era Modern; Omzet Puluhan Juta per

Selanjutnya