TRIBUNJUALBELI.COM - Masa sulit akibat pandemi dirasakan berbagai kalangan, salah satunya para pengrajin.
Namun, perekonomian yang memburuk justru semakin meningkatkan keinginan para pengrajin untuk menghasikan.
Salah satunya adalah hasil kerajinan Ulatan anyaman. Meski berada ditengah masa sulit, tampaknya sektor kerajinan ini masih dapat bernafas lega.
Hal ini karena sejumlah pengrajin masih menerima pesanan dan ekspor kerajinan hingga keluar negeri.
Seperti yang terlihat di sebuah rumah produksi di kawasan desa Bona, Blahbatuh, Gianyar Bali.
Sejumlah pekerja tampak sedang membuat kerajinan ulatan atau anyaman berbentuk binatang.
Para pekerja tersebut mengulat atau menganyam tali dari bahan rumput kering pada rangka yang telah dibentuk.
Ulatan anyaman tersebut nantinya akan berbentuk berbagai jenis binatang seperti anjing, gajah, ayam dan bentuk binatang lainnya sesuai permintaan konsumen.
Bahan anyaman berupa tali dari rumput kering sementara masih didatangkan dari luar bali.
Dalam sehari seorang pekerja mampu mengerjakan 5 buah kerajinan.
Adalah Ida Bagus Made Dwija Putra yang telah merintis usaha kerajinan unik ini sejak 10 tahun lalu. Ia dibantu oleh 5 pekerja yang merupakan warga sekitar.
Gusde, begitu ia dipanggil, membuat kerajinan untuk hiasan dekorasi yang sangat diminati hingga kemancanegara seperti Thailand, Australia, hingga Inggris.
Meskipun dalam situasi pandemi covid 19, kerajinan ini tetap diminati khususnya untuk pasar ekspor.
Merangkum kompas.tv, harga kerajinan anyaman binatang ini dijual bervariasi mulai dari 75 ribu hingga 1,5 juta rupiah, tergantung bentuk dan ukurannya.
Tetap bertahan ditengah pandemi covid 19, perajin berharap mendapatkan bantuan modal demi untuk kelangsungan usahanya.
Mereka juga berharap pandemi covid 19 segera berakhir, sehingga pariwisata dan perekonomian bali kembali normal.
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!