zoom-in lihat foto Mobil dari Negeri Tiongkok Mulai Naik Daun di Indonesia, Hanya 30 Jutaan Saja
Mobil dari Negeri Tiongkok Mulai Naik Daun di Indonesia, Hanya 30 Jutaan Saja

TRIBUNJUALBELI.COM - Selain merajai di bidang gadget, ternyata Tiongkok juga menjadi pasar otomotif terbesar di dunia.

Produsen mobil Tiongkok sudah mulai disegani dan ditakuti kehadirannya di pasar global.

Mungkin mobil yang sering terdengar oleh pecinta otomotif adalah merek Geely.

Geely di Indonesia mulai masuk pada tahun 2009, setelah Geely masuk ke pasar Indonesia kemudian disusul oleh produsen mobil Chery.

Paling mengejutkan yaitu ketika saham Volvo dibeli dan diakuisisi oleh pihak Geely.

Semenjak itulah mobil Volvo sekarang diproduksi di Tiongkok.

Yang bikin heran adalah harga dari mobil Tiongkok ini pasti di bawah 50 juta atau lebih sedikit.

Berikut ini harga dari mobil mobil China di Indonesia, murah sekali lho.

1. Geely Panda

Gelly Panda
Gelly Panda (hargamobilmurah.com)

Geely Panda LC 1.3 Tahun 2011 Mulus Warna Kuning

2 dari 4 halaman

2. Chery QQ

Cherry QQ
Chery QQ Produksi Tahun 2014 (chinaautoweb.com)

Harga Murah dari Chery QQ Tahun 2007 

3. Volvo

Volvo SUV
Volvo SUV (media.volvocars.com)

Dari Pabrik di Cikarang Hingga Siap Ekspansi ke Berbagai Daerah, Ini Fakta Mengejutkan Pabrikan Mobil China Wuling di Indonesia

TRIBUNJUALBELI.COM - Industri otmotif yang dirundung kabut hitam di 2015, sempat diperparah dengan keputusan General Motors menutup pabrik perakitan Chevrolet Spin di Pondok Ungu Bekasi, Jawa Barat, mulai Juni 2016 lalu.

Tetapi, potensi Indonesia masih besar dibuktikan dengan masuknya investasi segar lain juga dari otomotif.

Kementerian Kerindustrian menginformasikan kalau investasi pabrik untuk produksi MPV di Indonesia, diestafetkan kepada perusahaan "saudara" SGMW Motor Indonesia melalui merek Wuling.

Gelontoran investasinya juga tak main-main, mencapai 700 juta dolar AS atau Rp 9,34 triliun.

Komposisi saham PT SGMW Motor Indonesia dikuasai SAIC, salah satu perusahaan otomotif terbesar di China dengan kepemilikan saham 50,1 persen.


Baru kemudian ada General Motors China sebesar 44 persen, dan sisanya Guangxi Automobile Group (Wuling) dengan 5,9 persen saham.

Fakta lainnya mengenai pendatang baru asal China ini, mereka sudah memastikan bakal memiliki pabrik seluas 60 hektar di Greenland International Industrial Center (GIIC), Block BA No 1 dan 2 Sukamahi, Cikarang Pusat, Bekasi, Jawa Barat, yang pembangunannya rampung tahun ini.

3 dari 4 halaman

Pembagiannya, 30 hektar untuk pabrik, dan 30 hektar lainnya untuk Supplier Park.

Nantinya, setelah resmi beroperasi, kapasitas produksi maksimal pabrik SGMW mencapai 150.000 unit per tahun.

Pembangunan pabrik di Indonesia ini dianggap sebagai langkah strategis, di mana tidak hanya untuk pasar dalam negeri, tetapi juga menjadikannya basis ekspor untuk pasar Asia Tenggara.

Berbicara produk, pihak SGMW menjanjikan kalau setelah pabriknya beroperasi, produk andalannya di segmen multi purpose vehicle (MPV), yang digadang-gadang menjadi penantang Avanza dan Xenia, akan diperkenalkan tahun ini juga.

Sampai saat ini, pembangunan pabrik dikatakan sesuai dengan jadwal.

Perusahaan yang dipimpin oleh Xu Feiyun dalam struktur manajemen di Indonesia ini, berjanji membuka 3.000 lapangan pekerjaan.

Ini terbilang cukup, untuk menutupi dosa General Motors yang sebelumnya harus merumahkan ratusan pekerjanya pasca-penutupan pabrik di Pondok Ungu.

Sampai saat ini, pihak SGMW belum membuka informasi mengenai tingkat kandungan lokal dalam negeri (TKDN) produk perdananya tersebut.


Tapi yang jelas, Wuling Motors mengaku telah bekerja sama dengan sekitar 20 produsen komponen lokal.

Kemudian, mereka juga membawa 15 pemasok komponen yang akan menempati Supplier Park, yang lokasinya ada di kawasan pabrik sebagai strategi lokalisasi.

4 dari 4 halaman

Lalu di masa mendatang, Wuling mengaku akan terus melakukan kerja sama dengan lebih banyak produsen komponen lokal.

PIhak SGMW juga menjanjikan 50 diler sudah dibangun dan tersebar di seluruh Indonesia, bersamaan dengan peluncuran produk baru.

Strategi dilakukan demi menepis stereotip negatif, yang sudah melekat lama untuk merek China di dalam negeri, yang miskin jaringan layanan purna jual atau gerai.

Kompas.com

Selanjutnya